Alami Masalah Pada Propulsi, Kapal Selam Nuklir Rusia ‘Mogok’ di Perairan Denmark
|Anda pernah lihat adegan akhir film “The Hunt for the Red October”, dimana puluhan awak kapal selam nuklir Rusia dengan jeket pelampung berada di atas geladak untuk evakuasi. Rupanya pada 30 Juli lalu ada momen yang mirip terjadi di Perairan Denmark. Pihak Angkatan Laut Denmark yang melakukan pengawalan dan berusaha memberi bantuan, menyebut insiden itu berlangsung dramatis.
Baca juga: Rusia Adopsi Bahan Polimer dalam Konstruksi Kapal Selam Nuklir
Dikutip dari thebarentsobserver.com (4/8/2021), saat itu kapal selam nuklir Rusia “Orel” dari jenis Oscar II Class mengalami masalah pada propulsinya, sehingga kapal selam berbobot 15.000 ton ini sempat mogok. Kejadian tersebut bukan dalam misi tempur, melainkan Orel telah meminta izin melintas dari pihak Norwegia. Insiden terjadi di perairan yang padat di timur kota terbesar kedua Denmark, Rhus.
Orel dan dua kapal pendamping dari Armada Utara Rusia beberapa jam sebelumnya berlayar di bawah Jembatan Great Belt dalam perjalanan keluar dari Laut Baltik menuju Skagerak. Orel adalah salah satu dari tiga kapal selam Oscar II Class yang tersisa di Armada Utara, dan semuanya berbasis di Semenanjung Kola. Oscar II Class sudah terbilang uzur, rata-rata usia kapal selam ini sudah berusia 30 tahun.

Oscar II Class disokong dua reaktor nuklir dan umumnya dipersenjatai dengan rudal jelajah dan torpedo. Kelas kapal selam ini terkenal karena kecelakaan mengerikan pada insiden “Kursk” – 12 Agustus 2000, ketika sebuah ledakan di kompartemen torpedo meledakkan bagian depan kapal selam dan menewaskan semua 118 awak kapal selama latihan di Laut Barents.
Saat kapal perang AL Rusia sedang transit melalui perairan teritorial Denmark, maka AL Denmark dalam status siaga. Dan saat insiden, kapal patroli HDMS Diana yang mengawal kapal selam dan kapal perang Rusia. “Pengawalan dari Laut Baltik akan tercatat dalam sejarah sebagai hal yang dramatis dan menarik, karena kapal selam memiliki masalah dengan propulsi dan hanya bergerak dengan kecepatan 1,5 knot,” tulis awak kapal patroli Denmark.
Bantuan dari pihak Denmark telah ditolak Rusia, sebagai pertolongan dikerahkan kapal tunda “Altay” untuk mempersiapkan menarik kapal selam. Namun setelah beberapa saat, sistem propulsi kapal selam Rusia itu berhasil dipulihkan dan selanjutnya kapal selam melaju ke Perairan Norwegia, bahkan Orel mampu melakukan penyelaman.
Baca juga: Begini Cara Kapal Selam Rusia Lakukan Sabotase Pada Jaringan Kabel Bawah Laut
Sejauh ini belum ada komentar resmi dari AL Rusia atas insiden mogoknya kapal selam nuklir di Perairan Norwegia. Selain Orel, beberapa kapal perang Armada Utara Rusia saat ini berlayar ke utara setelah berpartisipasi dalam Parade Angkatan Laut di St. Petersburg pada 25 Juli 2021. (Gilang Perdana)
Rekaman rahasia:
“Udah dapet datanya belum?”
“Belum ndan.”
“Bilang saja mogok.”
“Oke, ndan.”
Few minutes later ….
“Sudah dapat?”
“Sudah, ndan.”
“Ayo, jalan.”
“Namun setelah beberapa saat, sistem propulsi kapal selam Rusia itu berhasil dipulihkan dan selanjutnya kapal selam melaju ke Perairan Norwegia, bahkan Orel mampu melakukan penyelaman.”
Memang disengaja, itu latihan penyelamatan Bambaaaaang 😁
Untung saja tak seperti tragedi 2 unit SSN seperti USS Thrersher & USS Scorpion yang banyak menelan korban jiwa.mengingat sebagian kapal perang Rusia adalah barang antik warisan era perang dingin seperti halnya sebagian kapal perang Indonesia potensi tragedi seperti KRI Nanggala bisa saja terjadi.
Modernisasi memang harus
Permasalahan Rusia sama seperti yang dialami Indonesia masih mengandalkan warisan era perang dingin yang jumlahnya lumayan banyak
Tapi modernisasi Rusia di matra laut lumayan lelet. Untuk mempersempit kesenjangan modernisasi diarahkan di armament seperti Zircon & Poseidon tapi tetap saja terkesan tidak ada peningkatan buat keselamatan crew
Saking stroong and bingit nya sampe mogok di perairan negara lain, kalo perang sama nato rusky tidak akan bisa bertahan kurang dari dua jam.
Strong bingittttttt
Untung saja tak seperti tragedi 2 unit SSBN & 1 unit SSN lainnya dengan Kursk yang menelan korban paling banyak