Analisis IRFI: “Angkatan Udara Perancis Hanya Mampu Bertahan Tiga Hari dalam Peperangan Modern”

Saking getolnya menjadi donatur persenjataan ke Ukraina, aset alutsista dan amunisi bisa menjadi sangat berisiko terkuras bagi negara penyumbang. Repeat order ke manufaktur memang telah dijankan, namun kecepatan produksi belum tentu bisa menutupi aset yang terlanjur berpindah tangan.

Baca juga: Menhan Perancis Konfirmasi Tibanya Unit Perdana Jet Tempur Mirage 2000 di Ukraina

Terkait dengan hal tersebut, lembaga analisis Perancis, Institut Français des Relations Internationales (IFRI) telah menerbitkan laporan ekstensif tentang kondisi terkini dengan kemampuan penerbangan tempur Perancis. Beberapa poin dari analisis kemudian diposting oleh Defense Express.

Poin menarik dari analisis IRFI, yang kemudian menjadi bahan diskusi hangat, adalah kemampuan Angkatan Udara Perancis yang hanya dapat bertempur selama tiga hari, sebelum akhirnya kehabisan amunisi.

Perhitungan terkini menunjukkan bahwa Angkatan Udara Perancis memiliki persediaan rudal dan amunisi lain yang sangat sedikit sehingga hanya akan bertahan selama tiga hari pertempuran sengit dalam kondisi peperangan modern.

Untuk rudal udara ke udara jarak jauh Meteor, persediaan yang tersedia hampir tidak akan mampu bertahan bahkan untuk satu hari pertempuran.

Selain itu, masalah terpisah adalah kondisi Angkatan Udara Perancis itu sendiri, yang hanya terdiri dari pesawat generasi keempat. Bahkan pesawat tempur terbaik Perancis, Dassault Rafale, kesulitan selama latihan melawan pesawat tempur generasi kelima dari melawan musuh hipotetis.

Teknik Pengelabuan, Perancis Kirim Rudal Jelajah SCALP ke Ukraina dengan SUV Mewah Audi Q7

Terkait persediaan amunisi udara Perancis, para ahli menyoroti bahwa masalah ini telah menjadi masalah kronis. Bahkan kampanye udara melawan rezim Muammar Gaddafi di Libya pada tahun 2011, menunjukkan perlunya cadangan bom berpemandu, rudal udara-ke-udara, dan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara yang lebih besar untuk menyerang infrastruktur musuh secara efektif.

Ini bukan sekadar masalah abstrak, ini secara langsung memengaruhi kemampuan Angkatan Udara Perancis untuk menembus zona anti-akses dalam potensi konflik melawan Rusia atau Cina sambil secara bersamaan mempertahankan kemampuan pertahanan udara.

Analis IRFI juga menunjukkan bahwa Perancis bahkan belum mengisi kembali persediaan rudal jelajah SCALP-EG (Storm Shadow) dan rudal permukaan-ke-udara Aster 30, yang dipasok ke Ukraina sebagai bagian dari bantuan militer. Masalah ini semakin menyoroti keterbatasan kapasitas militer Perancis untuk melakukan peperangan udara modern.

Mengenai keadaan penerbangan Perancis, para ahli pertahanan menekankan poin penting lainnya. Yakni Perancis menyia-nyiakan kesempatan bersejarahnya, alih-alih mengembangkan pesawat tempur generasi kelima pada awal 1990-an, mereka memilih untuk fokus pada Rafale sebagai pesawat generasi keempat.

Akibatnya, Angkatan Udara Perancis menerima pesawat tempur berperforma tinggi yang, bagaimanapun, tidak sepenuhnya memenuhi tantangan peperangan modern, terutama dalam menyikapi dinamika kebutuhan akan kemampuan stealth.

Perancis Resmi Memulai Program Pengembangan Rafale F5 “Super Rafale” dan Loyal Wingman (UCAV)

Selain itu, perangkat elektronik Rafale memerlukan peningkatan terus-menerus, terutama mengingat hasil dari berbagai latihan yang melibatkan simulasi pertempuran udara dalam berbagai skenario.

Menurut The Military Balance, pada awal tahun lalu, Perancis memiliki sekitar 90 pesawat Mirage 2000 dengan berbagai modifikasi, 95 pesawat Rafale dengan berbagai versi di Angkatan Udaranya, 20 pesawat Rafale B yang ditetapkan sebagai pembawa senjata nuklir, dan 40 pesawat Rafale lainnya di cabang penerbangan Angkatan Laut Perancis.

Para analis IRFI menekanan, bahwa Perancis sampai saat ini belum secara sistematis mengembangkan kemampuan penerbangan tempurnya karena terlalu bergantung pada persenjataan penangkal nuklirnya. (Gilang Perdana)

Perancis Kirim Sistem Hanud Aster 30 SAMP/T ke Ukraina, Serupa yang Dioperasikan Singapura

3 Comments