Armada Laut Hitam Rusia Antisipasi Sabotase dengan Pengerahan Pasukan Lumba-lumba
Selain ancaman serangan dari drone laut (kamikaze), Armada Laut Hitam Rusia kini harus bekerja ekstra untuk melindungi aset yang ada pelabuhan Sevastopol. Betapa tidak, keberadaan pasukan katak (scuba diver) dari Ukraina menjadi ancaman yang layak diperhitungkan, pasalnya aksi sabotase bawah air dapat menyebabkan kerugian yang serius pada Angkatan Laut Rusia.
Baca juga: Lindungi Lanal Tartus di Suriah, AL Rusia Kerahkan Mamalia untuk Tangkal Sabotase
Terkait dengan antisipasi penyusupan dari pasukan katak Ukraina, Angkatan Laut Rusia disebut-sebut telah memperkuat pasukan (squad) lumba-lumba anti penyelam. Menurut laporan yang dikeluarkan pada 23 Juni 2023 oleh UK Defence Intelligence Agency, Rusia tengah meningkatkan keamanan di Pelabuhan Sevastopol dengan memperkuat jumlah penjaga lumba-lumba yang dilatih untuk mendeteksi dan melawan setiap serangan dari bawah air.
Dikutip dari divernet.com (26/6/2023), disebutkan AL Rusia telah berinvestasi dalam peningkatan besar keamanan pangkalan Laut Hitamnya di Krimea yang diduduki sejak musim panas 2022, terlebih dalam beberapa pekan terakhir pengamanan ditingkatkan seiring gencarnya serangan balik dari Ukraina.
UK Defence Intelligence Agency memiliki foto-foto udara dari pangkalan Sevastopol yang menunjukkan hampir dua kali lipat (diduga) terdapat kandang mamalia terapung yang dianggap “sangat mungkin” menampung lumba-lumba hidung botol yang terlatih. Pertahanan yang ditingkatkan juga mencakup setidaknya empat lapis jaring dan penopang di pintu masuk pelabuhan.
Di perairan Arktik, Angkatan Laut Rusia juga diketahui menggunakan paus beluga dan anjing laut untuk keperluan militer. Mamalia laut tersebut dilatih untuk berbagai misi selain melawan penyelam musuh.
Serangan balasan Ukraina telah menargetkan infrastruktur di dekat Krimea dalam mengejar tujuannya untuk mengembalikan semua tanah yang diduduki Rusia ke dalam kendalinya. Armada Laut Hitam Rusia dalam hal ini menjadi target utama pasukan khusus Ukraina atau serangan drone.
Sejak era Uni Soviet, mamalia laut terlatih telah ditempatkan di Sevastopol hingga keruntuhan Soviet pada tahun 1991. Kemudian program tersebut dilanjutkan secara diam-diam oleh angkatan laut Ukraina. Disisi lain, Rusia juga melakukan hal yang sama, utamanya setelah menduduki Krimea pada tahun 2014. Bahkan lumba-lumba terlatih dikerahkan Rusia di Tartus, Suriah pada tahun berikutnya.
Praktik melibatkan mamalia laut ke dalam militer bukanlah hal yang unik di Rusia – Angkatan Laut AS telah melatih lumba-lumba dan singa laut sebagai rekan satu tim untuk pelaut dan marinir sejak tahun 1959 dan mengerahkan mereka pada Perang Vietnam. Program penggunaan mamalia laut untuk menghadapi ancaman bawah laut didasarkan pada pesisir Pasifik, tempat terdapat pangkalan militer Point Loma di San Diego.
Baca juga: Norinco CS/AR1 55mm – Roket Anti Sabotase Bawah Air, Musuh Besar Bagi Pasukan Katak
AS selalu menyangkal melatih lumba-lumba untuk membunuh, dan beberapa ahli menggambarkan “prajurit lumba-lumba” sebagai tidak dapat diandalkan. Namun, sejarawan angkatan laut Prof Andrew Lambert dari King’s College London mengatakan bahwa karena lumba-lumba beradaptasi dengan sangat baik untuk berburu di bawah air, mereka “ideal untuk membunuh penyelam manusia… cepat, pintar, dan kuat… setiap penyelam di pelabuhan pada malam hari akan menjadi target.” (Gilang Perdana)
Mereka dilatih untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, dan menemukan objek atau individu yang mencurigakan di dekat pelabuhan dan kapal.
tolong d jelaskan juga cara ngebunuh penyelam asing nya gimana ni si lumba2 pake senjata apa bawa bom apa gimana ?