Alouette II – Inilah Sosok Helikopter yang Ada di Foto KRI Irian
|
Ada banyak hal yang menarik bila berbicara tentang kapal penjelajah KRI Irian, selain sosok meriam raksasa B-38 Pattern kaliber 152 mm, maka bila melihat beberapa foto bersejarah pada kapal perang berbobot 16.000 itu, nampak penampakan sebuah helikopter ringan yang telah mendarat di deck bagian belakang. Tentu yang menjadi pertanyaan, jenis helikopter apakah yang sempat mendarat di KRI Irian? Apakah buatan Rusia?
Baca juga: Alouette III – Kiprah Helikopter Serbaguna Puspenerbad TNI AD Era 70-an
Dari penampakannya, tak sulit untuk mengetahuinya, bahwa yang dimaksud adalah Alouette II, helikopter milik Puspenerbal yang kala itu didatangkan langsung dari Perancis. Tidak diketahui persis misi Alouette II di KRI Irian, namun kemungkinan helikopter itu digunakan untuk mengantarkan rombongan VVIP saat melakukan tinjauan ke kapal perang.
Dengan lantai permukaan kayu, KRI Irian sendiri resminya tidak dilengkapi helipad, namun area di buritan yang super luas, memungkinkan untuk didarati oleh helikopter ringan. Di tangan TNI AL, tiga unit Alouette II yang didatangkan pada tahun 1961, dioperasikan Skadron Udara 200 Puspenerbal.
Walau digunakan oleh TNI AL (d/h ALRI), Alouette II tak dirancang untuk membawa senjata ofensif, keberadaannya di Puspenerbal lebih mengedepankan sebagai helikopter latih. Sifatnya yang multirole dan ringan, menjadikan Alouette II laris digunakan untuk kebutuhan sipil dan militer. Dalam kapasitasnya di lingkungan militer, Alouette II banyak dipakai sebagai elemen pengintai dan liaison roles. Sementara perannya di dunia sipil lebih banyak, mulai dari helikopter latih, penyemprotan lahan pertanian, dan mendukung operasi SAR.
Dirunut dari sejarahnya, prototipe pertama Alouette II terbang pada 12 Maret 1955, saat itu Alouette II menggunakan mesin piston Salmson 9 series. Kemudian Alouette II beralih ke penggunaan mesin turbin. Produksi pertamnya dilakukan oleh Sud Aviation dengan pengiriman perdana ke Angkatan Darat Perancis yang dimulai pada tahun 1957. Alouette II juga menjadi helikopter produksi pertama yang menerapkan penggunaan mesin turbin berbahan bakar bensin skala besar dan yang pertama berhasil memanfaatkan rudal anti-tank.
Dari beragam versi yang dibuat, versi terakhirnya adalah SA 315B yang dirilis tahun 1971, helikopter ini punya kemampuan terbang lebih tinggi (5.400 meter), maklum varian perdana helikopter ini hanya sanggup terbang sampai ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut. Alouette II diawaki oleh satu orang pilot dan dapat membawa 4 penumpang. Helikopter ringan ini punya panjang 9,6 meter, tinggi 2,75 meter dengan diameter rotor mencapai 10,2 meter. Alouette II punya berat kosong 895 kg dan berat maskimum saat tinggal landas 1,6 ton.
Dengan mesin turboshaft tunggal Turbomeca Astazou IIC6, helikopter ini dapat melesat dengan kecepatan jelajah 170 km per jam dan kecepatan maksimum 185 km per jam. Dengab bahan bakar penuh, Aloutte II dapat terbang sejauh 565 km dengan endurance 4,1 jam.
Meski seolah terlupakan oleh kaum milenial, namun tak sulit untuk melihat sosok asli dari Alouette II, pasalnya monumen helikopter ini ada di kawasan wisata Puncak Pass.
Baca juga: SA313 Alouette II – Sosok Helikopter Legendaris di Monumen RE Martadinata
Setiap orang yang melintasi kawasan wisata Puncak Pass di Cimacan Bogor tentu mengenal keberadaan Masjid Atta`awun, namun belum tentu setiap orang yang ke Puncak Pass mengetahui lokasi monumen RE Martadinata, padahal di monumen yang menandai lokasi gugurnya Laksamana Raden Eddy Martadinata di Riung Gunung, pada 6 Oktober 1966, terletak tak jauh dari masjid tersebut. (Bayu Pamungkas)
Ooh baru tau sejarahnya..pantesan suka bingung kalau sholat di Masjid Atta’awun suka bingung knp ada Heli samping masjid maksudnya apa y..baru tau sejarahnya..
dan satu lagi bisa ditemuin di hanggar aeronautika politeknik negeri bandung sebagai aset untuk praktikum mahasiswa….