Airbus Rilis Full Mockup H160M “Cheetah,” Helikopter Angkut Multirole Futuristik
|H160, helikopter medium hasil pengembangan antara Airbus dan Peugeot Design Lab telah terbang perdana pada 13 Juni 2015, namun status helikoper dengan desain futuristik ini belum diluncurkan dan masih berada dalam tahap pengembangan. Meski dikedepankan untuk memenuhi segmen helikopter angkut sipil, debut H160 sedari awal dicanangkan sebagai helikopter angkut militer masa depan (H160M), Bagi militer Perancis, H160M nantinya yang bakal menggantikan porsi AS 365 Dauphin, SA330 Puma, AS550 Fennec, dan AS565 Panther.
Baca juga: Kemhan Resmi Tambah Pesanan 1 Unit Helikopter NAS332 Super Puma untuk TNI AU
Dan menyambut Pameran Dirgantara terbesar di dunia, Paris AirShow 2019 yang akan berlangsung Mei mendatang. Airbus Helicopter telah merilis full mockup H160M yang nantinya akan di pamerkan di Paris AirShow 2019. Gelombang perdana H160M sendiri rencananya baru akan diserahkan Airbus ke militer Perancis pada tahun 2026. Khusus menandai keberlangsungan program H160M, Menteri Angkatan Bersenjata Perancis, Florence Parly secara langsung member label H160M dengan nama Guépard (dalam Bahasa Inggris – Cheetah) saat mengunjungi fasilitas Airbus Helicopters di Marignane, Perancis, Senin (27/5/2019).
Pengembangan H160M masuk dalam proyek Joint Light Helicopter (JLH) atau Hélicoptère Interarmées Léger (HIL). Dibanding varian sipil, H160M langsung kentara bagaikan helikopter Combat SAR, sebut saja ada rudal udara ke permukaan, window gun, hoist, dan sensor FLIR pada bagian bawah hidung.
H160M digadang sebagai helikopter militer multi platform, artinya H160M nantinya dapat dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara Perancis. H160 dirancang modern yang mendukung faktor aerodinamis, desain modular, punya bagian kaca meruncing, mengusung arsitektur berbahan komposit, dan bagian ujung baling-baling berdesain “Blue Edge”.
Pra syarat dasar Perancis dalam proyek JLH adalah helikopter harus bermesin ganda dan mampu terbang dengan kecepatan 330 km per jam. H160M dengan dua orang awak ini mampu membawa lima personel bersenjata lengkap. Sebagai perbandingan, pada varian angkut sipil, H160 dapat di setting sampai kapasitas 12 penumpang.
Spesifikasi H160M memang belum dirilis oleh Airbus , namun berkaca ke varian sipil (H160), diketahui helikopter dengan full glass cockpit ini ditenagai mesin 2 × Turbomeca Arrano turboshaft engines, menjadikan H160 dapat terbang sampai 852 km dengan payload 1,7 ton. Bobot maksimum saat lepas landasnya mencapai 6 ton. Untuk varian militer, pada umumnya akan dilengkapi spesifikasi mesin yang lebih kuat.
Baca juga: SA-330 Puma – Helikopter “Angkut Berat” TNI AU Era-80an
Total militer Perancis memesan 169 unit H160M, komposisinya terdiri dari 80 unit untuk angkatan darat, 49 unit untuk angkatan laut, dan 40 unit untuk angkatan udara. (Bayu Pamungkas)
Jadi ingeet film seri jadul AIRWOLF😅
klo pernah ngalami nonton film itu di tv….berarti sampean sudah tua..wkwkwkwkwkwkw. #justkidding
Adu tuwo ☝️🏻…..😂😂😂
Di “def PK” ada forumer yg rempong (kayak disini juga, kemarin), latah ngributin soal fregat baru philipina yg belum ada dudukan dan batch utk VDS (begitupun di PKR kita)…..hebohnya kayak udah pernah lihat VDS aja 😂😂😂
Padahal aslinya mah latah…apa yg dibahas di formil luar negri, langsung dianggap akurat dan kesahihannya mutlak !!!
Padahal VDS Captas-2 dirancang oleh pabriknya, cocok disematkan pada fregat bertonase dibawah 3000 ton….gimana cara masangnya, udah dipikir sama insinyurnya 🤔🕵️😏.
