Anschütz Pasok Teknologi SYNTACS untuk Kapal Penyapu Ranjau KRI Pulau Fani 731 dan KRI Pulau Fanildo 732
|Setelah diluncurkan KSAL (saat itu) Laksamana TNI Yudo Margono di Galangan Abeking & Rasmussen, pada Selasa, 11 Oktober 2022, maka dalam waktu tidak lama lagi, Satuan Kapal Ranjau (Satran) TNI AL akan diperkuat dengan kedatangan kapal penyapu ranjau terbaru Frankenthal class – yaitu KRI Pulau Fani 731 dan KRI Pulau Fanildo 732.
Dibangun oleh Abeking & Rasmussen di Bremen, kapal penyapu ranjau generasi terbaru ini dipastikan bakal punya fitur dan fasilitas yang lebih canggih dari kapal penyapu ranjau andalan TNI AL saat ini, Tripartite class – KRI Pulau Rengat 711 dan KRI Pulau Rupat 712.
Nah, yang kerap menjadi pertanyaan dari netizen adalah sistem dan teknologi apa yang digunakan pada kapal penyapu ranjau terbaru buatan Jerman, KRI Pulau Fani 731 dan KRI Pulau Fanildo 732. Dan siapa perusahaan yang menjadi penyedia solusinya?
Anschütz dalam siaran pers di anschuetz.com (4/4/2023), menyebutkan bahwa Abeking & Rasmussen telah memilih Anschütz untuk merancang dan memberikan solusi terpadu untuk penanggulangan ranjau (MCM), komando dan kontrol, dan navigasi untuk pada kedua unit kapal penyapu ranjau pesanan Indonesia.
Dikabarkan, kapal pertama (KRI Pulau Fani 731), yang termasuk kapal paling modern dari jenisnya, saat ini berhasil menyelesaikan uji coba lautnya (sea trial).
Solusi terintegrasi yang dipasok oleh Anschütz terdiri dari Synapsis NX navigation and bridge systems yang terintegrasi dengan SYNTACS command and control system, aserta sonar pemburu ranjau yang canggih. Hal ini memungkinkan operasi mine countermeasures (MCM) dapat dilakukan dengan presisi, aman, dan efisien mulai dari inisiasi misi hingga keberhasilan misi.
“Sebagai integrator untuk MCM suite, command-and-control, dan sistem navigasi, kami telah merancang dan memberikan solusi terintegrasi yang meningkatkan kinerja dan keselamatan misi, serta merampingkan proses di atas kapal,” ujar Thomas Lehmann, sebagai yang memimpin unit bisnis Integrated Mission Systems di kedua kapal penyapu ranjau pesanan TNI AL.
Operasi anti ranjau yang efisien sangat penting untuk lalu lintas maritim yang aman dan perlindungan infrastruktur maritim. Modul perangkat lunak terbaru dikembangkan untuk SYNTACS menyediakan kemampuan yang diperlukan untuk merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, dan memantau misi MCM.
SYNTACS menyusun gambaran operasional yang komprehensif berdasarkan peta laut bahari dan sensor navigasi dan pengawasan di atas kapal. Berdasarkan gambar ini, modul MCM memungkinkan perencanaan dan penetapan area pencarian dan rute pencarian, baik secara individual maupun berdasarkan pola yang telah ditentukan.
Solusi MCM menampilkan pelacakan objek di atas dan di bawah air serta klasifikasi menurut MIL-STD-2525. Objek dan posisinya yang tepat terintegrasi pada gambar operasional umum dan dibagikan dengan setiap workstation di kapal, termasuk kapal lain secara real time.
SYNTACS dapat dipasang sebagai sistem yang berdiri sendiri atau terintegrasi dengan radar dan tampilan grafik elektronik (kapal perang) dan sistem informasi – electronic chart display and information systems (ECDIS/WECDIS). Ini memberikan navigasi satu atap dan perencanaan misi dengan antarmuka pengguna standar dan pengurangan persyaratan pelatihan.
Berdasarkan perangkat keras komersial dan perangkat lunak modular siap pakai, SYNTACS diklaim mewakili solusi yang hemat biaya, namun kuat untuk deteksi dan penanggulangan ranjau.
KRI Pulau Fani 731 dan KRI Pulau Fanildo 732 punya panjang lambung 61,4 meter dan lebar 11,1 meter. Kedua kapal tersebut didukung dengan peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air serta memiliki Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mengidentifikasi dan menetralisir ranjau.
Baca juga: Kemhan Buka Peluang Abeking & Rasmussen Pasok Kapal Hidrografi Samudera untuk TNI AL
Kedua kapal penyapu ranjau ini juga dilengkapi dengan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air, serta akan dilengkapi dengan Unmanned Surface Vessel (USV), yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.
Rencananya, kedua kapal penyapu ranjau terbaru TNI akan diserahterimakan kepada TNI AL sebelum tahun ini berganti. (Gilang Perdana)
Lagi belajar kapalnya
https://youtu.be/8Ixd1p2jCcg
Kapal penyapu ranjau berarti juga bisa dipakai untuk penebar ranjau?