Angkatan Udara AS: “Harga NGAD Harus Dibawah Jet Tempur F-35”, Peran Pesawat Tanker NGAS Jadi Kunci
|Angkatan Udara AS (USAF) tengah mempertimbangkan untuk merancang ulang proyek jet tempur generasi kelima, pengganti F-22 Raptor, yakni Next Generation Air Dominance (NGAD). Pangkal niatan untuk merancang ulang disebabkan mahalnya biaya akuisisi NGAD, yang mencapai tiga kali lipat lebih mahal dari jet tempur stealth F-35 Lightning II.
US Air Force Secretary atau Sekretaris Angkatan Udara AS, Frank Kendall menyebut, bila proyek NGAD tidak dirancang ulang, maka NGAD akan sulit diproduksi, khususnya dalam jumlah besar. Kami sedang melihat apakah kami dapat melakukan sesuatu yang lebih murah dan melakukan trade-off di sana. Ini adalah platform yang sangat mahal. Harganya sekitar tiga kali lipat harga F-35, dan kami hanya mampu membelinya dalam jumlah kecil,” ujar Kendall.
Upaya untuk mengurangi biaya tampaknya difokuskan pada perubahan sistem propulsi pada NGAD, yang pada awalnya berupaya untuk terdiri dari mesin yang dapat disesuaikan dengan kondisi penerbangan, maka dalam hal ini, Angkatan Udara AS sedang mencari alternatif mesin yang lebih kecil dan tidak rumit, yang akan mengurangi biaya proyek secara signifikan.
Kendall menyebut, dengan mengikuti logika ini, maka biaya yang diharapkan untuk mengurangi potensi produksi NGAD ada kisaran 100 juta. “Idealnya, saya ingin menurunkan (biayanya) menjadi kurang dari F-35.”
Dan belum lama ini ada kabar terbaru, seperti dikutip The Aviationist (17/9/2024), Frank Kendall selama konferensi Air, Space & Cyber 2024 mengatakan, bahwa proyek NGAD mungkin berubah drastis untuk menurunkan biaya unitnya di bawah F-35. Pesawat itu awalnya diperkirakan menelan biaya ratusan juta per unit, dengan total pesanan hanya 200 badan pesawat. “Keputusan tentang masa depan NGAD harus segera diambil agar siap untuk permintaan anggaran fiskal Angkatan Udara tahun 2026,” kata Kendall.
Sosok J-XX ‘Tampak’ di Udara, Inilah Jet Tempur Generasi Keenam Cina
“Kami tidak akan meninggalkan fungsi inti Angkatan Udara Amerika Serikat untuk menyediakan keunggulan udara,” kata Kendall dalam pidato utamanya. Selain proyek jet tempur generasi keenam, Angkatan Udara AS akan mengkolaborasikan proyek Next-Generation Air-refueling System (NGAS).
Faktanya, mengurangi harga NGAD mungkin akan melibatkan pengurangan jangkauan dan muatan pesawat, dan secara operasional bakal meningkatkan ketergantungan pada pesawat tanker. Di sinilah kemampuan untuk mengisi bahan bakar jet tempur generasi keenam juga berperan di wilayah udara yang diperebutkan, dengan tanker yang mampu mempertahankan dirinya sendiri.
Lockheed Martin Skunk Works Tampilkan Rendering Pesawat Tanker Stealth KC-Z Baru
Mengenai harga, Kendall mengatakan mereka “belum menetapkan angka atau ambang batas. “Saya akan memberikan ini secara langsung: F-35, bagi saya, merupakan batas atas dari apa yang ingin kami bayar,” imbuhnya kemudian.
Proyek NGAD telah banyak diteliti dalam hal anggaran. Dengan disetujuinya Fiscal Responsibility Act untuk tahun fiskal 2025, seluruh Angkatan Bersenjata AS harus menyesuaikan rencana pendanaan mereka. Angkatan Udara AS sedang dalam proses memodernisasi kemampuan pencegahan nuklirnya, seperti pada upgrade pembom B-52H dan B-21 Reader.
Sering disebut dalam beberapa artikel, jabatan Sekretaris Angkatan Udara atau Air Force Secretary yang dijabat Frank Kendall, terasa asing didengar, pasalnya jabatan jenis ini tidak ada di Indonesia. Dikutip dari wikipedia.org, US Air Force Secretary atau Secretary of the Air Force (SECAF) adalah posisi sipil tertinggi di Angkatan Udara Amerika Serikat.
Secara struktural, SECAF bertanggung jawab atas kebijakan, urusan, organisasi, dan pengelolaan Angkatan Udara, termasuk pengawasan anggaran, perencanaan strategi, serta pengelolaan sumber daya manusia dan materi. SECAF adalah pejabat sipil yang bekerja di bawah Menteri Pertahanan dan berada di atas Kepala Staf Angkatan Udara (Chief of Staff of the Air Force), yang merupakan pejabat militer tertinggi di Angkatan Udara AS.
Dalam konteks Angkatan Udara Indonesia, tidak ada posisi yang setara secara langsung dengan US Air Force Secretary karena Indonesia tidak memiliki struktur militer dengan posisi sipil setinggi itu di cabang militer. (Gilang Perdana)
AU AS Mulai Garap Konsep Pesawat Tanker Masa Depan, Mungkin Mengacu pada Platform Pembom Stealth
NGAD banting harga, diragukan nih statusnya sebagai penempur generasi ke-6