ARNEX 2021 Dimulai, Inilah Profil Delapan Kapal Perang yang Unjuk Kemampuan di Perairan Sumatera Utara

Berlangsung 1-3 Desember 2021 di Perairan Belawan, Sumatera Utara, Armada Pasifik Rusia bersama-sama dengan angkatan laut negara-negara di Asia Tenggara, menggelar latihan bersama yang diberi tajuk ARNEX 2021. Duta Besar Rusia untuk Asia Tenggara Alexander Ivanov mengatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Baca juga: Kapal Perusak Admiral Panteleyev, Pendamping Kapal Penjelajah RNS Varyag dalam Lawatan ke Indonesia

Setidaknya ada delapan kapal perang utama yang dilibatkan dalam ARNEX 2021, beberapa diantaranya tak asing lagi bagi netizen di Indonesia.

Armada Pasifik Rusia sendiri memboyong kapal perusak Admiral Panteleyev. Kapal perusak dengan bobot mati 7.900 ton ini memang speasialis ditempatkan di Armada Pasifik dan sudah beberapa kali melakukan kunjungan persahabatan ke Indonesia. Diantara kapal perang peserta ARNEX 2021, Admiral Panteleyev menjadi yang terbesar dari aspek bobot. Dan berikut adalah profil dari delapan kapal perang yang hadir dalam ARNEX 2021.

1. Kapal Perusak Admiral Panteleyev (Rusia)
Merujuk ke sejarahnya, kapal ini mulai dibangun pada 24 Mei 1987 dan resmi masuk kedinasan Armada Pasifik Rusia pada 1 Mei 1992. Bekal persenjataan yang dibawa Admiral Panteleyev terdiri dari 2×4 rudal anti kapal selam SS-N-14, 8 rudal hanud SA-N-9 dengan vertical launchers, 2 pucuk meriam 100 mm, 4 pucuk kanon CIWS AK-630 kaliber 30 mm, 2×4 peluncur torpedo 533 mm (Type 53) dan seperti yang terpasang di korvet Parchim Class TNI AL, kapal perusak ini juga mengusung 2 pucuk peluncur roket anti kapal RBU-6000.

Dari spesifikasi, Admiral Panteleyev disokong propulsi Combined Gas Turbine and Gas Turbine (COGAG) yang terdiri dari empat unit mesin turbin gas yang dapat menghasilkan tenaga 120.000 hp. Dengan mesin turbin, kapal dengan panjang 163 meter dan lebar 19 meter ini dapat ngebut sampai kecepatan 35 knots. Admiral Panteleyev dapat menjelajah sampai 19.400 km pada kecepatan ekonomis 14 knots.

2. Korvet RSS Vigour (Singapura)
Termasuk dalam korvet Victory Class yang dibangun oleh Singapore Technologies (ST) Marine. AL Singapura mengoperasikan 6 unit Victory Class – RSS Victory, RSS Valour, RSS Vigilance, RSS Valiant, RSS Vigour dan RSS Vengeance. Seberapa canggih Victory Class? Senjata utama pada haluan adalah meriam reaksi cepat OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun. Sementara untuk melawan serangan udara, kapal perang ini punya peluncur VLS (Vertical Launching System) 2×8 cell rudal Rafael Barak.

Jika sasaran yang dihadapi kapal perang yang ada di balik cakrawala, maka yang diandalkan adalah 4 rudal anti kapal Harpoon. Khusus melawan kapal selam, juga tersedia torpedo A244S Mod1 yang diluncurkan dari 2 peluncur triple tube. Lain dari itu, sudah tersedia empat dudukan untuk senapa mesin berat kaliber 12,7 mm.

Dapur pacu Victory Class disokong mesin 4× Maybach MTU 16 V 538 TB93 high speed diesels coupled to 4× shafts. Dari mesin tersebut dapat dicapai kecepatan maksimum 37 knots dan kecepatan jelajah 18 knots. Dalam kondisi bahan bakar penuh, korvet ini dapat berlayar sampai 7.400 km pada kecepatan jelajah. Meski tergolong masih sangat memadai dalam aspek persenjataan dan perangkat pendukungnya. Kementerian Pertahanan Singapura sejak 2018 sudah pasang kuda-kuda untuk mengganti Victory Class.

3. Korvet KD Lekiu (Malaysia)
Lekiu Class, keluarga kapal perang ini terdiri dari dua unit, yakni KD Lekiu 30 dan KD Jebat 29. Kapal perang ini dibuat oleh galangan Yarrow Shipbuilders, Glasgow, Inggris. Dari segi usia korvet dengan bobot 2.270 ton ini juga tak terlalu muda, sebab pertama KD Lekiu dan KD Jebat diluncurkan pada periode 1994 – 1995.

