Update Drone KamikazeKlik di Atas

Aevum Ravn X – Saatnya Drone Sebagai Peluncur Satelit

Fungsionalitas drone kembali memasuki babak baru, dimana wahana tanpa awak ini kelak dapat menjadi platform peluncur satelit. Sudah barang tentu untuk misi yang terbilang spektakuler ini, sosok drone juga dirancang dengan tak lazim. Drone yang dimaksud adalah Ravn X, rancangan perusahaan asal Alabama, Aevum. Disebut tak lazim, lantaran bobot maksimum Ravn X mencapai 25 ton.

Baca juga: Proyek Drone MALE Kombatan “Elang Hitam,” PT DI Siapkan Lima Prototipe untuk Raih Sertifikasi

Dengan bobot 25 ton, menobatkan Ravn X sebagai drone terbesar sampai saat ini, meski perlu diketahui, Ravn X baru dalam status dimunculkan prototipe awal dan belum melakukan uji taxii, apalagi uji terbang baru akan dilakukan pada tahun depan. Dikutip dari Engadget.com (4/12/2020), disebut Ravn X punya bentang sayap 18 meter dan tinggi 5,5 meter. Bila diperhatikan sekilas, desain fuselage Ravn X sekilas mengingat kita pada desain drone Loyal wingman lansiran Boeing yang tengah digarap untuk AU Australia.

Ravn X dirancang untuk membawa satelit yang ditempatkan di bawah central fuselage. Diluncurkan dari udara, satelit yang telah dilepaskan nantinya dapat menempati orbit rendah Bumi dalam hitungan tiga jam. Aevum mengklaim kehadiran Ravn X dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan peluncuran satelit, yaitu dari hitungan tahun menjadi hitungan bulan saja.

Belum disebutkan spesifikasi teknik Ravn X, namun yang jelas drone ini bakal mengadopsi mesin jet dan mampu tinggal landas serta mendarat dari landasan komersial. Untuk tinggal landas, Ravn X membutuhkan panjang runway sekitar 1,6 km.

Dalam moda peluncuran, Ravn X akan melepaskan satelit yang berpendorong roket two-stage pada ketinggian tertentu. Setelah terlepas dari drone, roket akan aktif dalam hitungan setengah detik. Selanjutnya drone dapat mendarat dan dipersiapkan kembali untuk misi peluncuran berikutnya.

Ravn X dijadwalkan dapat melakukan uji terbang perdana pada tahun 2021, sementara jenis satelit yang dibawanya adalah ASLON-45 untuk kebutuhan US Space Force. ASLON (Agile Small Launch Operational Normalizer)-45 merupakan hasil kolaborasi antara Atlas Space Operations dan Aevum, dana yang dikucurkan untuk pembuatan satelit orbit rendah ini disebut mencapai US$4,9 juta.

Baca juga: ASM-135 ASAT – Satu-satunya Rudal dari Jet Tempur yang Sukses Hancurkan Satelit di Luar Angkasa

Sebagai user dari satelit adalah Departemen Pertahanan AS dan lembaga pemerintah lainnya. Pihak Aevum menyebut satelit Low Earth Orbit dapat digunakan sebagai elemen peringatan dini dari ancaman serangan rudal balistik. (Gilang Perdana)

10 Comments