Update Drone KamikazeKlik di Atas

Airbus Ketar-ketir, Perancis dan Spanyol Disebut Bakal Kurangi Pesanan A400M Atlas

Bila netizen di Indonesia menyambut suka cita kabar unit pertama Airbus A400M Atlas pesanan Indonesia yang telah memasuki tahap perakitan akhir, sebaliknya ada kabar yang boleh jadi bakal membuat Airbus, khususya Airbus Defence and Space (ADS) ketar-ketir.

Baca juga: Unit Pertama Airbus A400M untuk TNI AU Masuki Tahap Perakitan Akhir, Tiba di Indonesia Akhir 2025

Kabar tersebut terkait dengan rencana dari Perancis dan Spanyol yang akan mengurangi jumlah pesanan A400M. Bulgarianmilitary.com yang mengutip sumber dari media Jerman mengatakan ada indikasi bahwa Spanyol berencana memangkas pesanannya sebanyak 10 unit, sementara Perancis mungkin mengurangi komitmennya sebanyak 13 unit. Penyesuaian potensial ini dapat berdampak serius pada jadwal produksi dan stabilitas tenaga kerja.

Pekerja di Bremen (Jerman), tempat suku cadang A400M diproduksi, telah menyatakan kekhawatiran tentang masa depan pekerjaan mereka. Kecemasan ini berasal dari kemungkinan bahwa pengurangan pesanan dapat menyebabkan penyelesaian produksi lebih awal dari yang diharapkan.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, yang berbicara selama kunjungan ke Airbus di Bremen, mengakui ketakutan ini, menyoroti bahwa Spanyol dan Prancis sedang menilai ulang rencana pengadaan mereka karena keterbatasan anggaran.

Terlepas dari laporan ini, baik militer Spanyol maupun Perancis belum secara resmi mengonfirmasi pengurangan tersebut. Sementara itu, Polandia telah menunjukkan minat untuk mengakuisisi A400M, tetapi minat ini belum terwujud dalam bentuk pesanan resmi.

Ketidakpastian ini menambah lapisan kompleksitas lain pada situasi ini, yang membuat tim produksi dan pengamat industri berspekulasi tentang perkembangan di masa mendatang. Salah satu isu yang sangat kontroversial adalah alokasi produksi bernilai tambah dalam program A400M.

Para kritikus berpendapat bahwa akan menjadi masalah jika Spanyol dan Perancis mempertahankan porsi kontribusi manufaktur yang sama meskipun menurunkan pesanan mereka.

Menurut praktik industri pertahanan Eropa, distribusi nilai produksi biasanya proporsional dengan volume pesanan yang dilakukan oleh setiap negara peserta. Jika prinsip-prinsip ini diterapkan secara ketat, operasi perakitan akhir di Seville (Spanyol) mungkin perlu dipindahkan ke Bremen, sebuah langkah yang kemungkinan akan memicu perselisihan lebih lanjut di antara para pemangku kepentingan.

Tekanan anggaran tampaknya menjadi kekuatan pendorong di balik pertimbangan ulang pesanan. Pistorius menunjukkan bahwa Jerman telah memenuhi komitmen awalnya dengan memesan 53 pesawat, menjadikannya operator A400M terbesar.

A400M Perancis
Prancis memesan 50 unit A400M sebagai bagian dari program pengadaan awal. Dari 50 unit yang dipesan, 25 telah dikirimkan dan dioperasikan oleh Angkatan Udara Perancis. 25 unit sisanya masih dalam proses pengiriman yang dijadwalkan selesai sebelum 2030.

Kombinasi Nyali dan Skill Tinggi, Pilot A400M Angkatan Udara Perancis Terbang Sangat Rendah dengan Kecepatan Tinggi

Perancis mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah pesanan dari 50 unit menjadi jumlah yang lebih kecil, karena kendala anggaran pertahanan dan perubahan prioritas misi.

Anggaran pertahanan Perancis menghadapi tekanan untuk memenuhi berbagai prioritas lain, seperti modernisasi armada tempur, pengembangan kapal selam nuklir, dan pengadaan jet tempur Rafale tambahan.

Pengurangan pesanan A400M dipandang sebagai salah satu cara untuk mengurangi pengeluaran. Dengan 25 unit A400M yang sudah dioperasikan, Perancis menilai bahwa jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan logistik strategis dan taktis saat ini.

Dalam beberapa misi, pesawat A400M dinilai terlalu besar untuk kebutuhan tertentu, sehingga Angkatan Udara Perancis sering mengandalkan pesawat angkut yang lebih kecil, seperti C-130J Super Hercules.

A400M Spanyol
Spanyol memesan 27 unit A400M sebagai bagian dari program pengadaan awal. 17 unit telah dikirimkan dan aktif dioperasikan oleh Angkatan Udara Spanyol. 10 unit sisanya masih menunggu pengiriman, sesuai jadwal produksi Airbus.

Spanyol memang telah memesan 27 unit, tetapi kebutuhan operasionalnya diperkirakan tidak memerlukan jumlah sebesar itu. Angkatan Udara Spanyol juga memiliki pesawat angkut lain, seperti C-295 dan CN-235, yang mencukupi untuk banyak misi mereka.

Pengoperasian A400M membutuhkan biaya pemeliharaan dan pengoperasian yang tinggi. Untuk mengurangi beban anggaran pertahanan, Spanyol mencoba menawarkan beberapa unit kepada negara lain, meskipun penjualan ini tidak berjalan mulus. (Gilang Perdana)

Angkatan Laut Spanyol Sulap Airbus A400 Jadi Pesawat Intai Maritim

2 Comments