Alutsista Baru! Korps Marinir Lalukan Uji Fungsi Kanon Hanud Type 90/35mm dan AF902 Fire Control System
|Tak hanya lini Artileri Medan Marinir yang mendapat peningkatan kekuatan alutsista, setelah belum lama ini kedatangan MLRS (Multiple Launch Rocket System) RM70 Vampire, kini Resimen Artileri Marinir TNI AL dilengkapi alutsista terbaru jenis kanon PSU (Penangkis Serangan Udara) Type 90/35 mm buatan Norinco, Cina. Dalam satu sistem senjata, juga termasuk AF902 FCS (Fire Control System).
Baca juga: Type 90/35mm – Kanon Hanud Twin Gun dari Cina, Incaran Proyek MEF II TNI
Menyongsong kedatangan alutsista terbaru ini, Resimen Artileri 2 Marinir mengadakan uji fungsi meriam Artileri Pertahanan Udara type Twin 35 mm Towed AA (Anti Aircraft) Gun yang dipimpin langsung oleh Komandan Resimen Artileri-2 Marinir Kolonel Marinir Aris Setiawan di pantai Batu Bintang, Desa Cipatuguran, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jum’at (12/08/2016).
Meriam Twin Type 90/35 mm Towed AA Gun merupakan meriam produk Norinco Cina generasi baru yang dirancang sesuai dengan kemajuan teknologi dan perkembangan kemampuan serangan udara dan mampu menembak rudal, peluru balistik serta pesawat tanpa awak (Drone).
Baca juga: Ini Dia! Target Drone Canggih Milik TNI AD dan TNI AU
Baca juga: M1939 61-K – Meriam Pertahanan Pangkalan Etalase Arhanud Marinir TNI AL
Adapun spesifikasi yang dimiliki oleh meriam modern tersebut yaitu berkaliber 35 mm, memiliki 2 laras, kecepatan menembak 1.100 butir permenit, jarak tembak efektif 4000 meter, ketinggian efektif penembakan 3000 meter dengan kecepatan reaksi rata-rata 6,5 detik dan dikendalikan secara otomatis dari ruang radar AFC 902 dengan pola menembak secara bersamaan atau juga bisa dikendalikan secara manual oleh 3 awak perpucuknya. Moda manual dilakukan jika sistem otomatis tersebut mengalami kendala.
Baca juga: M1939 52-K – Meriam PSU “Heavy AA” Legendaris Arhanud Marinir TNI AL
AF902 tak hanya berperan sebagai integrator sistem penembakan peluncur rudal dan kanon secara otomatis, melainkan wahan berbentuk shelter ini juga menjadi mata indra sistem pertahanan dalam skema hanud titik di obvit (obyek vital). Untuk urusan penjejakan pada sasaran, AF902 yang mobiltasnya mengusung platform towed (tarik) dan truk, dilengkapi dengan dua perangkat tracking systems, yaitu target searching radar dan electro-optical passive tracking director. Khusus untuk electro-optical passive tracking mengadopsi sistem high-resolution optical/infrared TV untuk menjejak sasaran secara pasif di kondisi cuaca cerah. Dengan kemampuan melakukan pelacakan sasaran tanpa memancarkan sinyal radar akan meningkatkan keamanan sistem hanud dari incaran rudal anti radiasi pesawat tempur lawan.
Sebagai komponen tempur yang sifatnya mobile, AF902 dapat digelar dan siap menjalankan peran tempur dalam waktu delapan menit, dan jika diperintahkan dapat meninggalkan posisi tempur untuk bergerak ke posisi lain dalam waktu kurang dari lima menit.
Baca juga: Arhanud di Indonesia, Masih Berkutat di Zona SHORAD (Short Range Air Defence)
Dalam menjalankan misi hanud, unit AF902 diawaki oleh dua operator. Kedua awak berada di dalam box shelter yang mengoperasikan konsol pengendali tembakan dan pantauan kondisi radar. Untuk memudahkan tugas operator, user interface pada layar dibuat user friendly dan mampu menghadirkan situasi serta kondisi real time pada area operasi. Nah, perangkat radar, sensor TV/infra red dan antena komunikasi, kesemuanya disematkan pada bagian atas shelter.
Baca juga: AN/UPS-3 TDAR – Radar Penjejak Target Untuk Meriam PSU S-60 57mm Retrofit Arhanud TNI AD
Secara teknis, AF902 FCS dilengkapi dengan paket advanced X-band search radar, C-band search/tracking radar, Ka-band tracking radar with TV/IR tracking system, IFF (identification friend or foe), dan berbagai perangkat sensor elektro optic keluaran terbaru.
Dalam uji coba ini, sebanyak 4 pucuk Meriam Twin 35mm Towed AA Gun, 4 unit Power Suply Unit (PSU), 1 unit radar AF 902 FCS dan kendaraan penarik radar berkolaborasi menembak jatuh pesawat tanpa awak (Drone) yang sengaja diterbangkan sebagai sasaran tembak. Uji coba ini dilaksanakan guna melihat kemampuan menembak meriam yang rencananya akan memperkuat persentajaan Korps Marinir menjadi lebih modern khususnya Batalyon Artileri Pertahanan Udara-2 Marinir (Yonarhanud-2 Mar).
Usai melaksanakan uji fungsi, tim peninjau Kepala Staf Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) Kasirun Situmorang, Komandan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Hasanudin, Irkormar Kolonel Marinir Bambang Priambodo beserta rombongan dari Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, Mabesal dan pejabat teras di jajaran Korps Marinir menyaksikan langsung sistem kerja meriam modern tersebut. (Gilang Perdana)
Beli alutsista dari barat dan Rusia saja calonya China, apalagi beli dari china
Bukan masalah barat dan timur… Kenapa yg di beli kok slalu kanon dan kanon.masak mau berkutat di kanon trus. Di ganti dg sam kek.atawa iskander jg bs…kasian marinir jalao di suruh pake kanon.. Kalao kanonnya di pasangin di anoa atawa di phyton agan mendingan.. Mobilisasi cepat… Nah ini….
Disyukuri dulu., yg penting terus ada pembelian yg menandakan pihak TNI mau berbenah dan melengkapi alutsista mereka. …….
shorad (shored range air defence) adalah sistem anti udara yg sangat di gemari oleh TNI .. dan bahkan sangat banyak dan bervariasi dari berbagai negara … mungkin masih menggunakan doktrin untuk perang secara SEMESTA dan gerilya ..
padahal senjata , rudal dan pesawat udah dikisara. yg tidak bisa lagi dijangkau senjata tersebut ….
Paket missilenya mana min??apa cuma canon aja??
Orang2 cuma bisa nyinyir gimana kalo kita perang ama cina terus dinetralisir senjatanya radarnya bla bla bla paranoid macem baru pertama kali aja. Apa lupa loe waktu kasus timtim ada embargo barat semua pesawat tempur mangkrak, lah skarang tetep dipake juga kan F16 itu?? TNI pasti punya mitigasi resiko ada langkah2 pencegahan bukan cuma asal beli.
Di Timtim kita sama sekai tidak berperang dengan Amerika (Jauuuuh)
Kalau di LCS, kita Head to Head dengan China
Jangan bandingkan F-16 kita pada waktu embargo dengan sekarang
Jelas sekali bedanya, dulu yang bisa terbang hanya 2-4 unit, sekarang semua bisa terbang.