Angkatan Darat Inggris Uji Kemampuan UGV Rheinmetall Mission Master 8×8 Dalam Latihan Tempur di AS

Sebagai angkatan darat modern dengan reputasi kelas dunia, maka debut Royal Army kerap jadi panutan banyak negara. Dan salah satu terobosan baru dari Angkatan Darat Inggris adalah lewat program Robotic Platoon Vehicles (RPV). Seperti belum lama, Angkatan Darat Inggris menurunkan jenis robot ‘siluman’ dalam latihan peperangan di AS.

Baca juga: KNDS (Jerman dan Perancis) Luncurkan UGV Multirole “Centurio” untuk Operasi Tempur di Garis Depan

Angkatan Darat Inggris telah menurunkan sistem darat otonom terbarunya, yaitu UGV (Unmanned Ground Vehicle) Mission Master selama latihan tempur multinasional berskala besar di Amerika Serikat, yang menandai langkah maju dalam integrasi robotika dan kecerdasan buatan ke dalam operasi militer di garis depan.

Disebut robot atau UGV siluman, pasalnya kendaraan ini tidak mengeluarkan suara, karena mengadopsi energi listik, sehingga dapat beroperasi ‘stealth’ tanpa risiko terdeteksi secara akustik oleh lawan.

Menurut pernyataan dari Angkatan Darat Inggris, UGV Mission Master dirancang untuk operasi profil rendah dalam mendukung pasukan di berbagai medan. Perannya meliputi pengintaian, logistik, dan evakuasi korban, semuanya dilakukan dengan tanda akustik dan visual yang dikurangi.

Dikembangkan oleh Rheinmetall dari Jerman, Mission Master merupakan bagian dari program Robotic Platoon Vehicles (RPV) Angkatan Darat Inggris. Pada tahun 2022, Kementerian Pertahanan Inggris memberikan kontrak kepada Rheinmetall untuk mengirimkan empat Mission Master SP Surveillance Autonomous dalam konfigurasi ISTAR ntelligence, Surveillance, Target Acquisition, and Reconnaissance) dan tiga varian kargo tambahan. Ketujuh kendaraan ini melengkapi delapan kendaraan yang diperoleh pada tahap awal program.

UGV ini memulai debut operasionalnya dalam Project Convergence Capstone 5 (PC-C5), latihan perang besar yang diselenggarakan di Fort Irwin, California. Selama latihan, pasukan Inggris berpatroli di samping UGV, memamerkan kemampuannya untuk beroperasi secara otonom sambil mendukung misi gabungan.

Menurut pejabat Angkatan Darat Inggris, penyebaran tersebut menunjukkan kemajuan dalam mengintegrasikan sistem robotik bertenaga AI ke dalam unit darat.

Rheinmetall Mission Master mengusung low-profile electric chassis dan berprofil rendah dengan kemampuan berkendara senyap dan mobilitas di segala medan. Kendaraan ini didukung oleh perangkat otonomi PATH, rangkaian sensor dan algoritma modular yang memungkinkan navigasi otonom, penghindaran rintangan, dan koordinasi dengan tim manusia di lingkungan yang kompleks.

Project Convergence Capstone 5 berfungsi sebagai tempat uji coba untuk sistem dan teknologi canggih, yang menawarkan tempat untuk memvalidasi utilitas medan perang UGV dan interoperabilitas lebih lanjut dengan pasukan sekutu. Latihan ini menekankan adaptasi cepat terhadap tuntutan medan perang melalui teknologi pertahanan yang sedang berkembang.

Sebagai bagian dari strategi modernisasi Inggris yang lebih luas, Royal Army terus berinvestasi dalam sistem otonom untuk mengurangi paparan prajurit dan meningkatkan efisiensi tempur. Penerjunan UGV Mission Master pada latihan internasional mencerminkan meningkatnya kepercayaan pada platform robotik untuk melakukan peran dukungan dunia nyata di lingkungan yang diperebutkan.

Sepintas tentang Mission Master SP Surveillance, merupakan UGV beroda 8×8 dengan profil rendah.Ditenagai motor listrik, UGV ini punya kecepatan maksimum sekitar 30 km per jam dan jarak operasional hingga enam jam dalam mode listrik penuh. Mission Master dapat beroperasi di berbagai medan termasuk salju, lumpur, dan hutan, serta dapat dikendalikan dari jarak jauh atau beroperasi secara otonom.

Angkatan Darat AS Uji Peluncuran Rudal Anti Tank Javelin dari Dua Jenis UGV (Robot Tank)

Sebagai UGV dengan kemampuan ISTAR, Mission Master SP Surveillance dilengkapi kamera elektro-optik dan inframerah untuk pengawasan siang/malam, radar mini dan LIDAR untuk deteksi target jarak jauh, serta sistem pengenalan target berbasis AI untuk identifikasi ancaman.

Meladeni operasi di wilayah urban, UGV juga dilengkapi pendeteksi ancaman kimia dan biologis untuk operasi NBC (Nuclear, Biological, Chemical). Kemudian ada mode patroli otomatis, di mana kendaraan dapat memantau area tertentu tanpa perlu operator.

Digarap oleh Rheinmetall, Mission Master SP Surveillance terintegrasi dengan sistem jaringan tempur (Network-Centric Warfare), plus dapat bekerja dalam formasi “wolf pack” (swarm UGV) bersama kendaraan Mission Master lainnya. Dan tak kalah canggih, mampu berbagi data intelijen secara real-time ke unit infanteri atau pusat komando. (Gilang Perdana)

Bukan Hanya di Film Animasi, “Wall-E” Siap Beraksi di Medan Perang Sebagai UGV Anti Drone