Angkatan Darat Jepang Operasikan Self Propelled High Power Laser Weapon dengan Daya 10 kW
|Pasukan Bela Diri Darat Jepang (JGSDF) atau Angkatan Darat Jepang mempersembahkan teknologi inovatif, yakni self propelled untuk peperangan elektronik (electronic warfare/EW) laser berdaya tinggi 10 kW. Dikembangkan oleh Badan Akuisisi Pertahanan Jepang, sistem laser canggih ini menandai kemajuan signifikan dalam kemampuan senjata berenergi terarah – directed-energy weapon (DEW) Jepang.
Kendaraan khusus (ransus) 10 kW class high-power laser EW vehicle merupakan inovasi tangguh yang dirancang untuk melawan ancaman udara dan rudal, termasuk drone. Badan Akuisisi Pertahanan Jepang, lembaga utama dalam Kementerian Pertahanan yang mempelopori pengembangan teknologi pertahanan, telah mendorong batasan dalam teknologi berbasis elektromagnetik dan laser.
Seperti dikutip Armyrecognition.com, sistem ini merupakan bagian dari upaya modernisasi pertahanan Jepang yang lebih luas, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang sulit diatasi oleh sistem pertahanan rudal tradisional secara efektif, terutama dengan latar belakang peran drone yang berkembang pesat dan ancaman udara yang kompleks.
Dilengkapi dengan sistem laser berdaya tinggi yang dipasang pada sasis truk 8×8, ransus ini menawarkan fleksibilitas dan potensi penyebaran cepat di berbagai medan. Output laser sebesar 10 kW memungkinkannya untuk menetralkan target dalam jarak pendek hingga menengah, menargetkan dan mengganggu komponen elektronik atau fisik pesawat nirawak dan rudal.
Senjata laser berkekuatan 10 kW adalah senjata yang menghasilkan sinar laser dengan daya 10 kilowatt. Ini berarti bahwa laser tersebut mampu menghasilkan energi sebesar 10.000 watt setiap detik saat aktif. Dalam konteks militer atau industri, kekuatan 10 kW cukup signifikan untuk menembus atau merusak target pada jarak tertentu, seperti kendaraan, drone, atau rudal yang mendekat, tergantung pada jarak tembak, fokus sinar, dan durasi eksposur pada target.
Efektivitas jarak tembak laser 10 kW bergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi atmosfer, ukuran dan bahan target, serta kualitas sistem optik laser yang digunakan.
Pada target seperti drone atau rudal kecil, laser 10 kW bisa efektif hingga jarak sekitar 1-2 kilometer dalam kondisi cuaca ideal. Pada jarak ini, laser dapat cukup lama mengenai target untuk menghasilkan panas yang cukup untuk merusak komponen penting, seperti sensor, propulsi, atau permukaan luar.
Norinco Tampilkan Ranpur VN-22 6×6 dalam Varian Senjata Laser Anti Drone
Untuk target yang lebih besar atau statis (seperti kendaraan darat ringan atau bangunan kecil), jarak efektifnya bisa mencapai sekitar 500-1000 meter, tergantung pada daya tahan bahan target terhadap panas. Faktor seperti debu, kabut, hujan, atau bahkan kelembapan tinggi dapat menyerap dan menyebarkan energi laser, mengurangi daya yang sampai ke target. Dalam kondisi atmosfer buruk, jarak efektif bisa berkurang drastis, mungkin hingga di bawah 500 meter.
Dengan mengintegrasikan senjata laser ke dalam kendaraan perang elektronik, maka Jepang memperoleh keuntungan taktis dengan alat yang dapat digunakan kembali dan berpresisi tinggi yang meminimalkan kerusakan tambahan dan efisiensi biaya yang terkait dengan amunisi senjata tradisional. (Gilang Perdana)
Angkatan Darat Inggris Uji Tembak Senjata Laser Anti Drone dari Rantis Lapis Baja