Lagipula yg namanya VDS kelas medium ada banyak merek dipasaran dg bentuk fisik, ukuran dan berat yg bervariasi (captas 2, actass/atlas, st-2400/kongsberg, lftas, dll)….jadi sebelum pasti mana yg akan dibeli, gak perlu rempong ngomongin dudukannya, karena dudukan VDS akan menyesuaikan dg bentuk “head” VDS nya 🤷
Soal ketiadaan hatch pada kaprang filipina atau PKR….kalo belum akan dibeli dalam waktu dekat ini, biarin aja seperti semula, nanti kalo butuh tinggal potong platnya dan dibuatkan hatch 🤗
Borong lah buat TNI AU 24 Unit, AD 30 Unit dan AL 18 Unit
Mestinya pengadaan alutsista ya seperti ini.
Bukan ngadain sendiri-sendiri seenak user.
Mesti ada penyeragaman di tiap matra sehingga tidak menjadi logistik nightmare.
Misal untuk helikopter, diseragamkan :
Heavy lift utility dengan ramp door Chinook
Heavy lift utility tanpa ramp door Cougar dan Super Puma
Medium lift utility Bell 412 dan Panther
Untuk menghindari logistik nightmare, semua mesti diseragamkan baik untuk matra udara, darat, laut, basarnas, bakamla dan polri.
Jadi :
matra udara butuh berapa heavy (ramp door / no ramp door), butuh berapa medium dan butuh berapa light.
Demikian pula untuk matra2 lain dan lembaga lain yang butuh helikopter.
Jadi total bisa dihitung berapa heavy, berapa medium, berapa light.
Walaupun pembelian dicicil per 3 tahun ya tidak apa.
“Iniiii, heli yg saya maksut sebagai pengganti heli panther ASW dimasa depan 🕵️🕵️🕵️”
>>>Mas Gono Cucok Meong 😊10/05/2019
Tentu ada beberapa pertimbangannya
1.Mulai dari hal yg paling sederhana, yaitu kemudahan handling saat mengeluarkan atau memasukkan heli ke dan dari hanggar…terutama saat kondisi lautan berombak. Heli yg lebih ringan tentunya lebih mudah ditangani dan sampai saat ini kita belum punya satupun kapal.perang yg punya “heli handling system”.
2. Kemudahan operasional: karena heli ini akan menjadi alutsista organik pd PKR/Light frigate, tentunya dituntut heli yg memiliki sifat mudah dirawat pd lingkungan yg terbatas (diatas kapal), irit bbm, handal (USCG juga menggunakan varian lain dr heli ini) dan memiliki foot print yg ringkas.
3. Batasan biaya: dg harga beli heli dan biaya operasi yg terjangkau dan ditambah dg faktor2 diatas pada ujungnya akan meningkatkan kesiapan operasional heli tsb.
Bandingkan dg AL yg memiliki bujet operasional terbatas tapi mengoperasikan heli canggih yg rumit dimaintenen dan menuntut biaya operaional tinggi…lalu bumn dg kesiapan operasionalnya 🤷
4. Batasan platform yg menjadi rumah dr heli AKS ini (panther). Dari situsnya damen ditampilkan info bahwa PKR didesain dg hanggar yg dpt menampung heli dg bobot maksimal 6,5 ton dan helipad yg sanggup mengakomodasi heli bertonase maksimal 10 ton. Dari sini terlihat bahwa TNI AL mengantisipasi perkembangan helikopter utk operasi diatas kapal.perang dimasa depan. Mulai tahun 2025, AL perancis akan mengganti heli panther dg varian terbarunya yaitu H-160/HIL yg memiliki bobot kosong 4,5~5 ton…yg artinya masih dapat dihandling dg baik oleh PKR jika dimasa depan AL juga mengoperasikan heli H-160 di PKR.
Heli H-160 yg merupakan penerus varian panther, tetap mempertahankan kesederhanaan perawatan, footprint ringkas dan kehandalan operasional ala panther, namun memiliki kapasitas angkut yg lebih besar sbg bisa diperlengkapi dg berbagai sensor dan persenjataan untuk operasi AKS yg lebih mumpuni dibanding varian panther 🤗🤗🤗<<<
Chinook yg pesanan dari amerika gak ada kabar?
Chinook yg dari amerika gak ada kabar?
Kabar nya di gnt chilook dr bandung om.