Secara umum, dari segi persenjataan, Lekiu Class banyak kemiripan dengan korvet Bung Tomo Class yang juga buatan Inggris. Yang menarik justru frigat ini mengadopsi kanon multi purpose Bofors 57mm. Sebagai elemen anti serangan udara, dibekali 16 peluncur rudal Sea Wolf, 2 kanon DSM30 REMSIG, dan untuk rudal anti kapalnya adalah 8 peluncur MM40 Exocet blok II, dan torpedo A244S, tipe torpedo yang juga digunakan pada SIGMA Class. Dengan bekal mesin diesel 4 × MTU 20V 1163 TB93 Twin shafts dapat dicapai keceatan hingga 28 knot. Sementara jarak tempuh operasinya mampu hingga 9.300 km. KD Lekiu diawaki 146 awak dengan 18 perwira.

4. Frigat VPNS Ly Thai To – Gepard Class (Vietnam)
Frigat Gepard Class (Project 1166.1) meski dibangun oleh Rusia, namun pengguna terbesarnya jusru Vietnam (enam unit). AL Rusia kini mengoperasikan dua unit Gepard Class untuk memperkuat armada di Laut Kaspia. Frigat ini dilengkapi rudal anti kapal Kh-35E. Rudal ini digadang dengan jangkauan 200 km ini dipercaya dapat menghancurkan sasaran kapal dengan bobot 5.000 ton.

Untuk peran pertahanan udara (hanud) jarak dekat, ada dua kanon reaksi cepat (Close In Weapon System/CIWS) AK-630 kaliber 30 mm. Sistem CIWS dipasok oleh Palma anti-aircraft gun system dengan teknologi Sosna-R SAM, sementara sistem pengendali temnakan 3V-89. Palma dapat melindungi kapal terhadap seragan rudal jelajah dan bom udara berpemandu. Itu saja belum cukup, di frigat ini ada rudal hanud Osa-M yang sistem kendalinya penembakannya dipasok oleh Palma.

Frigat dengan sokongan mesin berteknologi combined diesel or gas (CODOG) ini dapat melesat dengan kecepatan 28 knots. Dengan bahan bakar penuh, frigat dengan panjang 102,14 meter dan lebar 13,09 meter ini dapat mengrung sejauh 7.000 kilometer pada kecepatan jelajah 10 knots.

5. Frigat UMS Kyan sittha (Myanmar)
Cukup mengejutkan, bahwa Myanmar ternyata sudah mampu membangun frigat dengan desain semi stealth. Inilah UMS Kyan sittha – Kyan Sittha Class. Frigat dengan bobot 3.000 ton ini menggabungkan berbagai suite elektronik dan sistem persenjataan dari India, Cina dan Rusia.

Dibangun oleh Myanmar Naval Dockyard, Kyan Sittha Class mengusung beraga persenjataan gado-gado barat dan timur – yaitu 1 × Oto Melara 76 mm naval gun, 3 x NG-18(H/PJ-13) 6-barrel 30 mm CIWS, 2x 14,5 mm Gatling Guns, 8x rudal anti kapal C-802, 6x turret-mounted Igla-S(SA-24) SAM (reloadable), 2x triple torpedo launchers for Shyena torpedoes, 2x RBU-1200 anti-submarine rocket launchers(total of 36 rockets in storage) dan 2x Large Depth Charge (LDC) throwers. Kyan Sittha Class punya panjang 108 meter dan lebar 13,5 meter dan ditenagai propulsi CODAD (Combined diesel and diesel).

6. OPV KDB Daruttaqwa (Brunei Darussalam)
KDB Daruttaqwa merupakan kapal keempat dan terakhir dari kapal patroli lepas pantai Darussalam Class. Dibangun oleh Lürssen Werft, Jerman, OPV ini punya kemiripan desain dengan OPV Arafura Class yang akan dioperasikan AL Australia. OPV ini dipersenjatai kanon 1× Mauser BK-27, kanon 2 × Oerlikon 20mm/85 KAA dan rudal anti kapal 4× Exocet MM40 Block 3 (optional).

7. Frigat HTMS Kraburi (Thailand)
Masuk sebagai bagian dari keluarga frigat Type 053 buatan Cina. Jenis frigat dengan propulsi CODAD ini juga digunakan oleh Mesir, Bangladesh dan Nyanmar.

8. Frigat KRI RE Martadinata (Indonesia)
Saat ini menyandang sebagai kapal perang tercanggih di arsenal TNI AL. bekal senjata yang melekat baru meriam reaksi cepat Oto Melara 76/62 Super Rapid gun dan radar intai udara permukaan jenis Thales Smart –S MK2. Kemudian ada satu pucuk kanon CIWS (Close In Weapon System) Rheinmetall Millennium 35 mm pada bagian depan anjungan.

Sementara sistem hanud andalan adalah rudal VLS Mica dan rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet, kedua senjata ini merupakan produksi MBDA, Perancis. Kapal ini memiliki spesifikasi panjang 105,01 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 4,23 meter, full load 5,72 meter, dengan bobot penuh 2.946 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 28 knots. (Gilang Perdana)

10 Comments