AS Kucurkan Dana Pengembangan Satelit yang Bisa Tembakan Laser ke Bumi, Mirip di Film James Bond

Satelit Icarus dalam film James Bond “Die Another Day” (2002) memperlihatkan serangan dari luar angkasa ke permukaan Bumi menggunakan sinar laser, yang mana energi laser didapatkan dari pengumumpulan energi matahari menggunakan cermin raksasa di orbit. Fiksi sudah pasti, namun bukan tak mungkin ide dalam film tersebut bakal teralisasi, pasalnya Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengangapnya sebagai sesuatu yang potensial untukd diwujudkan.

Baca juga: Rusia Punya Peresvet System – Senjata Laser yang Mampu ‘Membutakan’ Satelit di Ketinggian 1.500 Km

Dipandang dapat menciptakan keunggulan taktis dan strategis di masa depan, Pentagon telah mengucurkan dana awal pengembangan senjata laser bak satelit Icarus.

Seperti dikutip Farmingdale Observer (27/4/2025), US Space Force punya obsesi untuk meluncurkan satelit revolusioner yang akan mengumpulkan energi matahari di luar angkasa dan memancarkannya ke lokasi mana pun di Bumi. Teknologi inovatif ini, yang dikembangkan oleh perusahaan asal AS Aetherflux, merupakan kemajuan signifikan dalam produksi dan transmisi energi terbarukan yang tampak seperti berasal dari fiksi ilmiah.

Aetherflux telah mendapatkan pendanaan Seri A senilai $50 juta dari Pentagon untuk mengembangkan konstelasi satelit modular yang mampu ‘memanen’ energi matahari di luar angkasa dan mentransmisikannya ke Bumi. Tidak seperti konsep sebelumnya yang membayangkan panel surya besar di orbit geostasioner, Aetherflux mengusulkan jaringan satelit modular yang lebih kecil di orbit Bumi rendah. Pendekatan ini memungkinkan evolusi teknologi bertahap dan peningkatan sistem berkelanjutan.

Satelit Icarus

Inti inovasi terletak pada metode transmisi energi, ketimbang menggunakan teknologi gelombang mikro tradisional, Aetherflux berencana untuk menggunakan laser beam inframerah untuk mentransfer energi yang ditangkap ke Bumi dengan presisi yang belum pernah ada sebelumnya.

Teknologi ini menyerupai konsep yang digambarkan dalam film mata-mata, di mana platform orbital dapat mengarahkan energi ke lokasi tertentu secara global ke permukaan Bumi.

Sebagai langkah awal, satelit demonstrasi pertama, yang dikembangkan bekerja sama dengan Apex, dijadwalkan untuk diluncurkan dengan misi SpaceX pada tahun 2026. Satelit kelas kilowatt ini akan menguji kelayakan teknologi ini dengan mentransmisikan energi kembali ke Bumi, menyediakan data penting untuk penyempurnaan sistem dan peningkatan kapasitas.

Salah satu tantangan utama yang harus dihadapi para insinyur adalah manajemen energi selama periode tanpa sinar matahari. Karena satelit akan berada di orbit Bumi rendah daripada posisi geostasioner, yang mana satelit akan mengalami interval kegelapan yang teratur, yang membutuhkan solusi inovatif untuk produksi energi berkelanjutan.

US Space Force Mulai Uji Coba ‘Meadowlands’ – Sistem Jammer Satelit Terbaru dari L3Harris Technologies

Kemajuan teknologi ini telah menarik minat yang signifikan dari para astronom yang mempelajari fenomena kosmik menggunakan alat observasi canggih seperti Teleskop James Webb. Para ilmuwan tengah mempertimbangkan bagaimana sistem transmisi energi ini dapat memengaruhi pengamatan astronomi dan apakah mereka berpotensi memanfaatkan teknologi serupa.

Departemen Pertahanan AS telah mengakui pentingnya strategis teknologi ini, yaitu dengan memberikan dukungan finansial kepada Aetherflux untuk menunjukkan transmisi energi dari orbit Bumi rendah.

Energi surya berbasis luar angkasa tidak hanya mewakili kemajuan teknologi tetapi juga solusi potensial untuk tantangan global yang mendesak.

Dalam film “Die Another Day”, satelit Icarus mengumpulkan energi matahari menggunakan cermin raksasa di orbit, kemudian memfokuskan energi tersebut menjadi semburan laser yang sangat kuat, dan menembakkan sinar tersebut ke Bumi, bisa digunakan untuk menghancurkan sasaran seperti pasukan, tank, bahkan membuat jalur untuk invasi.

Dalam alur cerita, Icarus awalnya diperkenalkan sebagai proyek damai (untuk membantu pertanian global dengan sinar matahari tambahan), tapi ternyata digunakan sebagai senjata strategis oleh antagonis utama, Gustav Graves (yang ternyata adalah Kolonel Moon dari Korea Utara). (Gilang Perdana)

Mirip Skenario ala ‘James Bond’, Ilmuwan Cina Ungkap Peran Kapal Selam dan Senjata Laser untuk Atasi Starlink

4 Comments