Akibat Keliru Tentukan Titik Sasaran, Pilot F-16 Ini Jatuhkan Bom Pintar di Luar Bombing Range
|Insiden bom jatuh dari pesawat tempur secara tidak sengaja sudah beberapa kali terjadi, seperti pada 6 Mei 2019, bom latih jenis P-100 jatuh dari jet Tempur Sukhoi TNI AU di area Kebun Tebu Lumajang, Jawa Timur. Kemudian pada 1 Aoril di tahun yang sama, jet tempur A-10C Thunderbold II di Florida, bom latih BDU-33 terlepas dari hard point sesaat setelah pesawat terkena bird strike. Untungnya, di kedua insiden tersebut tidak jatuh korban, lantaran bom jatuh di kawasan tanpa pemukiman.
Namun, bila di kedua insiden di atas yang ‘jatuh’ adalah bom latih, maka lain hal pada insiden yang terjadi pada 6 November 2019. Dikutip dari PopularMechanics.com (26/4/2020), disebutkan saat itu sebuah jet tempur F-16CM milik AU AS yang berbasis Lanud Misawa, Jepang, secara tak sengaja salah melepaskan bidikan bom. Yang dilepaskan oleh F-16 tersebut ngerinya bukan bom latih, melainkan bom pintar alias smart bomb jenis GBU-12 Paveway II yang berpemandu laser.
Pilot dalam hal ini salah menyerang sasaran, F-16CM dari 14th Fighter Squadron tersebut sedang dalam misi latihan penyerangan permukaan di Draughon Bombing Range, yang lokasinya berjarak 15 mil dari Lanud Misawa. Namun, faktanya sang pilot justru melepaskan bom pintar 3,4 mil di luar area bombing range, persisnya lokasi jatuhnya bom berada di wilayah tanah pribadi warga. Selain tidak jatuh korban jiwa, juga tidak ada kerusakan properti atas insiden ini, lantaran lokasi jatuhnya bom berupa lahan kosong.
Dari hasil investigasi, pilot mengaku mendapat laporan bahwa salah satu dari pesawat lain dalam formasi penyerbuan dapat melihat sasaran dengan jelas, serta aman untuk menjatuhkan bom. Namun hal tersebut tidak diketahui oleh semua yang terlibat, dan intinya pilot bertindak atas data penargetan yang salah.
Menurut phak Angkatan Udara, seluruh pesawat yang terlibat dalam latihan tersebut langsung mendarat pasca insiden. Atas kejadian itu, pilot telah didiskualifikasi dan harus menjalani pelatihan kembali dalam penanganan senjata.
Sekilas tentang GBU-12 Paveway II, merupakan varian bom pintar yang paling laris di pasaran. Komponen utama dari GBU-12 adalah dumb bomb MK82 yang punya bobot 227 kg, namun karena menyandang predikat smart bomb, pada ujung GBU-12 sudah ditambahkan laser guidance kit untuk membaca panduan laser yang mengarah ke sasaran. Laser guidance kit terintegrasi dengan computer control group di bagian depan sistem bom dan airfoil group yang terletak di bagian belakang.
Dalam operasinya, bila sasaran sudah ‘disinari’ oleh laser, maka sirip pemandu (canard fins) pada bagian belakang akan bereaksi dan siap membawa bom ke sasaran. Sayap pada airfoil group akan mengembang dan menjaga aerodinamika bom untuk melakukan manuver. Dengan tambahan laser guidance kit dan airfoil group, bobot GBU-12 ditaksir mencapai 277 kg dengan hulu ledaknya 87 kg.
Baca juga: Diterjang Bird Strike, Tiga Bom BDU-33 di A-10C Thunderbold II Terlepas dari Cantelan
Dengan sayap yang mengembang di bagian belakang, maka bom tidak langsung jatuh bebas, GBU-12 dapat diarahkan menuju sasaran yang jauhnya 14,8 km dari titik dilepaskan. Sementara tingkat akurasi GBU-12 mencapai 9 meter (Circular Error Probable). Bom ini cocok untuk melibas sasaran kecil dengan pelindung lapis baja, seperti tank dan ranpur lapis baja lainnya. (Haryo Adjie)
apa TNI AU punya bomb jenis ini ???..
