Arhanud TNI AD Laksanakan Uji Tembak RBS-70 MK2 di Baturaja
|Sosok rudal VSHORAD (Very Short Range Air Defence) buatan Swedia ini memang tak muda lagi di Indonesia, maklum generasi terakhir yang dibeli Indonesia adalah tipe RSB-70 MK2 adalah hasil pengadaan di dekade 80-an. Namun jangan anggap sepele RBS-70, justru rudal produksi Saab ini masih sangat diandalkan oleh satuan Arhanud TNI AD. RBS-70 masih mendapat kepercayaan tinggi, dibutkikan dari deploy rudal ini bersama radar Giraffe 40 difungsikan sebagai perangkat pertahanan pada salah satu ajang penting berskala internasional di Bali beberapa tahun lalu.
Baca juga: Lifetime Extend, Jurus Saab Optimalkan Rudal RBS-70 MK2 Hingga 30 Tahun
Bahkan karena masih dipercaya oleh user, pada Indo Defence 2014, stock rudal RBS-70 MK2 yang hampir habis masa aktifnya mendapatkan program LTE (Lifetime Extend). Sebagai mitra Saab dalam proyek LTE ditunjuk BUMN Strategis PT Pindad. Standar normal lifetime rudal RBS-70 MK2 adalah 30 tahun. Akan tetapi untuk menjamin kinerja optimal, pada tahun ke-15 perlu dilakukan LTE agar masa 30 tahun dapat dicapai.
Dan sebagai ajang pembuktian, pada ajang Latihan Antar Cabang TNI AD 2017 di Baturaja, Sumatera Selatan yang berlangsung bulan Agustus ini, Arhanud TNI AD dijadwalkan akan melangsungkan beberapa kali sesi uji coba penembakkan rudal RBS-70 MK2. Dari informasi yang kami himpun, di Latihan Antar Cabang 2017 akan ada tiga kali sesi uji tembak dengan menggunakan sasaran berupa drone. Uji tembak pertama pada 8 Agustus, kedua 10 Agustus dan puncaknya pada 12 Agustus 2017. Untuk rudal yang digunakan dalam sesi uji tembak di Baturaja, masih memakai rudal RBS-70 MK2 yang langsung didatangkan dari Swedia.
Baca juga: RBS-70 NG – Menjajal Simulator Rudal Hanud Supersonic Berpemandu Laser
Paket LTE pada RBS-70 MK2 mencakup penggantian lima atau enam komponen. Namun secara keseluruhan pada mid life test ada lebih dari 100 check point. RBS-70 MK2 dengan pengendali laser dapat menghajar sasaran hingga jarak 7.000 meter, sementara ketinggian luncur maksimum rudal MANPADS (Man Portable Air Defense System) ini mencapai 4.000 meter.
Dengan material yang sifatnya mudah dibongkar pasang, RBS-70 dapat disiapkan dalam waktu tempur sekitar 30 detik, dan waktu reload 10 detik. Bahkan waktu reaksinya mencapai 8,5 detik. Dengan kecepatan luncur rudal mencapai Mach 1.6, RBS-70 MK-2 mempunyai kemungkikan perkenaan pada target antara 70 – 90 persen. Dalam sesi uji tembak RBS-70 MK2 di Baturaja dilaksanakan oleh personel dari Batalyon Arhanudri 2 Divisi Infantri 2 Kostrad yang berkedudukan di Malang, Jawa Timur.
