Army 2021: Rusia Raih Ekspor Senjata Senilai 2 Miliar Euro, Termasuk Penjualan Perdana CIWS Palma Naval
|Kinerja penjualan alutsista suatu negara sedikit banyak dapat diukur saat digelarnya pameran industri pertahanan, seperti Army 2021 International Military-Technical Forum (22-28 Agustus) yang telah selesai digelar di Moskow, dari 70-an negosiasi yang telah dilakukan bersama mitra asing, Rosoboronexport JSC selaku agen resmi penjualan alat militer dan pertahanan Rusia, mewartakan telah meraih 20 kontrak ekspor persenjataan senilai 2 miliar euro.
Baca juga: Palma Naval, Sistem Hanud Hybrid Kombinasi Rudal SHORAD dan Kanon CIWS
Dari siaran pers yang diterima Indomiliter.com (30/8/2021), item persenjataan yang berhasil dijual ke pasar ekspor memang sudah tak asing. Diantaranya adalah jet tempur Sukhoi Su-30, helikopter serang Mi-35P, Mi-171SH dan Mi-17V-5, sistem hanud Pantsir-S1, rudal anti tank Kornet-EM, senjata untuk kapal permukaan dan kapal selam, senjata kecil dan jarak, sampai berbagai amunisi.
Alexander Mikheev, Director General of Rosoboronexport mengatakan, satu yang menarik dari semuanya adalah untuk pertama kalinya sistem hanud Palma Naval CIWS (Close In Weapon System) akan dipasang di kapal perang asing. Khusus tentang Palma Naval, masuk kategori anti-aircraft gun-missile (AAGM). Palma Naval merupakan produksi High Precision Systems (anak perusahaan Rostec).
Disebutkan sistem senjata ini telah melampaui serangkaian uji coba di 12 jenis kapal perang dan sertifikasi pun telah diraih. Sejak 2011, serangkaian uji coba instalasi dan penembakan telah dilakukan pada kapal perang dengan bobot 250 ton sampai 5.400 ton. Sumber dari High Precision Systems menyebut 10 unit Palma Naval kini sudah dioperasikan penuh oleh AL Rusia.
Pada bagian atas kubah Palma Naval disematkan modul beragam sensor optronic yang terdiri dari TV system, thermal imaging channel, laser range finder with beam deviation device, missile control laser-beam channel dan climate control device.
Palma Naval menghadirkan solusi hanud hybrid yang terdiri dari dua pucuk kanon model GSh-30K dengan enam laras putar, dan delapan peluncur rudal hanud. GSh-30K sanggup memuntahkan 6.000 proyektil dalam satu menit. Dalam sistem kubahnya dapat menampung 1.500 peluru yang siap ditembakan dalam moda CIWS.
Bicara jenis rudal, Palma Naval yang dirancang Nudelman Precision Engineering Design Bureau menggunakan rudal hanud jarak pendek, persisnya mengadopsi jenis rudal Sosna-R. Rudal hanud yang kini juga dikembangkan pada platform ranpur BMP-3 (Sosna Air Defence System) ini, punya jarak tembak sampai 10 km dan ketinggian luncur 5 km. Dengan bobot per rudal mencapai 30 kg, 7 kg diantaranya adalah berat hulu ledak. (Gilang Perdana)
Bismillah dari ulasan sebelumnya… “Apakah Indonesia yg memesan? Sama kayak AU-220 M yg tau2 udah ke pasang di KRI kita?.” Mari saudaraku semuanya semoga tahun 2021 sampai 2035 kedepan Palma Naval ini sudah TNI.AL adopsi dalam KRI KRI TNI.AL
Delegasi IDN di army 21 mungkin cuman bisa geleng geleng pala ma nelen ludah aja disana.
Hhhhhh
Gmn nie hasil riset dan pengembangan alusista dlm negri selain kapral sptinya yg lain lg puasa lamaaa bget beritanya..
Tuk kaprang berita terkait tkdnnya mana, macet jg y sptinya spti sblm sblmnya.
Geli hhhhhhh
Artinya alutsista buatan Rusia makin digemari dan makin bertambah peminatnya ya bung Admin. Termasuk pendatang baru si Turkey yg tetap kukuh utk mendatangkan Batch ke dua dr sistem hanud S-400. Dan tak lupa negara India yg selalu menjadi pelanggan tetap alutsista Rusia. Selamat mengarang bualan baru lg buat genk pembual pasukan seeker ngadat dan frigate grigorovich mangkrak….😁😁😁
Itu CIWS Palma Naval makin tiada tandingnya di jagat CIWS ya bung admin. Semburan pelurunya ngeriiii….😁🤔
Sangat berharap PT Pindad bisa membuat autocanon.
Btul ituh
Batch baru Drone serang CH-4 China atau drone lain yaa..??😲😳
https://www.instagram.com/p/CTNuYb8B9zO/?utm_medium=copy_link
Yg mesan AU 220 M adalah menhan “ghaib” jaman dulu jika dilihat waktu kontrak efektif dan proses produksi + pengiriman yg biasa butuh beberapa tahun.
Jaman menhan Prabowo kemungkinan kecil dia mau beli senjata kapal bukan Barat.
Kita beli meriam AU-220M aman2 aja, ga kena caatsa.
Kalo beli su-35 knp kena caatsa? Kan sama2 produk rusia.
undang2 yg aneh & pilih2
Apakah Indonesia yg memesan? Sama kayak AU-220 M yg tau2 udah ke pasang di KRI kita?