AL Australia Pesan 220 Unit Rudal Jelajah Tomahawk Senilai US$895 Juta
|![](https://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2017/11/MW-FK013_tomaha_20170407105756_ZH-300x169.jpg)
Sebagai langkah konkrit dari pembentukan pakta pertahanan AUKUS, Pemerintah Australia memproyeksikan kemampuan serang jarak jauh dalam merespon tantangan keamanan di masa depan. Di antara elemen senjata dengan kemampuan serangan jarak jauh yang dimaksud adalah pengadaan rudal jelajah (cruise missile) Tomahawk buatan AS untuk kebutuhan Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN).
Meski telah mengincar Tomahawk, belum diketahui jumlah yang akan diakusisi AL Australia. Namun, belum lama ini ada kabar bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan sekitar 220 rudal jelajah Tomahawk ke Australia dalam kesepakatan senilai US$895 juta. Penjualan yang diusulkan atas permintaan Australia, seperti biasa membutuhkan persetujuan dari Kongres.
Dikutip dari BBC.co.uk (17/3/2023), disebutkan rudal Tomahawk akan digunakan pada kapal selam Virginia class yang akan diperoleh Australia dari AS di bawah perjanjian pakta pertahanan AUKUS. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan rudal Tomahawk akan memberikan “kemampuan yang sangat penting”.
“Kesepakatan itu akan memungkinkan Australia untuk menjangkau lebih jauh sasaran di luar pantai dan pada akhirnya itulah cara kami dapat menjaga keamanan Australia” kata menhan Australia kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Untuk tahap awal, rudal-rudal Tomahawk akan dikerahkan di kapal perusak Hobart class, yakni sebelum Australia menerima kapal selam bertenaga nuklir. Pentagon mengatakan penjualan itu akan “meningkatkan kemampuan Australia untuk beroperasi dengan pasukan maritim AS dan pasukan sekutu lainnya serta kemampuan untuk berkontribusi pada misi kepentingan bersama”.
Kesepakatan Aukus, yang diresmikan pada hari Senin di San Diego, mengikat Australia, Inggris, dan AS dalam aliansi pertahanan jangka panjang yang akan menghadapi ekspansi militer Cina di wilayah Indo Pasifik.
Baca juga: Kucurkan Dana US$3,5 Miliar, Australia Percepat Pengadaan Dua Jenis Rudal Jelajah
Rudal Tomahawk memiliki jangkauan hingga 1.000 mil (1.609 km) dengan kecepatan maksimum 885 km per jam. Seperti Tomahawk Block IV didukungan two-way satellite link yang memungkinkan pemrograman ulang rudal dalam penerbangan dan transmisi battle damage indication (BDI) imagery. (Gilang Perdana)
Ossi gak belajar dari perang Ukro & sengketa Taywan, sebagian besar rudal subsonic mudah ditembak jatuh Nassam dkk,mbah gatol sampe girang,
Tapi tidak bisa menangkis rudal super/hipersonic Ruskie & PLA,
Untung om W gak terpengaruh Sales subsonic grup barat, Maka diboronglah Brahmos stroonk bingiiits yg murah meriah, supersonic, gedong, tanpa syarat & anti catsa, mudah2 an akhir tahun bisa tumpengan 😁
Ironi sekali…..keluar duit banyak buat beli senjata yg bakal didonasikan ke lawannya 🙄
Emang kalo udah bikin pakta apalagi sama2 penduduk kulit putih turunan mamah ely, jual barang bener2 dimurahin..220 tomahawk udah lebih dr cukup utk menggempur seluruh fasilitas militer tetangga utaranya yang defenseless klo2 tetangganya itu nakal
Australia…., dalam pandangan akhir zaman akan menjadi salah satu negara blok barat yang terkena nuklir, Indonesia aman, cuma terkena efek radiasianya saja. Waspadalah perang nuklir sebentar lagi pecah, persiapkan dirimu dan keluargamu, akan terjadi krisis pangan dunia.
Langkah Indonesia mendekati negara seperti Turki, India dan UAE utk investasi alutsista sudah benar, ingat 7 program riset teknologi pertahanan yg harus dicapai Indonesia ditahun 2040. Walaupun program UAV sempat tersendat dibawah Brin, tapi pak Prabowo potong kompas dengan mengundang ahlinya
@samudera
Ukuran warhead dikurangi tidak melebihi 250 kg
Pinoy beli Brahmos warhead turun jadi 200 kg ttp range tidak berubah di 500-550 km
Kalo kayak gitu kena mtcr ga ya?kan lebih dari 300km
@Hohoho
Aussie 890 juta untuk 220 rudal Tomahawk block III
Disisi lain USD 200-220 juta untuk 35-40 rudal Brahmos yang akan kemungkinan deal akhir tahun ini buat coastal defense yang bakal ditempatkan di Natuna
Amerika untung banyak nih di balik pakta pertahanan AUKUS. Mungkin Indonesia harus buat pakta pertahanan dgn Prancis.
Tetangga selatan makin bertaring militernya, kita jangan “ciut” program MEF harus tetap berlanjut.