Airfish 8: WiSE Terbaru dari Singapura, Jadi Wahana Angkutan Sipil Yes, Untuk Misi Militer Pun Ideal
Ketika publik di Indonesia masih berkutat seputar konten hoax, maka ada kabar yang membuat iri dari negara tetangga. Akhir Februari lalu, lewat rekaman video yang marak di social media, Singapura telah sukses meluncurkan dan meraih sertifikasi atas flying boat yang diberi label Airfish 8 (AF8). Sebuah konvergensi dari teknologi pesawat udara dan kapal cepat yang dapat membawa delapan penumpang.
Baca juga: WiSE – Konvergensi Kemampuan Kapal Cepat dengan Pesawat Udara Untuk Misi Militer
Memang tidak ada label militer pada wahana yang wujudnya mirip ikan pari ini, namun adopsi teknologi WiSE (Wings In Surface Effect) sangat ideal untuk kebutuhan patroli maritim dan misi infiltrasi lewat laut. Sekilas AF8 tak ubahnya pesawat amfibi, tapi jangan keliru, AF8 tidak punya kemampuan amfibi seperti PBY-5A Catalina dan Grumman Albatross yang pernah dioperasikan TNI AU. Airfish 8 adalah kapal bersayap tetap yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat terbang rendah di atas permukaan air.
Airfish 8 dirancang dengan memanfaatkan fenomena ground effect, yaitu bantalan dinamis yang timbul ketika wahana terbang sangat rendah di atas permukaan, sehingga meningkatkan rasio daya angkat dan daya hambat yang menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik daripada pesawat konvensional.
Dari spesifikasi, Airfish 8 yang dibuat Wigetworks Pte Ltd, disokong mesin V8 dengan kekuatan 500 HP. Walau menggunakan mesin tunggal, namun AF8 mengusung dua propeller dengan masing-masing terdiri dari empat bilah. Jenis bahan bakar AF8 adalah gasoline dengan Oktane 95 atau spesifiksi di atasnya. Dalam kondisi normal, konsumsi bahan bakar mencapai 70 liter per jam. Sementara jarak jelajah Airfish 8 mencapai 300 mil (setara 482 km).
Karena bukan pesawat konvensional, Airfish 8 hanya bisa melayang sampai ketinggian 7 meter di atas permukaan laut. Kecepatan wahana ini maksimum 196 km per jam, sedangkan kecepatan jelajahnya 148 km per jam. Struktur AF8 dibangun dari material carbon fibre reinforced dan pastic/sandwich composite.
Bicara tentang bobot totalnya mencapai 1 ton, diantaranya untuk bagasi dapat membawa kapasitas 160 kg. Konfigurasi AF8 terdiri dari dua kru dan maksimal delapan penumpang. Dari aspek dimensi, AF8 punya panjang keseluruhan 17,2 meter, tinggi 3,5 meter, dan lebar bentang sayap 15 meter. Draught saat pesawat/kapal berada di air maksimum 0,55 meter. Untuk lepas landas, AF8 hanya butuh jarak 500 meter, dan untuk mendarat 300 – 500 meter, bergantung pada tinggi gelombang air.
Baca juga: OS-Wifanusa – Prototipe Drone Pesawat Amfibi Untuk Misi Intai Maritim
Aron Flying Ship
Di Oktober 2014 wahana sejenis Airfish 8 sudah pernah bertandang dan ditawarkan untuk Indonesia. Aron Flying Ship buatan Korea Selatan melaksanakan demonstrasi terbang di Markas Kopaska Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta. Oleh manufakturnya, Aron disebut sebagai pesawat pertama di dunia yang dapat beroperasi di udara dan di air, bahkan pada cuara buruk.
Dalam perencangan strategis, Kementerian Pertahanan RI memang tidak menyiratkan untuk mendatangkan wahana WiSE, tapi mengingat peran dan kemampuannya, wahana transpor ini mulai banyak dilirik sebagai media yang ideal untuk misi militer, tak hanya untuk pasukan khusus, tapi juga pada tugas patroli laut. Bahkan, dengan kebisaannya untuk dipersenjatai, WiSE boleh jadi pas untuk tugas penindakkan, tak sebatas memantau dan melaporkan.


Pemerintah lewat BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) sebenarnya turut kepincut untuk mengembangkan wahana ini. Mengambil nama Belibis, BPPT pernah membangun prototipe WiSE.
Belibis digadang untuk dimuati delapan orang dan punya ketinggian sekitar dua meter di atas permukaan air dengan kecepatan maksimal 60 knots dengan lama penerbangan enam jam non stop. Prototipe WiSE Belibis SDJ A2B sudah roll out dan menjalani uji layar terbang di Bojonegara, Teluk Banten. Awalnya, uji model melalui aerodinamika dan uji mikro dilakukan di Surabaya. Lalu pembuatan prototipe dilakukan oleh Carita di Serpong dan di galangan kapal Carita di Bojonegara, Serang, Banten. Belibis hanya memakai mesin mobil buatan Chevrolet. Penggunaan kapal berteknologi WiSE ini tentu saja menghemat ongkos yang harus dikeluarkan penumpang dan waktu tempuh lebih cepat. (Haryo Adjie)
Related Posts
-
Frigat Van Speijk Class Dianggap Paling ‘Feasible’ untuk Dikonversi Jadi Kapal Patroli Bakamla
12 Comments | Jan 27, 2024 -
Patria Nemo Mortar Boat: Penantang X18 Antasena Tank Boat
17 Comments | Feb 28, 2017 -
Lengkapi Arsenal Jet Tempur Gripen, Swedia Borong 250 Unit Rudal AIM-120C-8 AMRAAM
2 Comments | Jul 10, 2023 -
Gantikan C-130 Hercules, Austria Resmi Order Empat Unit Embraer C-390 Millennium
2 Comments | Sep 22, 2023
Jdi inget Caspian Sea Monster julukan buat WiSE terbesar d dunia buatan soviet dulu
Dan kenapa klewang class kaga dilanjutkan. Dari segi teknologi sudah bagus hanya perlu mencari material komposit yg lebih kuat, kalo harus nunggu tot dari saab yg gak kesampean mah lama.
lebih kompleks tekhnologi pesawat N-219 PT DI. jadi lebih bangga made in indonesia. sorry pil ngk tertarik..
Borong buat oprasi peNyelamatan dan pencarian itu sangat bagus
Borong buat oprasi penuelamatan dan pencarian itu sangat bagus
dan Singapura stroooooooong lagii
Jadi pengen jd warga singapura, kayanyaaaaa bangga gitu punya negara yg bs dibanggain. Singapura negaranya maju, ekonominya maju, alutsistanya serba canggih n nomer 1, sekutunya banyak, jadinya merasa aman. Nah kl hari gini msh non-blok yg ada mlh go-blok
Hi Admin,
Saya orang Indonesia – Manager di Wigetworks. Kalau ingin tahu detail tentang produk kami, bisa menghubungi saya. Sekaligus saya bisa mengklarifikasi beberapa misconception tentang Aron-7 dan WIG yang lain
SS
Hi juga Pak SS,
Silahkan disampaikan saja informasinya via email ke [email protected]. Terima kasih 🙂
Min, tolong di bahas di sini kelanjutan Belilbis punya BPPT, masih lanjut atau sudah berhenti. Saya lebih tertarik mengikuti perkembangannya. Padahal kita riset lebih dulu tapi singapura yang release duluan.
Borooong buat BAKAMLA
Mending kembangin belibis mas woof woof.
Benar, katanya sudah jadi prototipe, tapi kok tdk dilanjutkan?