Angkatan Udara AS Uji Integrasi Rudal Anti Kapal AGM-84 Harpoon di Jet Tempur F-16 Fighting Falcon
Meski Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) adalah ‘rumah terbesar’ bagi keluarga jet tempur F-16 Fighting Falcon. Namun, bagi Angkatan Udara AS melengkapi F-16 dengan rudal jelajah anti kapal AGM-84 Harpoon bukan prioritas, pasalnya AGM-84 lebih familiar digunakan pada jet tempur Angkatan Laut AS (US Navy) seperti F/A-18 Hornet, P-3 Orion dan P-8A Poseidon. Nah, belakangan ada kabar bahwa Angkatan Udara AS kini ikut mengintegrasikan F-16 dengan rudal AGM-84 Harpoon.
Baca juga: Gantikan Rudal Harpoon, AL Belanda Resmi Pilih Rudal Anti Kapal NSM dari Kongsberg
Dilaksanakan oleh 53rd Test and Evaluation Group, F-16 milik Angkatan Udara AS melakukan uji inetegrasi pada varian terbaru AGM-84 Harpoon milik Angkatan Laut AS. Uji yang dimaksud adalah pengujian taxii operasional dengan rudal AGM-84N Harpoon Block II+. Lantaran baru sebatas pengujian di landas pacu, maka yang digunakan adalah jenis rudal tiruan (inert), XATM-84N Harpoon Block II+.
Adopsi XATM menunjukkan rudal tersebut merupakan rudal latih yang dapat dibawa dengan hulu ledak yang tidak aktif tetapi elektroniknya berfungsi. Varian N dari Harpoon dikembangkan selama tahun 2010-an dan menawarkan peningkatan kemampuan penghubungan data dan panduan. Varian ini pertama kali digunakan secara operasional pada tahun 2017 pada F/A-18 Super Hornet Angkatan Laut AS.
Meskipun Harpoon telah terlihat dipasang pada F-16 sebelumnya, terutama dalam dinas luar negeri, Angkatan Udara AS secara historis belum pernah menjadi pengguna operasional rudal tersebut pada pesawat tempurnya. Sebaliknya, kemampuan antikapal akan disediakan oleh Angkatan Laut AS, di samping beberapa kemampuan yang ditawarkan oleh pembom B-52 Stratofortress dan B-1B Lancer.
Seperti halnya Exocet buatan Perancis, rudal Harpoon dalam varian yang berbeda dapat diluncurkan dari pesawat terbang, kapal permukaan, kapal selam, dan kendaraan darat. Meskipun digunakan dalam pertempuran beberapa kali selama masa tugasnya, salah satu pertempuran paling terkenal yang melibatkan Harpoon tidak diragukan lagi adalah penenggelaman fregat Iran Sahand selama Operasi Praying Mantis.
Taiwan Malah Lebih Dulu
Taiwan lebih dulu mengintegrasikan rudal anti-kapal AGM-84 Harpoon ke jet tempur F-16 mereka dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Taiwan mulai mengoperasikan F-16A/B Block 20 pada tahun 1997 sebagai bagian dari program “Peace Fenghuang”. Pada dekade 2000-an, Taiwan mengintegrasikan AGM-84 Harpoon ke F-16 mereka untuk meningkatkan kapabilitas serangan maritim, mengingat ancaman dari Angkatan Laut Cina.
Taiwan pertama kali menguji peluncuran Harpoon dari F-16A/B Block 20 pada tahun 2001 di perairan sekitar Pangkalan Udara Taitung, bagian timur Taiwan. Uji coba ini dilakukan sebagai bagian dari proses integrasi senjata setelah Taiwan menerima F-16 dari Amerika Serikat dalam program “Peace Fenghuang” pada tahun 1997.
Selain uji coba awal tersebut, Taiwan juga secara berkala menguji kemampuan rudal ini dalam latihan militer, termasuk dalam latihan skala besar seperti Han Kuang Exercise. Latihan ini bertujuan untuk mensimulasikan skenario peperangan maritim melawan armada Angkatan Laut China.
Dari uji coba yang dilakukan, Taiwan berhasil menembakkan AGM-84 Harpoon dari F-16 dan mengenai target laut. Ini menunjukkan bahwa sistem avionik dan persenjataan F-16 Taiwan telah diintegrasikan dengan baik untuk misi anti kapal menggunakan Harpoon.
Taiwan menggunakan varian AGM-84L Harpoon Block II, versi yang lebih tua dibandingkan Block II+. AGM-84L Harpoon Block II punya jangkauan: 124 km dan memiliki peningkatan sistem navigasi GPS/INS dan dapat menyerang target pesisir. Sementara AGM-84N Harpoon Block II+ punya jangkauan: 240 km dan dilengkapi dengan Network-Enabled Weapon (NEW) capability, memungkinkan pembaruan target setelah diluncurkan. Namun, kedua versi Harpoon ini punya kecepatan yang sama, yakni Mach 0,85. (Bayu Pamungkas)