Baca juga: ReVISOR – Bukti ToT, Inilah Radar Intai RBS-70 NG Produksi Ceko
Dengan beragam kehandalannya, RBS-70 terbilang rudal SHORAD yang laris dipasaran, tercatat ada 18 negara yang menggunakan rudal ini, yakni Swedia, Australia, Argentina, Bahrain, Brasil, Ceko, Finlandia, Jerman, Indonesia, Iran, Irlandia, Latvia, Noorwegia, Pakistan, Singapura, Thailand, Tunisia, dan Uni Emirate Arab. Di Indo Defence 2016, Saab telah menampilkan simulator RBS-70NG, jenis rudal termutakhir dari varian RBS-70 yang berpotensi kuat diakuisisi TNI AD di masa mendatang. (Haryo Adjie)
Jelaslah jadi andalan, adanya cuman itu doank, selain beberapa qw2 atau starstreak dan mistral… Lain ceritanya jika arhanud adri memiliki s-350 atau yg sekelas itu. Ketimbang ora ana, yo sing ana dianggo wae..
s300 maksudnya???? kalau s300 sudah tidak dibuat. kalaupun dikasih bekas pakai. jadi harus s400 atau s 500.
@adi
Yg d katakan bung morko44 itu memang bneran ada bung barangny, S 350E Vityas.. Medium SAM generasi baru pengganti S300 seri lama.. cuma barangny blm bisa d order, msh Test status
rudal s300 tdk ada baru. almaz antey 1200 & almaz antey 2500yg ditawarkan cuma retrofit doang.
tp sayangnya pd presentasikita utk jualan lygarion bbbrp hari lalu baik kopaskhas maupun kohanudnas sbg pemegang tupoksi utk long range sam lbh condong pd us platform artinya bisa jd patriot ato thaad
@d’boys
Tapi bukan “vityas berapi” kan mas boy…
@ayam jago,
bung,..jd s300/s400 emng dh gak peluang sama sekali di sini??…knapa ya’?..apa krn mslah integrasi ny dgn radar2 TNI??…
patriot itu mahal bngt loh..apalagi thaad,..ap sanggup kita beli?..di korea aja sempet diributin kan,..gara2 cost penggelarannya. cuman negara kaya aja yg sanggup beli, klo gak salah, baru UEA yg punya thaad.
@dboys
Betul sekali, S-350 itu sendiri adalah hasil pengembangan lebih lanjut dari korsel kn-sam. Dengan konsep penggelaran swagerak, hingga dpt dengan cepat dipindahkan. Nasam sayangnya hanya murni mendayagunakan rudal aam sbg sam, akibatnya tentu jangkauan melorot drastis.. Walau secara konsep benar, tp tanpa penambahan roket booster, hasilnya ya spt itu.
mantap pada ngebahas vityaz. nasams punya dedicated sam sendiri yaitu essm2. essm dgn kpabilitas sensor selengkap amraam aim-120d sprt active radar homing seeker, electrooptical dn clos via datalink.
kembaran vityaz yaitu km-sam jg prnah disodorkan dlm proyek merad sam yg dimenangkan nasams ttp tdk lolos ke fase tender krn tdk memenuhi prsyaratan yg diinginkan oleh kohanudnas yaitu fire & forget. baik km-sam maupun vityaz msh semi active radar homing
@ayam jago
Tidakkah S-300 itu sendiri terdiri dari 3 rudal berbeda dgn sistem kendali yg terdiri dari sarh dan juga arh dengan laser proximity fuze pada satu sistem peluncuran aka ketiga rudal berbeda tsb, dirancang agar dpt diluncurkan dari satu tabung dngn tetap mendayagunakan telar dan stasiun radar yg sama (ada perbedaan untuk rudal jenis ketiga).
Merujuk pada kenyataan tsb, baik S-350 maupun kn-sam tentu akan memperoleh rudal berpandu arh pada akhirnya.
Terutama jika biaya pembelian, perawatan, pemeliharaan bisa jadi lebih murah,
Kecuali jika nasam dibeli dgn rencana jangka panjang untuk bisa membuat pula semacam nasam namun meluncurkan rudal aam sukhoi yg tentu juga dimiliki oleh auri.
