AL Spanyol Terima S-81 Isaac Peral – Kapal Selam Pertama Berteknologi AIP Produksi Negeri Matador
|Pada bulan Agustus lalu, Spanyol menawarkan paket pengadaan dua kapal selam berikut pembangunan pangkalannya ke Filipina. Dan hal itu telah menarik perhatian publik di Asia Tenggara, terlebih pada yang ditawarkan, yakni sosok kapal selam berteknologi air-independent propulsion (AIP) S-80 Plus class (aka – Isaac Peral class). Meski terbilang canggih, ada ganjalan dalam pemasaran kapal selam ini, yakni saat ditawarkan, belum satu pun S-80 Plus class yang dioperasikan secara resmi oleh Angkatan Laut Spanyol.
Belum berlangsungnya penyerahan S-81 Isaac Peral (unit perdana S-80 Plus class) menjadi kendala dalam pemasaran, terutama untuk meyakinkan negara calon pembeli akan kualitas dan kemampuan sebenarya dari kapal selam produksi Negeri Matador ini.
Dan pada 30 November 2023, S-81 Isaac Peral akhirnya resmi diserahterimakan kepada Angkatan Laut Spanyol. Dibangun oleh Navantia, S-81 Isaac Peral peletakan lunas pertama dilakukan pada tahun 2005, dan diluncurkan pada 7 Mei 2021. Rencana diserahkan ke Angkatan Laut Spanyol setelah menuntaskan fase sea trial. Sebelum diserahkan, pada 18 Oktober 2023, S-81 Isaac Peral berhasil melewati last safety checkpoint terakhirnya, mencapai kedalaman operasional maksimum.
Angkatan Laut Spanyol total akan menerima empat unit kapal selam Isaac Peral class, setelah S-81 Isaac Peral, S-82 Narciso Monturiol rencananya akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2024. Kemudian S-83 Cosme García diluncurkan pada awal tahun 2026 dan S-84 Mateo García de los Reyes diluncurkan pada pertengahan tahun 2027.
Isaac Peral class adalah salah satu kapal selam diesel listrik paling modern saat ini. Dibangun Navantia, rencana pembangunan kapal selam ini dimulai pada akhir tahun 1990-an, yang kemudian Angkatan Laut Spanyol memesan kapal selam tersebut untuk diproduksi pada tahun 2003. Tapi karena masalah desain, kapal selam tersebut harus didesain ulang secara ekstensif pada tahun 2010-an, dan krisis anggaran yang menerpa, memaksa pemerintah Spanyol melakukan penundaan tambahan.
Sistem air-independent propulsion (AIP) pada Isaac Peral class didasarkan pada prosesor bioetanol yang terdiri dari ruang reaksi dan beberapa reaktor Coprox perantara. Disediakan oleh Hynergreen dari Abengoa, sistem ini mengubah bioetanol (BioEtOH) menjadi hidrogen dengan kemurnian tinggi. Outputnya memberi daya pada serangkaian sel bahan bakar.
Reformator diisi dengan bioetanol sebagai bahan bakar dan oksigen (disimpan sebagai cairan dalam tangki kriogenik bertekanan tinggi), menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida sebagai produk sampingan. Hidrogen yang dihasilkan dan lebih banyak oksigen diumpankan ke sel bahan bakar.
Prosesor bioetanol juga menghasilkan aliran karbon dioksida dengan konsentrasi tinggi dan gas sisa lainnya yang tidak terbakar sempurna selama pembakaran. Aliran gas ini bercampur dengan air laut dalam satu atau lebih ejector venturi scrubber dan kemudian melalui sistem baru, SECO2 (atau CO2 Removal System), yang dikembangkan oleh Bionet, dan tujuannya adalah untuk melarutkan “gelembung” CO2 di dalam air hingga tidak terdeteksi.
Laju aliran oksigen dan bahan bakar secara langsung ditentukan oleh kebutuhan daya. Kekuatan AIP di kapal selam ini setidaknya 300 kW (400 hp). Motor listrik magnet permanen menggerakkan baling-baling tetap dengan desain khusus, yang tidak menimbulkan kavitasi pada kecepatan tinggi.
Baca juga: Jelang Peluncuran, Inilah Sosok Kapal Selam AIP Spanyol – S-81 Isaac Peral
Isaac Peral class dengan berat (saat menyelam) hampir 3.000 ton, dapat mampu berlayar selama 30-55 hari. Kecepatan saat di permukaan 12 knots dan keepatan saat menyelam 19 knots. Kapal selam ini sanggup berlayar sejauh 8.000 km dan menyelam sampai kedalaman 460 meter. Kapal selam ini diawaki 32 personel dan dapat membawa 8 pasukan katak.
Isaac Peral class dibekali enam tabung torpedo kaliber 533 mm. Pasangan torpedo yang dibawa adalah DM2A4 dan rudal anti kapal UGM-84 Sub-Harpoon Block II. (Gilang Perdana)
PAL memiliki kemampuan untuk merakit kapal selam, namun belum pada tahap membangun dari nol, semoga kerjasama dengan Naval group mampu menyempurnakan alih teknologi produksi kapal selam. Dan industri baja dalam negeri sebenarnya sudah mampu membuat baja berkualitas untuk kapal selam tapi balik lagi ke kebutuhan pasar.
Bentuknya mirip kasel Scorpene Naval grup
Kalo untuk ekspor. Sulit sih bagi Navantia untuk ekspor Kapal Selam. Saingannya berat. Ada Naval Group, TKMS. Blm dari China dan Russia. Tapi spesifikasi Isaac Peral bagus juga. Bahkan melebihi Scorpene dana U-214. Hehe.