Blom punya dek. Pengarahnya aja baru dibeli skrng dek. Kita malah tertinggal dr negeri jiran tetangga kita dek, yg pake bom pintar ini yg diinstall ke Sukhoi MKM mereka.
Miris ya dek, TNI AU kita. Padahal kita sdh lama punya F-16 dek. Jaman orde baru.. Tp jng berpikir spt itu dek, Kita gak perlu bom spt ini krn kita gak punya musuh yg bisa dijangkau F-16 kita dng menggotong bom ini dek. Kalo toh bisa pespur kita kalah canggih berhadapan dng pespur tetangga dek, jd pasti rontok sebelum masuk teritorial negara musuh.
Utk menghadapi pemberontak spt OPM jg gak bisa dek, selain pesawatnya gak dpt ijin dr negara pembuatnya, jg OPM gak punya bungker atau gedung yg akan dihancurkan dng bom ini dek. Mereka cuma punya gubuk reot aja utk bersembunyi. Bahkan bom MK 82 pun msh kemahalan buat membon mereka. Rugi kita dek. Jd adek bisa renungkan. Kira2 buat apa kita beli F-16 sebaiknya dek.?
Masak ngadepin OPM aja pake F-16??? Kayak Malaysia aja ngadepin 100an preman Sulu gak terlatih kok pake Sukhoi. Overkill itu namanya.
Harusnya lawan OPM ya pake Brimob aja paling jauh ya pake Kostrad. Kalo ternyata ngeraih Brimob dan Kostrad masih belum kelar ya itu bukan urusan saya, eh maksudnya itu lain urusan. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Maaf ya dek gatol saya gak ngurus komentar dek gatol alias saya cuekin krn saya menjaga kode etik aturan disini utk tdk ngetroll..…hehehe
Kalo komen harus sesuai substansi topik bahasan ya dek. Jng asal ngetrol spt yg dek gatol lakukan di lapak sebelah yg berakibat dek gatol terusir dan tereliminasi dr JKGR. Jng buat rusuh disini lg ya dek. Hormati admin indomiliter yg sdh sangat bijak mau menampung org buangan spt dek gatol utk komen dimari.
Ini kawan2 disini para fans boy militer sejati yg netral dek, jng dek gatol buat propaganda dan cekoki dng berita2 hoax yg gak bisa dipertanggung jawabkan keabsahannya bahkan link rujukannya.
Kalo dalam ilmu mata kuliahnya pak Jaya Suprana itu disebut mata kuliah ilmu kelirumologi.
Dan ilmu kelirumologi ini memang sdh sering melekat pd pespur F-16 ini. Maklum tugas yg dibebankan ke pespur ini sangat berat ketimbang fungsinya, sehingga processornya sering korslet.
Itulah sebabnya kenapa Indonesia sangat berat hati krn tekanan utk membeli F-16V.
Krn TNI AU tahu bahwa pesawat ini tdk akan mampu utk menghadapi pertempuran udara dng pesaing sekitarnya terutama China. Krn F-16 Viper ini akan ditepuk bagai nyamuk letoy oleh SU-35 China.
Jngkan TNI AU, masyarakat awampun yg pengetahuan tentang pespurnya tdk sepakar TNI AU tidak memilih F-16V sbg ujung tombak pespur TNI. Terbukti dalam pooling pun hanya menduduki posisi no 4 setelah Gripen E. Itu artinya masyarakat lebih percaya Gripen E ketimbang F-16 Viper. Blom lg berbicara masalah embargo yg siap menghantui spt CAATSA. Masyarakat aja tau klo F-16 Viper itu sejatinya adalah pesawat abal2 yg dibungkus sedemikian rupa dng hoax dan propaganda agar terlihat superior.
Salam Rusia Stroong Bingiitt
Eya gara-gara elmu kelirumologi itu tadi yg bikin pa prabowo mau klik pesen SU-35, ehhhhh yg kepencet malah pilihan pespur F-16 V 😱😱😱
Ngeri..