Jadi pindad ditunjuk oleh saab untuk program LTE RBS 70mk2 saja ? apa ada TOT dari saab selain LTE ini ?gimana perkembangan gyro optik fiber yang dikembangkan mahasiswa apa kelanjutannya ? Hmm banyak ya pertanyaan nya hehehe admin atau sesepuh bisa menjawab 🙂
@Turangga: ToT selain LTE RBS70 MK2 statusnya sedang dalam bahasan kerjasama antara Pindad dan Saab, yang kelanjutannya berpulang pada nilai pengadaan itu sendiri, semisal rencana pembelian RBS70 NG dan Giraffe 1x. Jadi ToT tentu saja terkait dengan nilai pengadaan alutsista, sementara utk LTE pointnya bukan pengadaan baru.
mw uji coba SAM MEDIUM G PUNYA….PUNYA CUMA SHORAD…..
PIYE JAL ?????…
nasams sdh menang atuh. kontraknya belum tau
indonesia darurat Manpads made in Pindad krn itu darurat T.o.T RBS-70 NG dan RBS-15 MK3 & Starstreak
Swedia sendiri mau mengganti RBS 70 mereka dgn peluncur darat IRIS-T. Lalu jika itu benar, berarti senjata ini sudah usang, makannya belakangan ini baru mau di TOT. Kelemahan SAM ini yaitu keceptannya yg hanya mach 1,6 , kecuali misil BOLIDE-nya yg sampai mach 2. Yg saya mau tanya, apakah kita dapat TOT full, mengingat Swedia sendiri sudah mau memensiunkannya? Kalau jadi, yg di TOT itu yg mark 0 atau yg BOLIDE?
bolide akan dibeli. drat kontraknya lg dipersiapkan. masalah kontraknya kapan ane tdk tau krn pembelian bbrp alutsista memang mengalami penundaan
tot untuk kontrak bolide cuma casing & integrasi doang
Bung ayam jago, moso tot cuma casing dan integrasi. Kapan kita bisa mandiri rudal nih?? Jangan2 buat peluru RPG 7 jg belum bisa nih.
@ayam jago
wah kalau untuk Merad Bamse masi diatas thn 2020 yah bung kemungkinan dibeli?
Kalau untuk rudal vshorad menurut bung lebih bagus sistemnya force shiled dgn rudal Startreak atau Girafde dgn rudal BoLIDE nya??
jadi uji cobanya sukses atau fail
Ada penundaan uji tembak, karena akan ditinjau langsung oleh Petinggi TNI AD.
kok cuma 1,6 mach. Itu untuk pespur sekelas generasi 4 sulit ngerjar dong yang kecepatannya sudah rata2 diatas 1,6 mach
Ga juga sih, karena utk target low level tidak mungkin terbang pake supersonic, kebanyakan di ketinggian rendah cukup dengan subsonic
ya ya ya. katanya yg NG juga sudah diatas 2 mach. Mudah-mudahan kita bisa beli dan sekaligus bisa ToT seperti pembelian starstreak yang sudah 3,5 mach, walau sampai saat ini saya belum tahu ToT-nya dibidang mananya.
Kecepatan 1.6 mah udah cukup. Target tidak hanya pesawat, tapi bisa heli juga. Lagian belum pernah liat pesawat saat operasi di ketinggian rendah pake full speed, gila aje. Full speed mah diketinggian. Kecuali itu pesawat emang mau demo flypass lewat doang
Harus dibeli ini rudal bolide terbaru SAAB unt tot….. juga giraffe terkini… walaupun arsenal arhanud tni ad sdh sktr 1000 rudal shorad qw3+starstreak+cobra+mistral
@ardino
doktrin tni au dimana pespur dicegat atawa dijatuhkan oleh pespur didukung merad sam sedangkan fungsi long range sam difokuskan menjatuhkan misil balistik maupun jelajah. untuk soal ini patriot lbh baik drpd s300 begitu jg dgn thaad lbh baik drpd s400
dari sisi harga jelas yg paling murah patriot. plus kenyataan bahwa utk integrasi misil sprt s300/400 ke platdorm radar & telekomunikasi nato butuh minimum dana usd 45-75 juta