Angkatan Laut Jepang Terima Kapal Selam Soryu Class ke-12 (Terakhir)
|Angkatan Laut Jepang – Japan Maritime Self-Defense Force (JMSDF), belum lama ini mendapatkan tambahan perkuatan di lini kapal selam, yaitu dengan diserahterimakannya JS Toryu SS 512 (Soryu Class). Yang menarik, JS Toryu adalah kapal selam ke-12 dan yang terakhir dari Soryu Class.
Baca juga: Tabrakan dengan Kapal Tanker, Kapal Selam Soryu Class Mengalami Kerusakan Pada Menara
Dikutip dari Janes.com, penerimaan JS Toryu dilakukan lewat sebuah seremoni yang diadakan pada 24 Maret 2021 di Prefektur Hyogo di Jepang tengah-barat. JS Toryu nantinya akan dimasukkan ke dalam Escort Division 6 of Escort Flotilla 2, yang ditempatkan di pangkalan angkatan laut Yokosuka di Prefektur Kanagawa. JS Toryu merupakan kapal selam diesel listrik dengan sokongan baterai lithium yang dibangun oleh Kawasaki Heavy Industries (KHI) di fasilitasnya di Kobe.
Ini adalah kapal selam keenam dari Soryu Class yang dibangun oleh KHI, sementara enam unit Soryu Class lainnya dibuat oleh Mitsubishi Heavy Industries (MHI). JS Toryu merupakan kapal kedua di Soryu Class yang dilengkapi dengan teknologi baterai lithium-ion. Dari 12 unit Soryu Class, ada dua unit di antaranya yang dirancang menggunakan teknologi baterai lithium ion, yaitu JS Oryu yang saat ini sudah beropeasi dan JS Toryu.
Kapal selam ini mulai dibangun pada Januari 2017 dan diluncurkan pada November 2019. Juru bicara AL Jepang mengatakan, total biaya pengadaan kapal selam itu sekitar JPY69 miliar (US$635 juta).
Sebagai pemasok baterai lithium ion adalah GS Yuasa, manufaktur sistem baterai kondang yang berasal dari Kyoto. Pengumuman penggunaan baterai lithium ion dari Yuasa untuk Soryu Class diketahui sejak Februari 2017 silam. Baterai lithion ion di Soryu Class menggantikan fungsi baterai timbal asam (lead-acid batteries) yang lazim digunakan pada kapal selam diesel listrik. GS Yuasa menyebut, baterai lithium ion mampu menyimpan energi lebih besar daripada baterai timbal asam.
JS Soryu dan JS Toryu menggunakan baterai lithium ion dan empat mesin AIP (Air Independent Propulsion) Kawasaki Kockums V4-275R Stirling saat melakukan penyelaman. Sementara saat berlayar di permukaan, kapal selam ini akan menggunakan dua mesin Kawasaki 12V 25/25 diesel generator.
Kapal selam Soryu Class punya bobot di permukaan 2.947 ton dan bobot saat menyelam mencapai 4.100 ton. Kecepatan berlayar di bawah permukaan laut mencapai 20 knots dan saat berlayar di permukaan mencapai 12 knots. Kapal selam ini punya panjang 84 meter dan lebar 9,1 meter. Kapal selam dengan 65 awak ini dipersenjatai enam tabung peluncur torpedo HU-606 kaliber 533 mm, dalam sekali berlayar dapat dibawa 30 torpedo atau rudal yang dapat di-reload dari tabung peluncur. (Bayu Pamungkas)
Bismillah semoga saja pihak komisi I DPR RI,bapak menhan dan panglima berserta menkeu bisa segera memepercepat pembahasan pengadaan kasel kelas type 214 dan 218 SG,berikut pindad mengembangkan produk truk amphibi,jasgu buat TNI.AL, dimana saat banjir bisa diberdayakan sebagai alat mengevakuasi korban banjir maupun pendaratan pasmar,peningkatan kemampuan cn.235 mengusung rudal maupun torpedo berikut kemampuan gunship nya.tidak ada salahnya gandeng pihak india.semoga saja bisa terwujud aaammmiiiinnn
laah katanya barang jepang memang top, high end,
denger2 klo tdk salah mreka harganya muahal, spek saklek jsdf – sulit mereka sesuaiken spek buat calon pengguna asing, selain harwat minor musti di jepang ‘n katanya pelit tot. Tp ya itu td katanya barangnya bagus.
