Aero India 2017: Saab Perkenalkan Hanggar Kamuflase dan Deployable Aircraft Maintenance Facility
Dalam operasi udara yang membutuhkan penggelaran kekuatan (deployment) dari pangkalan utama (home base) ke pangkalan aju (terdepan), selain bicara tentang taktik dalam misi tempur, salah satu yang mutlak menjadi pemikiran adalah ketersediaan fasilitas hanggar yang memadai di pangkalan aju, hanggar yang tak hanya berperan sebagai tempat berlindung jet tempur, melainkan juga dapat difungsikan sebagai area pemeliharaan.
Baca juga: Gelar Satu Skadron Gripen Ke Pangkalan Aju, TNI AU Hanya Butuh Satu C-130 Hercules
Sekilas semuanya kedengaran mudah, namun faktanya belum tentu di pangkalan aju tersedia fasilitas hanggar yang memadai, terlebih bila yang dijadikan pangkalan aju bukan sebuah bandara, karena kondisi serba darurat bisa jadi pangkalan aju memanfaatkan jalan raya sebagai landas pacu. Atau bisa juga tetap memanfaatkan bandara konvensional yang minim fasiltas. Bila operasi udara yang dijalankan terbilang kompleks dan membutuhkan waktu ‘agak lama’ jelas pergeseran kekuatan udara memerlukan fasiltas hanggar yang memadai.
Dalam konteks penggelaran yang dituntut serba cepat, maka bakal sangat merepotkan untuk membangun hanggar permanen. Nah, berangkat dari kondisi diatas, Saab, manufaktur persenjataan asal Swedia, memperkenalkan solusi Deployable Aircraft Maintenance Facility. Yang ditawarkan dari solusi ini adalah perangkat fasiltas pemeliharaan pesawat tempur yang bersifat semi pemanen. Disebut semi permanen pasalnya Deployable Aircraft Maintenance Facility dapat dibongkar pasang dengan waktu relaitif cepat dengan biaya yang relatif murah.
Baca juga: MATC 8100 Tower – Menara ATC Mobile Untuk Dukungan Operasi Taktis TNI AU
Selain hanggar yang bersifat modular, sistem yang dibangun dari beberapa kontainer ini juga terdiri dari ground support equipement container, wheel and brake container, maintenance support container, ejection seat container, weapon maintenance container, pilot locker room container, aircrew equipement maintenance container, spare & storage container, consumables & dangerous goods container, dan mission support container. Melihat dari konfigurasi fasilitas yang disebutkan, maka solusi Saab ini terbilang sudah lengkap. Walau bersifar semi permenanen, fasilitas hanggar ini dapat digunakan dalam periode jangka panjang dengan perawatan minimal.
Baca juga: Mengintip Hanggar Helikopter di KRI RE Martadinata 331
Saab merancang Deployable Aircraft Maintenance Facility agar dapat digelar di daerah yang ekstrim. Sebut saja di wilayah hutan sampai gurun pasir, dari wilayah dengan suhu dingin sampai panas, semuanya dapat diadaptasi dengan mudah oleh hanggar canggih ini. Guna memaksimalkan peran penyamaran, sistem pada hanggar ini juga dilengkapi teknologi Barracuda multispectral camouflage covers, pilihan warna tinggal disesuaikan pada pihak pemesan.
Dengan Barracuda multispectral camouflage covers, maka fasilitas hanggar akan lebih aman dari deteksi pengamatan visual. Lain dari itu kamuflase Barracuda juga dapart meredam efek dari gelombang pedek infrared, thermal infrared, radiasi sinar matahari, mengurangi temperatur di dalam ruangan, dan gelombang radar broadband. AU Swedia dan AU Italia sebelumnya telah menggunakan solusi sejenis dalam beragam operasi tempur , hanya sistem yang dipakai belum bersifat modular dan lengkap.
Baca juga: Menyambangi Basis Fasilitas Produksi Gripen di Linköping
Fasilitas hanggar utama (first line maintenance hangar) versi standarnya disiapkan untuk menampung dua jet tempur sekelas Gripen. Dengan struktur rangka modular, dalam susunan memanjang hanggar dapat dapat memuat lebih dari dua Gripen. Panjang hanggar sekitar 38 meter, lebar 20 meter, dan tinggi 8 meter. Volume indoor-nya mencapai 3.300 m3 dan coverage surface 610 m2.
