Angkatan Laut AS Integrasikan F/A-18 Super Hornet dengan ‘Bom Pintar’ StormBreaker
|Meski jalur produksinya akan ditutup pada akhir tahun 2025, jet tempur F/A-18E/F Super Hornet yang menjadi backbone kekuatan udara Angkatan Laut AS (US Navy), terus mendapatkan update persenjataan. Yang terbaru adalah kabar rencana Super Hornet yang disiapkan untuk mampu meluncurkan bom pintar GBU-53/B StormBreaker produksi Raytheon Technologies (RTX).
Baca juga: Setelah Empat Dekade, Boeing Akhiri Jalur Produksi Jet Tempur F/A-18 Hornet di Tahun 2025
Dikutip naval-technology.com (7/11/2023), pihak Angkatan Laut AS menyebut akan mengoptimalkan kemampuan serang F/A-18E/F Super Hornet dengan StormBreaker. Awalnya StormBreaker digunakan pada jet tempur F-15E dan saat ini sedang menjalani pengujian integrasi pada jet tempur stealth F-35 Lightning II.
Angkatan Udara AS mendeklarasikan kemampuan operasi awal StormBreaker pada F-15E Strike Eagle pada tahun 2022, menandai keberhasilan integrasi dan kinerjanya dalam konteks operasional. Saat ini, ketiga varian F-35 sedang menjalani pengujian integrasi dengan StormBreaker,
Memanfaatkan pengalaman pada F-15E, Raytheon mengklaim mampu menyederhanakan proses integrasi dan mengurangi jumlah uji penerbangan yang diperlukan. Pendekatan ini menghemat waktu dan menghemat sumber daya, memungkinkan Angkatan Laut AS memanfaatkan kemampuan StormBreaker lebih cepat.
Tahun ini, Raytheon Technologies mendapatkan kontrak senilai sekitar US$320 juta untuk produksi dan pengiriman 1.500 sistem senjata pintar StormBreaker untuk Angkatan Udara AS. Fitur-fitur senjata ini memberi penerbang kemampuan untuk menyerang sasaran dalam skenario yang menantang dan dinamis, sehingga meningkatkan kemampuan operasional mereka.
Salah satu fitur StormBreaker yang menonjol adalah sistem pencari multimode, yang memandu senjata menggunakan sensor kamera inframerah, radar gelombang milimeter, dan laser semi-aktif, selain GPS dan panduan sistem navigasi inersia. Pendekatan ini memastikan tingkat akurasi dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai skenario operasional.
Ukuran StormBreaker yang ringkas memungkinkan lebih sedikit pesawat yang dibutuhkan untuk mengatasi jumlah target yang sama dibandingkan dengan senjata yang lebih besar yang memerlukan banyak jet.
GBU-53/B StormBreaker, yang sebelumnya dikenal sebagai Small Diameter Bomb II. Pengembangannya dimulai pada tahun 2006 untuk bom kelas 250 pon (113 kg) yang dapat mengidentifikasi dan menyerang target bergerak dari jarak jauh dalam segala kondisi cuaca.
GBU-53/B StormBreaker punya berat 93 kg, sementara panjangnya 176 cm dengan diameter 15-18 cm. Bobot hulu ledaknya 48 kg dan dapat menjangkau sasaran sejauh 110 km dan untuk sasaran bergerak sejauh 72 km. (Bayu Pamungkas)
kirim ke ukraine biar lgsg d uji scr real time