pak menhan skrg kabarnya lg di jepang…gmn kabar lanjutan fregate 30ffm class nya?? soal soryu gak mungkinlah…gak masuk bidikan menhan, mahal bingits…
Ini cuma analisa partikelir ttg fregat 30FFM:
Di jepang, filosofi fregat ini adalah fregat yg didedikasikan sbg fregat ASW, pemain lini belakang (pertahanan lapis kedua ✌️) yg bergerak diperairan dalam jepang…..sementara utk di garis depan sudah ada destro ASW Asahi class yg berduet dg LHD ASW 🤷
Jika kita membeli fregat sebesar (5000 an ton) ini apakah siap menerapkan filosofi nya…..sementara fregat/destro AAW/Multipurpose utk pertahanan lapis depan yg sebesar inipun, kita malah belum punya samasekali 🙆
Juga perannya yg sbg “dedicated fregat”……tentunya membawa konsekuensi menurunkan fokus thd fungsi lain misalnya thd aspek surveillan ruang udara (dalam hal ini kestabilan performa radarnya) pada kondisi iklim.yg berbeda 😣
Pilihan radar X band 3D sebagai radar multifungsi utama untuk mendukung pemantauan thd obyek yg susah diamati oleh radar dan visual spt periskop kapal selam 🕵️🕵️🕵️…..apalagi sesuai posisinya yg berada dilini belakang dg tantangan clutter yg tinggi.
Di jepang yth memiliki curah hujan dan kelembaban udara yg rendah, pemakaian radar X band pada fregat ini menguntungkan karena selain lebih murah (dibanding radar C&S band) juga potensi terdegradasinya kemampuan deteksi jarak menengah~jauh lebih rendah dibanding kan dg di negara yg beriklim tropis dg karakter curah hujan dan kelembaban udara yg tinggi.
Kemudian beranjak ke CMS nya yg dipuji karena menampilkan desain yg futuristik…..tapi apakah hal ini saja sudah cukup 🙄
Mana yg lebih penting (misal antara CMS origin jepang vs Tacticos ???)…..desain futuristik atau aspek fungsionalitas berikut pengalamannya yg teruji dalam mengintegrasikan bemacam sensor dan senjata buatan berbagai.negara 🤔
Nah yg terakhir adalah “jebakan hidden cost” 😨😳😵
Fregat ini ditawarkan sangat kompetitif dibanding pesaingnya untuk kapal sesophisticated dan sebesar ini……tapi harga pembelian alutsista barulah menutup sekitar 25% dari biaya yg harus dikeluarkan seumur siklus hidupnya.
Padahal alutsista jepang (yang selama ini tidak pernah mengekspor senjata), “sengaja” didesain memiliki umur ekonomis yg lebih rendah dibanding alutsista sejenis buatan eropa/amerika……..20 tahun (jepang) vs 30 tahun (eropa&amerika) 💹💸
Jadi bisa dibilang……30FFM ini berbeda liga dg para kompetitornya (Arrowhead 140, FREMM dan Improvised SIGMA aka 11515)
Belum punya Fregat/Destro AAW bukan suatu halangan, itu tinggal kemauan untuk mengakuisisinya atau tidak dan karena Iver sudah dipilih untuk AAW, maka Mogami Class/30FF sangat cocok buat tandem ASW.
Masalah radar masih bisa disesuaikan jika menganut FFBNW, kalo dual sudah teruji atau tidak itu akan bergantung pada bagaimana konsep teknologi yg lebih maju/advanced diterapkan dalam menghadapi suatu resiko dan perlu diingat, teknologi advanced didasarkan pada basis pengalaman pertempuran dari sistem yg ada saat ini.
Yang terakhir, lifetime memang berpengaruh pada kesiapan kapal, tapi asal masih bisa diupgrade dan suku cadang masih tersedia ya kenapa enggak? Pada beberapa kaprang Jepang juga masih ada tuh yg usianya bisa diperpanjang melebihi kapasitas lifetime mereka seperti halnya kaprang barat, apalagi sebagai kapal dedicated tentunya kapasitas alutsista dan perlengkapan untuk pertempuran ASW akan lebih banyak dari kaprang yg tidak di dasarkan secara khusus seperti SIGMA 11515.