Saab Deployable Aircraft Maintenance Facility baru saja diperkenalkan di ajang pameran dirgantara Aero India 2017 di Bangalore, India. Berdasarkan informasi langsung yang didapatkan Indomiliter.com, keseluran sistem Deployable Aircraft Maintenance Facility dapat dibangun dalam waktu kurang dari 48 jam. Sementara jumlah personel yang dibutuhkan cukup delapan orang saja.
Baca juga: Mengintip Langsung Hanggar Test Flight Gripen NG
Sementara kontainer pembawa material yang dibutuhkan mengacu pada standar ISO 20 feet. Dengan kemampuan di deploy lewat udara, laut dan darat, spesifikasi kontainer mempunyai panjang 6,06 meter, lebar 2,44 meter, tinggi 2,44 meter, serta berat kurang dari 9 ton.
AU Swedia dan AU Italia tercatat sebagai pengguna solusi fasilitas hanggar semi permanen sejak lama. Untuk mendukung operasi udara internasional, Italia telah menggunakan teknologi hanggar ini pada operasi militer di Afghanistan pada tahun 2007. Sedangkan AU Swedia lebih banyak memakainya, diantaranya dalam mendukung operasi udara di Libya tahun 2011. Deployable Aircraft Maintenance Facility sudah barang tentu tak hanya untuk jet tempur Gripen, segala tipe pesawat tempur dan helikopter sepanjang ukurannya pas dengan hanggar, dipastikan bisa masuk ke hanggar kamuflase ini. (Haryo Adjie – India)
min apa hubungannya dengan TNI berita dari SAAB ini ?
Borong sekalian dg isinya (Gripen NG), masa tendanya doang.
Bisa digelar di perkampungan juga nih barang. Pasang di lapangan bola liga tarkam yang muat didarati heli. Ntar kamuflasenya pake karangan bunga, janur kuning, dan ucapan selamat datang. Jangan lupa jejerin kursi plastik di pelataran.
Kita bisa ATM (Amati Tiru Modifikasi) hanggar modular ini. . Juga melakukan RE (Reverse Engineering) Pesawat VSTOL kayak F35B. . . Perlu dipikirkan varian VSTOL untuk KFX/IFX kedepan.
Amerika aja keteteran ngembangin F35 yg sampai SEKARANG msh dipenuhi masalah…. apalagi Indonesia bu
Produksi massal dulu IFX nya …. setelah itu pacu pengembangannya
Produk ini memang tak perlu impor. Wong bahan bakunya serupa bahan pembuat kolam renang tiup khusus balita kok.
teknologi VSTOL F-35 kejauhan.. masih ada produk lawas sejenis yang terlupakan. Ingat pesawat Harrier family? Teknologinya lebih mudah dipelajari daripada F-35. Bisa dicomot sebagai batu lompatan. Tinggal kawin silang sama IFX.
konsepnya menarik, semoga bisa diadopsi
Cuma bisa buat light fighter dan helikopter ya….
Sukhoi enggak bisa masuk….
Memang itu kelemahan flanker families. Logistic footprint-nya besar
ganteng jg mas Irawan di fotonya…..ehhmmm
@marder
Ada beberapa produsen DMF selain saab, diantaranya perusahaan dr inggris dan usa…tentu saja mereka memiliki produk sesuai segmen yang ingin mereka layani, spt perusahaan asal inggris membuat desain DMF yang sesuai dg footprint pesawat tornado atau perusahaan serupa asal usa yang memiliki produk yang cocok dg footprint F-15
Bisa untuk konsep gerilya udara nih. . gelar di hutan2. Apalagi jika pesawatnya SVTOL. 🙂
@rini
TOL nya sudah bener, tpi S dan V nya terbalik mbak
Ganteng banget pesawatnya 😀
sistemnya sama dengan tenda darurat di indonesia . indonesia pasti bisa buat kalau ada yg niat .
Untuk yang ini idenya sangat cocok dengan kondisi Indonesia yang punya AIRSTRIP tersebar di mana mana. Cukup curi idenya saja ,mudah-mudahan perusahan dalam negri ada yang tertarik membuat versi Indonesia dan digunakan TNI-AU.
Top bener lah SAAB.