Airbus Capai 100 Unit Pengiriman A400M Atlas dan Bukukan 100.000 Jam Terbang
Meski program pengadaan pesawat angkut berat Airbus A400M Atlas di Indonesia tak ada kabarnya lagi. Namun, berbicara tentang pesawat turboprop ini, sudah beberapa season yang telah membetot perhatian warganet. Seperti pada Januari 2017, semasa Menteri Pertahanan dijabat Ryamizard Ryacudu, telah diputuskan pembelian lima unit A400M senilai US$2 miliar.
Baca juga: Akhirnya! Indonesia Putuskan Beli Lima Unit Airbus A400M Senilai US$2 Miliar
Dan musim pun berganti, pada April 2019, dengan pilihan masih jatuh pada A400M Atlas, rencana pengadaan bukan lagi oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan), melainkan oleh BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), kala itu banyak diwartakan PT PPI berencana membeli dua unit pesawat yang per unitya berharga 152 juta euro tersebut.
Malah belakangan, PT Pertamina juga tertarik untuk mengakuisisi A400M Atlas. Tajuk berita internasional saat itu menyebut, Indonesia bakal menjadi pengguna sipil pertama untuk A400M.
Kunjungan A400M Atlas ke Indonesia, baik milik Perancis, Inggris dan Malaysia, sudah acak kali dilakukan, termasuk dalam misi dukungan logistik bantuan bencana alam.
Pihak manufaktur, dalam hal ini Airbus Defence and Space (ADS) mungkin harus ekstra sabar untuk memasarkan A400M di Indonesia, namun harapan akuisisi itu tetap ada, lantaran A400M punya keunggulan komparatif dibandingkan kompetitornya. Ditambah lagi, Airbus punya kerja sama strategis dengan PT Dirgantara Indonesia sebagai mitra penerima transfer of technology.
Dan, di tengah pandemi yang memukul sektor industri penerbangan, ada kabar bahwa A400M Atlas telah mencatatkan hal penting dalam perjalanan operasionalnya. Pada 25 Mei 2021, ADS mengumumkan dua poin penting, yaitu dicapai pengiriman unit ke-100 A400M dan telah tercapainya 100.000 jam terbang untuk seluruh armada internasional A400M. Pada 24 Mei 2021, pesawat dengan nomer MSN111 meninggalkan jalur perakitan terakhir di Seville untuk dikirim ke Angkatan Udara Spanyol.
Dan pada minggu yang sama, kelapan negara operator A400M telah lewati 100.000 jam terbang. 100.000 jam telah diakumulasikan oleh semua negara mitra konsorsium, yaitu Belgia, Prancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Turki, dan Inggris, ditambah satu pelanggan ekspor, Malaysia.
Baca juga: Airbus A400M Malaysia Sukses Angkut Eskavator dan Truk Tangki BBM ke Palu
Dari 100 unit yang telah diserahkan, Airbus total memiliki 174 pesanan untuk A400M, terdiri dari 53 unit untuk Jerman, 50 unit Prancis, 27 unit Spanyol, 22 unit untuk Inggris, 10 unit untuk Turki, 8 unit untuk Belgia (termasuk satu yang dioperasikan atas nama Luksemburg), dan 4 unit untuk Malaysia. (Haryo Adjie)
Bismillah kenapa tidak ramai ramai dukung penuh TNI.AU memiliki pesawat A.400M ini,setidaknya TNI.AU memiliki skadron angkut berat yang lebih mumpuni.semoga anggota komisi I DPR RI mendengatkan aspirasi ini dan dibahas dalsm rapat internal bersama MABES TNI.aaaasmmmiiiiinnn.
sebenarnya kelebihan pesawat berbadan besar lebih pada jarak jangkau nya ketimbang muatan angkutnya…menekan biyaya operasional pada logistik tapi juga melihat biyaya perawatan dan perbaikan…dengan banyak nya tipe pesawat malah mempersulit dan memperumit…seharusnya fokus dengan yang sudah ada lalu tingkatkan kemampuan perawatan dan perbaikan serta bagai mana kita mulai memproduksi suku cadang….ini ribet nya kalou semua nya cara pandang dan berpikirnya macam emak emak latah semua mau dibeli kridit dan utang pun jadi…tanpa berpikir kemapuan dan masa depan…!!!
Sales Airbus hrs extra sabar mau dpt bonus. Pembeli nya aja cm baru sebatas minat. Mau ini mau itu… Tp duit cekak. Kaya orang bokek jalan2 ke mall, apa yg diliat semua di mauin, tp apa daya dompet cekak.
Katanya dulu itu wacana beli A-400 ini buat ngangkut logistik ke papua. Spy harga2 barang dipapua sono sama dng di daerah lain di Indonesia.
Ini kaitan dng wacana subsidi tepat sasaran yg digembar gemborkan temphari lhoo…kok skrng malah hilang melempem tersapu angin mamiri.?
Apa kabar semen per sak di papua? Katanya sdh turun dari 800 rb jd 400 rb persak. Harga semen kok lebih mahal dr harga emas papua…🙄🙄
Ya Salaamm…🤣🤣🤣
Emangnya harga emas Papua berapa Dhek?
Kalau jumlah C 130 Hercules masih dianggap kurang masih ada opsi untuk menambah jumlahnya,kalau ingin yg lebih besar dan bisa untuk angkut tank leopard beli saja C17 globemaster.