Menanggapi sesuai realita yg ada saja……🤗
1. Iver AAW 🤔……setauku Iver nya denmark yg mengusung konsep AAW, sementara disini Iver nya entah jadi apa malah ditikung kandidat lainnya 😫😫😫……👇
https://www.indomiliter.com/lanjutkan-program-frigat-martadinata-class-ada-empat-opsi-desain-yang-jadi-pilihan-indonesia/
2. Kemudian tentang opsi 30FFM menggunakan jenis radar yg berbeda……..eeeeem, sangat mungkin sekali, tapi sampai saat ini apakah jepang menawarkan opsi tsb 🤷
3. “…lifetime memang berpengaruh pada kesiapan kapal, tapi asal masih bisa diupgrade dan suku cadang masih tersedia ya kenapa enggak? ”
Betul sekali…..lifetime bisa diperpanjang, tapi yg dibahas adalah perbandingan 2 umur ekonomis (alutsista jepang vs eropa&amrik) yg berselisih 10 tahun 👉👉👉 tentu terdapat konsekuensi biaya yg besar 😨😳😱
Heran…….dari kemarin kalo bahas ttg “usia ekonomis” kenapa selalu dijawab: ” Kan bisa diupgrade lagi selama sparepart nya masih tersedia ” 🙆🙆🙆…..padahal tinggal googling aja pasti ketemu, apa itu “usia ekonomis” 😇
situ yang salah memahami nya mbah berkenaan dengan “aset ekinomis”…sista tidak untuk diukur dalam nilai investasi baku dalam ke ekonomisan tapi diukur dalam bentuk lainya termasuk efek gentar dan daya tawar dari militer yang kuat…🤓👨🎓
jangan samain dengan angkot dong….😅
😅😆🤣🤣🤣….
ada ada aja om sales ini kalou militer diukur keekonomisanya ya repot toh…karna engak ada….😌
saya coba analogikan begini….berapa banyak uang negara yang dibutuhkan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk membangun aset militer kuat seperti rudal balistik….dan itu engak kepeke sama sekali dan setelah kadar luarsa harus juga keluar uang yang besar untuk mensterilkan nya agar tidak ber bahaya…terus dimana nilai ekonomisnya mereka buat rudal balistik…???😅🤣🤣🤣
@arif bijaksini aka aming
Ini yang dibawah 👇(di artikel OPV Arafura class) komen sampeyan kan…………lha wong ga konsisten gitu kok, gimana ngrepleinya 🐒🐒🐒”
🐝🐝🐝 mas arif 19/03/2021 Reply
bahkan australia juga mencermati bahwa banyak tipe kapal tidak menjamin hal baik…sekarang mulai menyederhanakan dan mengabung type kapal…patut diacungi jempol karna cepat dan tangap atas saran dan konsep baik dari nitizen visioner….good joob👍🕸🕸🕸
eeeit…tanpa bukti dilarang tuduh sebalangan ya…kena pasal nanti…😅😜😋🤣🤣🤣🤣
Kalo komen itu mbok kasi kesempatan buat yg lain to, mosok mau dimonopoli sendiri…….komen sendiri, dibantah sendiri 🤦
Sampai rudal balistik yg senjata “single use” dan minim.perawatan (atau bahkan maintenance free) pun mau dibandingkan dg alutsista yg durabel…….. 😣😣😣
Oh, Iver gak ditikung, yg lainnya itu cuman opsi dan masih sebatas Opini, bahkan Pengembangan Sigma yaitu Sigma 11515 jelas gak dilirik karena nanggung, kapal gede bukan, kapal kecil juga bukan. Begitu juga soal radar, itu masih preliminary, belum ada MoU walopun Pihak Kemhan juga tertarik atas tawaran PM Jepang ttg kapal tsb. Kalo udah masuk kesepakatan jelas bakal dibahas semua termasuk hal teknis seperti radar dsb.
