Anoa : Panser Amfibi “made in Indonesia”
|Kalau ada ranpur TNI yang paling banyak disorot tahun ini, itu tak lain adalah Anoa. Panser dari jenis APS (angkut personel sedang)-3, atau bisa disebut APC (armoured personnel carrier). Alasanya, pertama Anoa adalah panser besutan lokal (PT. Pindad) yang dirancang dengan bodi Monocoque Armoured, desainnya bisa dibilang mencontoh panser TNI AD sebelumnya, yakni VAB buatan Perancis. Bahkan Anoa berpenggerak roda 6×6. Alasan kedua, Anoa adalah panser dengan kualifikasi amfibi pertama yang dibuat di dalam negeri.
Dan, tak kalah penting, Anoa mendapat pengakuan internasional, ini dibuktikan dengan minat dari Oman, Malaysia, Nepal, dan Bangladesh untuk membeli Anoa. Boleh dibilang, Anoa adalah flagship kavaleri Indonesia, apalagi Anoa telah dilbatkan dalam satuan batalion mekanis Kontingen Garuda di Lebanon. Informasi terakhir, 13 unit Anoa telah dikirim ke Lebanon untuk memperkuat Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL.
Selain alasan-alasan diatas, Anoa kerap menarik perhatian warga, khususnya di Jakarta, sebab beberapa unit Anoa digadang sebagai ranpur Paspampres. Tak jarang Anoa terlihat “nongkrong” ibarat hiasan tanpa persenjataan di area kediaman Presiden dan Wakil Presiden.
Dari segi desain, panser ini rasanya memang “menyadur ” desain panser VAB besutan GIAT Perancis. Tapi Anoa dihadirkan dengan penyempurnaan, selain suspensi yang lebih baik, Anoa mempunyai kubah tempat penembak depan yang terpisah. Bandingkan pada VAB, kubah penembak SMB (senapan mesin berat) tepat berada di samping pengemudi, tentu posisi ini kurang ergonomis bagi penembak. Untuk itulah pada Anoa dilakukan penyempurnaan. Alhasil ukuran Anoa lebih panjang sedikit ketimbang VAB.
Masih ada perbedaan lain, bila VAB menggunakan kemudi sebelah kiri (standar Eropa), maka Anoa mengadopsi letak kemudi di kanan (standar Indonesia). Nah, untuk yang lain-lainnya bisa dibilang Anoa dan VAB ibarat pinang dibelah dua. Contohnya Anoa menggunakan tipe mesin yang sama dengan VAB, yakni Renault MIDR 062045 inline 6 cylinder turbo-charged diesel. Tentu untuk urusan dapur pacu masih harus di impor dari Perancis. Begitu pula dengan suspensi yang menggunakan Independent suspension, torsion bar masih di impor. Dengan sistem penggerak enam roda simetris, Anoa mampu bergerak lincah di berbagai medan. Termasuk di kemiringan 31 derajat.
Pada Agustus 2008, Pindad mendapat order 150 unit Anoa dari Departemen Pertahanan. Hingga produksi ke 30, plat baja Anoa masih impor, selanjutnya plat baja akan dipasok oleh PT. Krakatau Steel. Mengenai performa plat baja, performanya mampu mehanan hantaman peluru kaliber 5,56 dan 7,62 mm. Anoa dilapisi dengan baja khusus yang telah memenuhi standar level III NATO.
Untuk persenjataan, ada dua pilihan yang ditawarkan, yakni pelontar granat AGL 40 atau SMB 12,7 mm. Untuk menghindar dari sergapan lawan, Anoa juga dibekali pelontar granat asap 2 x3 66 mm. Sejak diperkenalkan pertama kali pada Hari ulang Tahun TNI ke-61 di Cilangkap – Jakarta (5/10/2006). Anoa telah dikembangkan dalam beberapa varian, seperti versi ambulance, komando, logistik, armoured recovery, surveillance, dan versi pelontar mortir.
Bahkan panser amfibi ini lebih hebat lagi berhasil dikembangkan ke versi kanon. Untuk versi kanon, desainnya lumayan sangar dengan mengadopsi kanon tipe Cockerill 90 mm Mk III, serupa dengan yang digunakan pada tank Scorpion 90. Tapi sayang, belum ada pesanan mengalir untuk Anoa versi kanon. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Spesifikasi Anoa APC
Pabrik : PT. Pindad
Berat Tempur : 14 ton
Panjang : 6 meter
Lebar : 2,5 meter
Tinggi : 2,9 meter
Kru : 3 + 10 personel
Senjata Utama : SMB 12,7 mm atau pelontar granat AGL 40 mm
Mesin : Renault MIDR 062045 inline 6 cylinder turbo-charged diesel
Transmisi : Automatic, ZF S6HP502, 6 forward, 1 reverse
Suspensi : Independent suspension, torsion bar
Kapasitas BBM : 200 liter
Jarak Tempuh : 600 Km
Kecepatan Max : 90 Km/jam ; 2,2 meter / detik di air
tni mantap,,,merdeka merdeka merdeka,,,,selaku warga negara indonesia sudah sepatutnya mendukung tni,,,,merdeka merdeka merdeka
TNI udah bangga pake produk bangsa sendiri, dipamer-pamerin malah ke negara2 lain, tp untuk org2 sipil,kayak mobil misalnya yg teknologinya ngga seribet alutsista cuma bisa ngimport kalopun bikin asembling doank kayak tkg jahit, malah sekarang berbondong2 import built up. Sepertinya cinta dan berani pakai produk Indonesia cuma untuk TNI aja ya
Jokowi gak bisa membedakan antara MBT dgn panser. Leopard dgn Anoa gak akan bisa dibandingkan karena jenis dan kebutuhan yg berbeda. Polri cocok dgn Anoa, dan TNI AD perlu juga untuk pengamanan perbatasan. 12 tongkat TNI AD terasa belum cukup. Minimal satu batalion untuk satu Korem, satu menkav untuk masing2 satu yonkav Tank dan Panser untuk Banpur Divif Kostrad. Yg lebih penting lagi adalah Indonesia yg sejahtera spt kata Prabowo Subianto!
Min minta info nya anoa yg versi pelontar mortar please
spesifikasi pada dasarnya serupa dengan varian yang lain, hanya ada beda sedikit di ruang kabin. Infonya ada di http://indomiliter.com/2014/07/10/mortir-81mm-mobilitas-tinggi-senjata-andalan-bantuan-infanteri/
Mantap,…. Banggalah jadi Indonesia. Jayalah NKRI
merdeka
malaysia sekarang malah tertarik utk membeli panser Anoa made in Pindad……pihak malaysia dgn Indonesia cq Pindad sudah ada MoU utk import panser ini k.negeri jiran, bahkan malaysia minta nama sendiri utk “Anoa” bwt malaysia ini dgnti menjadi “rimau” mungkin ini utk sedikit menghilangkan “jejak” agar malaysia tidak kelihatan “vulgar” dan malu beli panser dr negara tetanggany yg sering dikata2in “indon” cma bsa ekport TKI ilegal dll….tp ternyata sekarang mlh pihak malaysia sendiri yg beli pansernya indonesia……jgn lupa jg,sblumnya malaysia jg sudah import CN-235 buatan PTDI utk AU-ny…… jd utk bung eriko,mending kamu banyak2 belajar dulu lah jgn asal komen yg g mutu disini….(agan2 enaknya diapain y ini anak??)