Meski yang diminati adalah A400M, tapi pada akhirnya yang datang tetaplah Si Putra Zeus (C-130J)
Pemerintah trlalu byk prtimbangan klo beli alutsista, akhirnya malah gk jdi2 beli2 yaasalamm
sorry ini yah min…saya malah kurang sependapat baik akusisi maupun kata mitra transper tehnologi…karna masih banyak yang jadi pertanyaan bahkan untuk diperdebatkan…😔
baik kebutuhan angkutan berat yang kurang digunakan kecuali hal atau peristiwa penting semacam bencana alam dan sebagainya…kedua infrastruktur kita masih belum mendukung sepenuhnya…baik hal perawatan pesawat dan infrastruktur dasar seperti bandara karna tidak semua bandara mampu mendaratkan pesawat berat tersebut…beda halnya macam herky…!!!
sedang mitra transper tehnologi juga dalam artian yang sangat terbatas…bisa dicek apa saja yang bisa dikerjakan pt di berkenaan dengan dengan transper tehnologi…kecuali merakit dan dan perawatan ringan…kalou masalah produksi komponen malaysia lebih banyak diuntungkan ketimbang kita(pt di)…
apa lagi kita sudah borong hercules…walau itu juga masih remang transper tehnologinya…setidaknya mister v atau m kebagian ofset $
Komentar yang ngawur. Alutsista dibeli bukan hanya sekedar buat OMSP kayak ngirim logistik saat bencana. Alutsista seperti pesawat angkut macam A400M itu fungsinya buat angkut personil dan logistik secara cepat dalam jumlah banyak. Jumlah personil militer Indonesia itu banyak dan luas Indonesia laut dan daratnya hampir setara Luas Eropa atau USA. So, kalo cuman ngandelin Herky,CN-235 dan C-295 jelas gak cukup lah. Apalagi tuh Atlas bisa mendarat dan take-off di runway yg panjangnya kurang dari 1000 meter, itu ada puluhan unit bandara dan lanud di Indonesia yg bisa didarati. Jangan samakan dengan pesawat sipil macam Boeing 737 atau Airbus A320 yg masih butuh runway panjang dan lebar.
Masalah transfer teknologi di Indonesia udah jalan kok. Dari tukang rakit CN-235 dan CN-212 bisa buat N-250, N-2130 dan N-219. Itu kalo bicara tentang pesawat loh, masih ada lagi di laut dan darat juga tentang ToT yg berhasil di Indonesia. Yg kurang itu cuman willingness dan policy dari pemerintah pusat terus dana riset yg banyak. Masak dana riset cuman dibawah 5 triliun buat puluhan lembaga penelitian. Harusnya 1-2% dari PDB buat riset. Baru Indonesia mengejarbisisa mengejar negara yg teknologinya udah bagus sekelas Turki, Afsel, India dan Brazil.
saya pikir juga begitu tapi kamu kurang memahami isi dari komen saya diatas…kelebihan dan kekurangan nya dari jenis pesawat itu dibandingkan yang sudah ada semisal herky dan c235…coba cari tau dulu deh…yah..
jangan latah liat besarnya tuh barang kalou engak efisien untuk apa ❓
maksud gue tot dan kerja sama airbus bukan dengan casa sepanyol dulu…c235 itu masih dengan casa…dek…!!!
karna dana kecil itu jadi pertimbangan dan alsan gue komen diatas…dek…!!!
itu dengan segala kajian dan ilmu ke akademisan…😅
walau gue sering males search engine…😆
Ente bandingin C-235, C-130 Ama A400 itu kayak ente bandingin mau angkut barang mau pake Tossa, Truk Pickup sama Truk Fuso. Kalo jaringan ente cuman sebatas kota, pake Tossa udah cukup, kalo cakupan ente Ampe Kabupaten baru pake Pickup tapi kalo udah luar kabupaten apalagi beda Provinsi ya pakenya Fuso lah. Sama halnya kalo logistik. Kalo luasnya se Indonesia yg lebih dari 7 juta Km² dan sebagian besar wilayahnya itu lautan, ente harus butuh pesawat yg lebih gede buat angkut. Efisiensi bukan dihitung dari berapa biaya operasional lagi tapi seberapa efektif buat angkutannya.
Mau dari Casa dulu atau sekarang udah ganti nama jadi Airbus, Indonesia tetap udah dapet ToT dari merakit C-235. So, apa yg mau dipermasalahkan? Sekali lagi jangan males searching, rajin belajar dan menabung biar gak malu-maluin ya.
yasalam..dek…😩 ngapa engak taun depan aja jawab nya search engak nemu jawaban digoogle apa lama bener…😅dah gitu masih engak paham juga lagi…😏
kalou dah tau wilayah lautan kan seharusnya kapal laut bukan pesawat terbang…😅alesanya engak kena tuh dek…karna dari berapa luas wilayah dan banyak nya pulau infrastruktur kita engak merata jadi engak mendukung….beda dengan herky atau c235 bisa lepas landas pada bandara printis sekalipun aka darurat …jadi cari lagi digoogle deh alasan yang lebih mendukung…😅
beda casa itu spanyol airbus itu berapa negara dek…jadi lebih rumit dan banyak kepentingan nya…c235 itu mutlak kerja sama tanpa ada batasan peengembanganya bisa terserah kita mau dimodif kek mau dijual kek mau diapain juga boleh…nah apa sekarang kerja sama dengan airbus…???
coba boleh engak….???
ngerakit tok jual juga engak boleh komponen cuma bagian body tok …kalou itu sih engak perlu tot…la itu keahlian kita …ngapain tot…kalou memang udah bisa…kan gitu dek…😤😴😪