Gini kalo bahas lifetime dan umur ekonomis suatu barang sama Akuntan asli, Orang akuntan itu biasanya pelit termasuk juga orang lapangan. Asal tuh kendaraan atau barang masih bisa jalan dan berfungsi dg baik ya bakal digunakan walopun harus tetep diupgrade rutin. Begitu juga dg Alutsista, asal masih bisa gerak dan masih punya efek deterren ya bakal dipake. Tapi, batas biaya upgrade untuk penggunaan barang lama itu 1/3 dari harga beli baru dan maksimal 40% dari beli baru. Kalo biaya upgrade sudah mencapai 50% dari harga beli baru ya opsinya ada dua, beli produk baru tsb atau beli barang second tapi masih fresh atau masih sedikit masa pemakaiannya, itupun banyak faktor yg harus dipertimbangkan juga termasuk budget. Nah itulah pemahaman lifetime dan nilai keekonomian dalam dunia nyata, beda sama yg ada di teori atau Mbah Gugel. Yg di teori gak salah juga sih seperti ngitung nilai buku, penyusutan dsb hanya faktanya penghitungan itu dilakukan kalo kita mau beli produk baru terus buat ganti produk lama, gak ngitung ini produk lama masih bisa dipake apa nggak, masih bisa jalan ga, ada uangnya ga, ada yg second nggak gitu, paham Dhek Damen???
karena alutsista engak beranak oma…jadi nilai ekonomisnya payah ngukur jangan kata mau untung balik modal juga mustahal…jadi lebih baik angaran tersebut dibelikan kambing atau sapi saja yah…biar beranak pinak kan dapet untung tuh oma…😅😆🤣🤣🤣🤣🤣😋
“Umur ekonomis sebuah alutsista itu harus dihitung karna dibeli pake uang rakyat….
Dan itu job desk seorang Asisten Perencanaan …..@kak sugi 🤗.
Dan negara-negara yg bujet pertahanannya besar pun juga butuh efisensi dek @aming, supaya lebih optimal dlm mengoperasikan alutsista lain yg umur ekonominya lebih muda…..sepeti ditulis dalam artikel 2 sebelumnya, gimana negara2 di eropa dan brazil beramai ramai melego mulai dari jet tempur, fregat sampai kapal selam.
Malah aussy pun jauh-jauh hari mempensiun dini F-111 Advark yg punya efek getar begitu besar demi sebuah efisiensi 🤗”
🦎🦎🦎Pengadaan alutsista harus memperhatikan pendekatan daur hidup, tidak boleh lagi Indonesia membeli, misalnya pesawat tempur, tanpa memperhitungkan biaya daur hidup alutsista tersebut 20 tahun ke depan,” kata Jokowi saat memimpin rapat di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2017).🕷🕷🕷
itu kalou kata presiden berarti presiden nya yang salah tafsir mengenai pengadaan alutsista…😅
beli bekas sah sah saja tapi harus sesuai kebutuhan dan memenuhi sarat termasuk standar ekonomian bukan berarti itu ngukur dengan keekonomisan umur apa lah itu istilah lainya…!!!
saya kasih sedikit analogi…
pembelian barang bekas atau hibah sekalipun asal sudah sesuai dengan kebutuhan dan satandar ekonomi termasuk biyaya perbaikan atau upgrade tidak melebihi biyaya awal perencanaan itu sah…kecuali di mark up biyaya perbaikan dan upgrade lebih mahal dari awal perencanaan bahkan lebih mahal ketimbang beli yang baru sekalipun…!!!
sekarang sama sama beli barang baru lalu muncul biyaya usia ekonomis itu istilah dari mana datang nya…???
coba kasih tau analoginya nya bahwa barang jepang lebih pendek usia nya ketimbang barang belanda bahkan ueropa sekalipun…???
kalou beli satu baru satu bekas itu mungkin masuk hitungan usia ekonomis…nah ini baru semua…😅😨😱🙄
kalou contoh sejumlah negara mempesiunkan dini alutsistanya…itu wajar dan lumrah karna sesuai doktrin dan kebutuhan baru…dan yang jelas mereka banyak uang nya…mau saya indonesia juga bisa begitu…tapi kan kita engak mampu…banyak kebutuhan sedang wang cekak jadi paksa mengandalkan yang lama untuk sementara…bukan berarti kita engak mempertimbangkan usia ekonomis loh…😅🤣🤣🤣
Ente mlengse atau sengaja memlengsekan konteks nya biar semakin menjauh dari yg dibahas sih ming……😏
#mlengse, coba cari digoogle
mlengse kayak mana…???
