Airbus Raih Kontrak Pembangunan Wahana “Rosalind Franklin” – Penjelajah Otonom Pencari Jejak Kehidupan di Mars

Airbus Defence and Space (ADS) lewat siaran pers (29/3/2025), mengumumkan telah dipilih oleh Badan Antariksa Eropa – European Space Agency (ESA) dan Thales Alenia Space (TAS – usaha patungan antara Thales (67%) dan Leonardo (33%), kontraktor utama industri ExoMars, untuk membangun sistem utama wahana penjelajah Rosalind Franklin (d/h ExoMars) yang akan menjelajah Planet Merah, Mars.

Baca juga: Cina Uji Coba Rudal Udara ke Udara Hipersonik dalam “Terowongan Misi Mars”

Setelah memasuki dan turun melalui atmosfer Mars dan fase pengereman dengan bantuan parasut, platform pendaratan yang disediakan oleh Airbus akan memastikan pendaratan yang aman di permukaan Mars dan mendukung penyebaran wahana penjelajah ke permukaan.

Kata Escott, Direktur Pelaksana Airbus Defence and Space UK mengatakan: “Menerbangkan wahana penjelajah Rosalind Franklin ke permukaan Mars merupakan tantangan internasional yang besar dan puncak dari kerja keras selama lebih dari 20 tahun. Kami bangga telah membangun wahana penjelajah di ruang bersih di Stevenage (Inggris) yang canggih dan kini gembira untuk mengembangkan proyek tersebut guna memastikan pengirimannya ke Mars dengan aman”.

Rosalind Franklin akan menjadi wahana penjelajah Mars pertama yang mampu menganalisis sampel dari jarak dua meter di bawah permukaan dalam upayanya mencari kehidupan masa lalu atau masa kini. Misi ini akan meningkatkan pengetahuan luar angkasa kami di Inggris, dan akan memajukan pemahaman kolektif kami tentang tata surya kita.

Menteri Teknologi Inggris Peter Kyle mengatakan, “Contoh inspiratif dari sains Inggris kelas dunia ini akan membawa kita selangkah lebih dekat untuk menjawab pertanyaan yang telah lama diajukan tentang potensi kehidupan di Mars. Dengan mendaratkan wahana penjelajah pertama buatan dalam negeri di Mars, Airbus tidak hanya akan membantu Inggris mengukir sejarah dan memimpin perlombaan luar angkasa Eropa, tetapi juga mendatangkan ratusan pekerjaan dan investasi yang sangat terampil.”

Berdasarkan kontrak dari TAS, yang memimpin misi Rosalind Franklin, tim Airbus di Stevenage akan merancang sistem mekanis, termal, dan propulsi yang diperlukan untuk platform pendaratan guna memastikan pendaratan aman pada tahun 2030.

Thales Alenia Space dan PT Len Industri Pasok Sistem Integrasi Radar dan Satelit Optik untuk Kemhan RI

Ini akan mencakup struktur pendaratan, sistem propulsi besar yang digunakan untuk memberikan dorongan pengereman terakhir, dan roda pendaratan untuk memastikan wahana pendarat stabil saat mendarat. Wahana pendarat akan dilengkapi dua jalur landai yang akan dipasang di sisi yang berlawanan untuk memungkinkan wahana penjelajah didorong ke permukaan Mars menggunakan rute yang paling tidak berisiko.

Tim Airbus di Stevenage telah merancang dan membangun lebih dari 120 sistem propulsi untuk lebih dari 90 wahana antariksa, menyediakan sistem kimia, listrik, dan gas dingin untuk telekomunikasi, observasi Bumi, sains, dan misi eksplorasi. Sistem pendaratan ExoMars perlu memperlambat platform pendaratan dari 45 meter per detik di akhir fase penurunan parasut menjadi kurang dari 3 meter per detik sebelum pendaratan menggunakan roket retro.

Airbus merancang dan membangun wahana penjelajah Rosalind Franklin di ruang bersih bio-burden di Stevenage, sebelum mengirimkannya ke TAS pada tahun 2019. Peluncuran awalnya dijadwalkan pada tahun 2022, tetapi misi tersebut harus ditunda karena konflik Rusia-Ukraina.

Buntut Perang Ukraina, Rusia dan Perancis Saling ‘Bajak’ Wahana Antariksa, Kok Bisa?

Airbus bekerja sama dengan TAS, ESA, dan NASA untuk memelihara dan meningkatkan berbagai elemen wahana penjelajah Rosalind Franklin sebagai persiapan peluncuran yang direncanakan pada tahun 2028 dengan peluncur yang disediakan NASA.

Ini termasuk akomodasi Unit Pemanas Radioisotop (RHU) yang disediakan NASA untuk menjaga wahana penjelajah tetap hangat di permukaan Mars serta mode perangkat lunak baru yang memungkinkan wahana penjelajah dengan cepat bertransisi ke keadaan otonom setelah mendarat.

Wahana penjelajah tersebut direncanakan akan mendarat di permukaan Mars pada tahun 2030 untuk menghindari pendaratan selama musim debu di planet tersebut.

Rosalind Franklin, sebelumnya dikenal sebagai penjelajah ExoMars, adalah penjelajah Mars robotik yang direncanakan, bagian dari program ExoMars internasional yang dipimpin oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Rusia Roscosmos.

Penjelajah Rosalind Franklin adalah kendaraan otonom roda enam dengan berat sekitar 300 kg, sekitar 60% lebih banyak dari Penjelajah Mars Spirit dan Opportunity milik NASA tahun 2004. ESA kembali ke desain penjelajah asli ini setelah NASA mengungkap keterlibatannya dalam misi penjelajah bersama yang dipelajari dari tahun 2009 hingga 2012.

Roscosmos: “Rudal Balistik Antarbenua RS-28 Sarmat dalam Moda Siaga Tempur”

Penjelajah ini akan membawa bor pengambilan sampel bawah permukaan sepanjang 2 meter dan Analytical Laboratory Drawer (ALD) yang mendukung sembilan instrumen sains. Penjelajah ini akan mencari biomolekul atau tanda-tanda biologis dari kehidupan masa lalu.

Awalnya, misi tersebut dijadwalkan untuk diluncurkan pada bulan Juli 2020, tetapi ditunda hingga tahun 2022. Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan penundaan program yang tidak terbatas, karena negara-negara anggota ESA memilih untuk menangguhkan misi bersama dengan Rusia.

Pada bulan Juli 2022, ESA mengakhiri kerja sama proyek dengan Rusia, dan peluncuran penjelajah tersebut diperkirakan tidak akan terjadi sebelum tahun 2028 karena perlu platform pendaratan non-Rusia yang baru.

Sebagai catatan, Rosalind Franklin (1920–1958) adalah seorang ilmuwan Inggris yang dikenal atas kontribusinya dalam penemuan struktur DNA. Ia adalah ahli kimia dan kristalografi sinar-X yang memainkan peran kunci dalam menghasilkan Foto 51, gambar difraksi sinar-X yang membantu mengungkap struktur heliks ganda DNA.(Gilang Perdana)

Setelah Tahun 1965, Militer AS Kini Bersiap Membawa Reaktor Nuklir ke Luar Angkasa