Antisipasi Serangan Oreshnik, Angkatan Darat AS Kembangkan “Dark Eagle” – Sistem Anti Rudal Balistik dengan Kecepatan Mach 17
|Serangan rudal balistik jarak mengenah alias intermediate-range ballistic missile (IRBM) dengan hulu ledak hipersonik MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicles) 9M729 Oreshnik (Kedr) ke Dnipo di Ukraina apda 21 November 2024, telah meningkatkan antisipasi tingkat tinggi bagi Amerika Serikat dan negara-negara NATO.
Penggunaan MIRV di Dnipo, meski tanpa hulu ledak nuklir, telah menyadarkan Washington, bahwa kemampuan lesat MIRV yang dilepaskan dari luar angkasa dengan kecepatan hipersonik, sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk dicegat (intercept) dengan sistem pertahanan udara (hanud) yang tersedia saat ini.
Berangkat dari kasus di Dnipo, Angkatan Darat AS (US Army) tengah menyiapkan sistem hanud anti rudal balistik terbaru yang diberi label “Dark Eagle”. Sistem hanud yang masih dalam tahap pengembangan ini, disebut nantinya dapat melampaui kemampuan sisten hanud canggih Rusia, seperti S-300V4, S-400 dan S-500 Prometheus
Dark Eagle adalah sistem rudal jarak hanud menengah yang terintegrasi dengan LRHW (Long-Range Hypersonic Weapon) All-Up-Round (AUR), yakni rudal hanud dengan basis memiliki rudal balistik dua tahap (two stage) yang dilengkapi dengan hulu ledak hipersonik luncur atau C-HGB (Common Hypersonic Glide Body) yang mampu mencapai kecepatan hingga Mach 17.
Pengujian sistem rudal ini, yang mencakup penempatan peluncur yang ditarik (towed launche) telah berlangsung di Cape Canaveral, menandai fase baru dalam pengembangan teknologi hipersonik.
Angkatan Darat AS berencana untuk mencapai kesiapan operasional penuh untuk sistem rudal ini dalam waktu satu hingga dua tahun. Rudal ini diharapkan akan ditempatkan di Jerman atau di area MRBM (Medium-Range Ballistic Missile) yang telah ditentukan untuk melawan ancaman seperti rudal Oreshnik dari Rusia.
Dengan hulu ledak C-HGB yang mampu mencapai kecepatan antara 3000 dan 3700 meter per detik pada ketinggian di bawah 50 km, Dark Eagle dirancang untuk menantang dan berpotensi melampaui kemampuan sistem pertahanan udara S-300V4, S-400, dan S-500 Rusia.
Dark Eagle efektif pada ketinggian yang lebih rendah tetapi dapat kesulitan untuk mencegat hulu ledak hipersonik yang cepat dan dapat bermanuver.
Sistem Dark Eagle yang terintegrasi dengan LRHW AUR, dan sistem pertahanan udara S-300V4, S-400, dan S-500 Rusia, meskipun memiliki tujuan perlindungan yang sama terhadap ancaman balistik, berbeda secara signifikan dalam desain, teknologi, dan kemampuan intersepsinya.
Dark Eagle, dengan rudal balistik dua tahap danC-HGB, dirancang untuk mencapai kecepatan ekstrem Mach 17, sehingga membuat intersepsi menjadi sangat sulit di ketinggian di bawah 50 km. Sementara S-300V4, S-400, dan S-500 Rusia, meskipun termasuk di antara sistem pertahanan udara paling canggih di dunia, terutama dioptimalkan untuk mencegat rudal balistik dan pesawat di ketinggian yang lebih rendah, dalam rentang kecepatan yang lebih moderat.
Lindungi Jembatan Kerch, Rusia Gelar Sistem Hanud Rudal S-500 Prometheus di Krimea
S-300V4 dan S-400 tetap efektif terhadap ancaman subsonik dan hipersonik di ketinggian di bawah 50 km. S-500, sistem tercanggih Rusia, menggabungkan teknologi untuk mencegat rudal di ketinggian yang sangat tinggi, tetapi bahkan sistem ini mungkin kesulitan untuk melacak hulu ledak hipersonik yang begitu cepat dan dapat bermanuver di ketinggian yang lebih rendah.
Di sisi lain, Dark Eagle tampaknya dirancang untuk mengeksploitasi kelemahan ini, khususnya dengan melaju pada kecepatan dan ketinggian yang melampaui kemampuan sistem Rusia. Namun, di atas 80 km, S-500 dan sistem antirudal 53T6M dari A-235 lebih siap untuk mencegat ancaman di ketinggian tinggi.
Dinamika ini menempatkan sistem hanud anti rudal balistik AS dan Rusia dalam perlombaan teknologi untuk terus beradaptasi dan meningkatkan pertahanan mereka terhadap ancaman hipersonik. (Bayu Pamungkas)
Tandingi THAAD, Rusia Lindungi Moskow dengan Sistem Hanud S-500 Prometheus
Mungkin minta bantuan team superhero Avenger buat hadapi Rusia, baru ngeh sekarang 2 tahun kedepan apakah berhasil atau tidak, entahlah kenapa tak minta TOT dari om Putin saja buat percepatan, bilang saja ada ancaman dari Alien di Amrik