itu sesuai drngan kontek dan pemahaman saya mengenai unsur pengadaan alutsista termasuk keekonomisanya…loh
ccoba kasih rumusan dan perhitungan nya versi om deh…karna saya dah bolak balik pake rumus tersebut masih engak nemu yang model om kata deh…!!!
terus gimana nentukan aktiva barang sama mode baru semua…???
coba mana nih tukang itung…kok bisa gitu malah engak tau juga soal ginian…😅🤣🤣🤣
Indo jg harus lebih banyak submarine nya minimal 28 .. sangat jelas Monster bawah laut lebih mematikan dan sangat ditakuti oleh kapal perang .
Kata kuncinya
” Sebagai pemasok baterai lithium ion adalah GS Yuasa ”
———————————————————–
Kapal selam Alugoro class menurut menhan bermasalah pada baterainya.
Mungkin baterainya bisa diganti dng baterai motor Y*maha A*rox punya saya, mereknya jg Yuasa. Barangkali saja cocok spt yg dipake Soryu class jepang, baterainya pake merk GS Yuasa jg…😁
Ya Salaammm..😄😄😄
Ama Kilo Class lebih “Stelth” mana ya ?
ini bukan pespur apa kapal tapi kasel jadi engak pake stealth tapi pake silent tehnologi…karna alat pendeteksinya beda satu mata satunya lagi telinga….👌🤓👨🎓👙
Pada dasarnya, kapal selam adalah mahluk “stealth” dan bukan mahluk “low observable”…..karena ia bukanlah pesawat tempur 😉
Sifat “stealth” pada kapal selam ditunjang oleh beberpa aspek, diantaranya:
1. Aplikasi desain hull tear drop
2. Pemakaian teknologi peredam getaran/bantalan yg diaplikasikan pada alas mesin diesel
3. Pemilihan sirip depan pada bagian coning tower (spt pd U-212, soryu atau scorpene) ketimbang pada hull bagian muka (spt pada U 214, U 209 dan Kilo)
4. Pemakaian teknologi AIP
5. Penerapan desain baling-baling 7 skewed yg sampai saat ini dinilai masih paling senyap
6. Dan sebagainya
🤗😇🤗
Juga pengaplikasian material amagnetik steel pada lambung kapal selam……🤷
om satu ini seneng bener bicara teknis…mungkin teknisi electronika apa enginer malahan aka service radio dan motor 😅…
tapi apa pun namanya jelas kasel dibuat memang mengutamakan doktrin sembunyi dan serangan tak terduga….👻🕵
kalou masalah antara prodak timur apa barat…saya sedikit menyinggung saja….pada era perang dinggin…uni sofyet memang lebih mengutamakan kasel dan balistik misil dalam pengembanganya…jadi bisa jadi tehnologi kasel uni sofyet lebih unggul…tapi itu diera perang dingin…seiring berkembang nya jaman tentu ada pengembangan tehnologi lainya yang bisa diadopsi kasel seperti aip dan batrey yang lebih baik dan peredam suara atau getaran pada lambung yang lebih baik…jepang juga sekarang lebih fokus pada peningkatan kasel jadi sulit dibilang atau di prediksi mana prodak lebih unggul karna kerahasiaan masing masing negara tentang perkembangan tehnologinya…!!!🤓👨🎓
Improve Kilo class adalah kapal selam ter senyap untuk kapal selam diesel elektrik. Sehingga ia dijuluki sebagai black hole atau lubang hitam oleh pihak barat. Begitu kira2 pemahaman mbah
Julukan “black hole” ini tersemat disaat NATO masih fokus pada taktik pertempuran AKS laut dalam aka kasel nuklir……tapi seiring waktu dg bergesernya paradigma menuju fokus pada pertempuran litoral maka tergerus juga gelar “black hole” yg selama.ini tersemat pd kasel kilo 🤷
Kawasaki Kockums ini apa ada hubungan dg kasel Saab Kockums A26 ?
mungkin lisensi dari pihak sweden berkenaan dengan aib…😅