Angkatan Darat AS Pilih Bell V-280 Valor Sebagai Pengganti Helikopter UH-60 Black Hawk
Ada kabar anyar dalam jagad dunia pesawat sayap putar Negeri Paman Sam, diwartakan Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) telah memilih Bell untuk membangun pesawat tiltrotor generasi (vertical lift aircraft) terbaru yang bakal menggantikan UH-60 Black Hawk, yang notabene telah dioperasikan AD AS dalam beragam operasi militer perang dan selain perang sejak tahun 1970-an.
Dilansir dari defenseone.com (5/12/2022), Bell Textron menerima kontrak senilai US$232 juta, yang merupakan angsuran pertama dari kesepakatan senilai total US$7,1 miliar untuk pengembangan dan batch awal pengganti Black Hawk.
Ini merupakan kemenangan besar bagi Bell yang meraih kontrak lebih dari US$70 miliar dalam beberapa dekade mendatang, tergantung pada berapa banyak unit yang nantinya dipesan oleh Angkatan Darat AS dan militer asing.
Sang pengganti UH-60 Black Hawk adalah pesawat hybrid tiltrotor Bell V-280 Valor, yang mirip dengan V-22 Osprey. Bell dengan V-280 dalam tender ini mengalahkan tim Sikorsky-Boeing yang mengusulkan desain helikopter koaksial, yang menggunakan dua rotor tumpukan yang berputar berlawanan arah dan memberikan stabilitas lebih daripada helikopter tradisional.
Tiltrotor dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal seperti helikopter, tetapi memutar baling-balingnya ke depan sehingga memungkinkannya terbang dengan kecepatan seperti halnya pesawat sayap tetap.
“Rancangan V-280 Valor dengan teknologi tiltrotor yang digabungkan dengan rekayasa digital inovatif serta arsitektur terbuka, menawarkan keserbagunaan operasional yang luar biasa bagi AD AS,” kata Bell dalam sebuah pernyataan resmi.
Kontrak yang diberikan pada hari Senin adalah untuk “prototipe virtual,” bukan pesawat yang sebenarnya, kata pejabat Angkatan Darat AS. Prototipe awal V-280 bisa datang pada tahun 2025, tetapi Angkatan Darat perlu memberikan kontrak tambahan sebelum itu terjadi.
Selama sembilan tahun terakhir, kedua penawar (Bell dan Sikorsky-Boeing) telah menawarkan proposal dan demo Future Long-Range Assault Aircraft (FLRAA) untuk AD AS. Sementara itu, pejabat AD AS menolak memberikan alasan spesifik mengapa mereka memilih Bell daripada Sikorsky-Boeing, selain menyebut bahwa proposal Bell adalah “nilai terbaik”.
Perusahaan yang kalah memiliki waktu tiga hari untuk meminta pembekalan dari Angkatan Darat tentang keputusan mereka. Setelah pengarahan itu mereka memiliki opsi untuk ‘memprotes’ keputusan Angkatan Darat. Jika mereka melakukan protes, Kantor Akuntabilitas Pemerintah akan melakukan peninjauan dan mengambil keputusan.
Baca juga: Jepang Operasikan Flight MV-22 Osprey, Resmi Jadi Pengguna Kedua Setelah AS
Bell pertama kali meluncurkan desain V-280 pada tahun 2013, dan prototipe-nya terbang perdana pada 18 Desember 2017. Tidak seperti pendahulunya V-22, mesin di ujung sayapnya diperbaiki, sebuah langkah yang diharapkan dapat menurunkan biaya perawatan. (Gilang Perdana)
Related Posts
-
AL India Akhirnya Pilih Rafale-M, Meski F/A-18 Super Hornet Unggul di Beberapa Poin
7 Comments | Dec 13, 2022
-
Detail Kapal Selam Serang Nuklir Terbaru Cina Type 093B Terungkap dengan 18 Unit VLS
No Comments | Jun 15, 2024
-
Kontroversi, Sistem Hanud Kanon Rheinmetall Skynex Ditemukan ‘Gosong’ di Ukraina
5 Comments | Jan 29, 2024
-
Jet Tempur Stealth Chengdu J-20 Mulai Patroli di Laut Cina Selatan dan Timur
6 Comments | Apr 19, 2022
+62 dpt obral blackhawk second saja. US Army sudah pakai Valor, kita masih mau akan blackhawk
Kita kalau punya duit mending pilih yg Sikorsky -Boeing dg rotor koalsial.
Lebih ramping
Kita beli ini aja gak usah beli osprey yg harganya gak ngotak btw ini helikopter bisa ngangkat M777 kan
Mirip heli osprey..