Update Drone KamikazeKlik di Atas

AL AS Mulai Uji AGM-88G AARGM-ER, Rudal Canggih Penghancur Stasiun Radar Permukaan

Rudal battle proven yang satu ini layak disebut sebagai “ground radar killer,” lantaran kerap diandalkan sebagai pembuka serangan udara Amerika Serikat/NATO dalam misi penghancuran stasiun radar permukaan lawan. Lantaran punya kemampuan khusus, hanya negara-negara terpilih yang mendapat restu dari Washington untuk bisa memikiki AGM-88B HARM (High speed Anti Radiation Missile). Dan seputar AGM-88 yang fenomenal dalam konflik di Teluk, Kosovo dan Libya, kini ada kabar anyar tentang varian terbaru AGM-88, yaitu AGM-88G AARGM-ER (Advanced Anti-Radiation Guided Missile-Extended Range).

Baca juga: AGM-88B/E HARM, Lawan Tanding Rudal Anti Radar Kh-31P TNI AU

Dikutip dari TheDrive.com (3/6/2020), pada 2 Juni lalu, Air Test and Evaluation Squadron 23 (VX-23) AL AS yang berbasis Patuxent River telah menerbangkan sebuah F/A-18E Super Hornet untuk misi pengujian perdana AGM-88G. Meski disebut sebagai first flight test, namun rudal udara ke permukaan ini tidak diluncurkan. Persisnya yang digunakan dalam uji ini adalah varian captive AGM-88G yang tidak dilengkapi hulu ledak dan motor roket.

Dalam penerbangan menggunakan rudal captive dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data tentang kinerja pesawat atas rudal baru tersebut. Naval Air Systems Command (NAVAIR) dalam siaran pers menyebut, uji captive sangat diperlukan untuk mengetahui pengaruh dimensi dan bobot rudal pada kinerja (performa) pesawat. Dalam uji captive, rudal ‘dummy’ tersebut dibawa meliuk dengan berbagai macam manuver tinggi. Meski berupa captive, namun AGM-88G yang diuji mempunyai bobot dan dimensi yang sama persis dengan rudal aslinya.

AGM-88G disebut-sebut mempunyai sistem pemandu dan kendali yang sama dengan varian sebelumnya, AGM-88E. Namun ada sejumlah modifikasi yang dilakukan Orbital ATK and Northrop Grumman, yaitu dengan mendesain rudal baru ini agar punya bodi lebih ramping bersama dengan adopsi motor roket baru, hulu ledak baru dan sistem kendali ekor yang kesemuanya serba baru.

Sejauh ini AL AS belum merinci secara spesifik kemampuan AGM-88G, namun analis pertahanan meyakini rudal anti radar terbaru ini akan secara signifikan lebin cepat dan jarak jangkau lebih jauh dibanding varian terdahulu. Sebagai informasi, AGM-88E punya jarak jangkau 105 km dengan kecepatan luncur pada fase terminal hingga Mach 2.

AGM-88G mulai dikembangkan pada tahun 2016. Rencananya AL AS akan menerima AGM-88G pada tahun 2023, dimana rudal ini akan disematkan pada jet tempur F/A-18 E/F Super Hornet, EA-18G Growlers dan F-35 A/C Joint Strike Fighter.

Terpasang di weapon bay F-35.

Debut perdana AGM-88 dilibatkan dalam misi penyerangan ke Libya tahun 1986, berlanjut ke Perang Teluk I di tahun 1991, tak kurang di perang melawan Irak ini, 2.000 AGM-88A diluncurkan dalam misi SEAD (Suppersion of Enemy Air Defence) guna menetralisir dan melumpuhkan system pertahanan udara lawan, khususnya radar dan rudal antipesawat. Lepas dari itu, AGM-88 juga sudah battle proven dalam perang di Kosovo dan intervensi ke Libya tahun 2011.

Baca juga: Malaysia Telah Uji Tembak Rudal Kh-31, Indonesia Kapan?

Punya kemampuan mengendus transmisi radar yang dipancarkan pihak lawan, AGM-88 dapat menerobos sistem pertahanan musuh untuk menghancurkan radar penjejak (air search radar) dan fire control radar. Ciri khas standar rudal ini punya kemampuan terminal homing atau mengunci arah sasaran sehingga praktis bisa melakukan “fire and forget”. (Gilang Perdana)

13 Comments