Adu Garang dengan Black Shark, Torpedo Tiger Shark Mulai Digunakan di 2020
|Setelah sukses menjual torpedo ringan K745 Blue Shark yang bakal menjadi persenjataan di helikopter anti kapal selam (AKS) AW154 Wildcat AL Filipina, LIG Nex1, manufaktur persenjataan asal Korea Selatan yang juga sukses menjual rudal MANPADS Chiron untuk DenHanud Paskhas TNI AU, dikabarkan tak lama lagi bakal menyerahkan torpedo kelas berat (heavyweight torpedo) Tiger Shark untuk kebutuhan armada kapal selam Korea Selatan.
Baca juga: K745 Blue Shark, Inilah Torpedo pada Helikopter AW159 Wildcat AL Filipina
Seperti dikutip dari Janes.com (24/10/2019), pihak Agency for Defense Development (ADD) pada ajang International Maritime Defense Industry Exhibition (MADEX 2019) menyebutkan, bahwa setelah diperkenalkan pada MADEX 2017, berlanjut ke tahapan pengujian pada tahun 2018, maka diharapkan mulai tahun 2020, Tiger Shark kaliber 533 mm sudah dapat digunakan oleh AL Korea Selatan.
Untuk tahap pertama, Tiger Shark dipersiapkan untuk kapal selam Changbogo II (Type 214) dan Changbogo III, yang sebagian dalam masa pengembangan. LIG Nex1 menyebutkan bila Tiger Shark dirancang untuk melakukan serangan dari jarak jauh untuk sasaran kapal selam dan kapal permukaan. Desain Tiger Shark merupakan pengembangan dari jenis torpedo berat sebelumnya, K731 White Shark.

Tiger Shark merupakan jenis torpedo dengan pengendali kabel serat optik yang dibekali perangkat sonar aktif dan pasif yang punya kemampuan wake-homing. Sumber dari LIG Nex1 menjelaskan Tiger Shark punya deteksi sonar lebih dari 100 derajat untuk horizontal detection angle dan 20 derajat untuk vertical detection capabilities. Untuk dukungan navigasi, Tiger Shark mengandalkan fibre optic inertial navigation system (INS).
Sebagai torpedo di keliber 533 mm, Tiger Shark punya panjang 7,1 meter dan bobo 1,7 ton. Dari total bobot tersebut, sudah mencakup berat hulu ledak yang mencapai 260 kg dari jenis plastic-bonded explosive (PBX). Hulu ledak di Tiger Shark dipicu menggunakan magnetic influence dan contact fuses.
Bicara soal kecepatan, beberapa media internasional menyebut Tiger Shark dapat melesat sampai 35 knots (setara 64 km per jam). Sementara jarak jangkau torpedo ini mencapai 30 km.
Punya nama yang rada mirip, bagaimana jika Tiger Shark dibandingkan dengan torpedo Black Shark yang kini sudah digunakan oleh TNI AL? Black Shark yang buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS), Finmeccanica Company, Italia, punya jarak luncur hingga 50 km dengan kecepatan maksimum 50 knots.
Namun, sesuai kebutuhan operasi dan jenis sasaran yang ingin dihantam, Black Shark dapat di setting meluncur hingga kecepatan 52 knots untuk jarak luncur 22 km. Malahan bila dibutuhkan, jarak luncur bisa di setting sampai 90 km, namun kecepatan melorot jadi 12 knots. Serupa dengan Tiger Shark, torpedo Black Shark juga mengandalkan kendali lewat fibre optic wire. (Bayu Pamungkas)
Ambil lisensi nya
lisensi mulu. Kan Indonesia udah punya lisensi torpedo SUT yang dari Jerman. Kembangin sendiri kerja sama dengan Korsel yang dibutuhkan sekarang mah
duitnya buat beli SUT … lokal tapi lebih baik dari impor
Torpedo SUT buatan lokal teknologi jeroannya yang ketinggalan dri negara lain krna gak ada pemngembangan lebih lanjut biar makin canggih
modernisasi SUT tentu tdk perlu dipublikasikan boss ……
TNI AL sudah kesengsem dng terpedo Black Shark yang buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS), Finmeccanica Company, Italia, yg kecepatan dan daya jangkaunya lebih unggul dr si Tiger ini.
Tp senjata terpedo yg paling dasyat adalah terpedo Shkval milik Rusia yg mampu meluncur 200 knot. Sangat luar biasa kecepatannya. Persenjataan Rusia memang Stroooonggg Bingiiiitttt.
Another bullshittery, kalau produk mu yang katanya stroooNg bingitz itu harusnya dah masuk inventaris tni wong kapal selam nya aja gajadi wkwkwkwkkw ketawa aja, jadi gak sabar liat su 35 di cancel sama sini diganti F15
Memang harus low profile menghadapi dan menjelaskan kpd para fans boy susah mengerti seperti ini.
Kalo strong tp gak masuk inventori TNI, sdh pasti krna mahal. Begitu cara berpikirnya. Kasel Rusia tdk dipilih krn mahalnya dibandingkan buatan korea yg murah dan dpt TOT. Kalo semua yg strong hrs masuk inventori TNI, pertanyaannya apa budgetnya ada.? Kalo TNI punya budget besar, sdh pasti THAAD, S-400, S-500 jg dibeli, bukan cuma Nasams karena masalah budget, atau beli kaprang Proyek 22350M Rusia yg bisa bawa 48 rudal kalibr atau beli fregat De Zeven Provincien bukannya iver itupun karena budget yg terbatas. Atau utk Kasel akan beli yg diatas 3000 ton disamping yg kelas 1300 ton guna menyaingi Singapura. Atau tank baru leopard seri A7 bukan Tank leopard bekas. Begitu cara berpikirnya bung.
Walau pembelian SU35 di cancle, tidak akan menurunkan kualitas persenjataan Rusia yg stroooong bingit sampe2 diiklankan gratis oleh AS yg ketakutan dan bertekat menghadang pembelian S-400 oleh Turkey. Bahkan China dan India saja keukeh utk membeli S-400, krn terbukti Strooonggg Bingiiiiitt di Suriah. Tidak spt Patriot yg loyo mlempem terhadap drone unyu2…..hehehehe
Begitu cara berpikirnya bung
Kecepatan 200 knot jg jdi kelemahan krn pasti sangat bising.
Masalah kebisingan sdh pasti, tp dng kecepatan spt itu, membuat kaprang musuh memiliki khans kecil utk menghindat dibandingkan yg berkecepatan 50 km/jam bung
Ini analisa amatiran….hehehe
Memang harus low profile menghadapi dan menjelaskan kpd para fans boy amatiran seperti ini.
Kalo strong tp gak masuk inventori TNI, sdh pasti krna mahal. Begitu cara berpikirnya. Kasel Rusia tdk dipilih krn mahalnya dibandingkan buatan korea yg murah dan dpt TOT. Kalo semua yg strong hrs masuk inventori TNI, pertanyaannya apa budgetnya ada.? Kalo TNI punya budget besar, sdh pasti THAAD, S-400, S-500 jg dibeli, bukan cuma Nasams karena masalah budget, atau beli kaprang Proyek 22350M Rusia yg bisa bawa 48 rudal kalibr atau beli fregat De Zeven Provincien bukannya iver itupun karena budget yg terbatas. Atau utk Kasel akan beli yg diatas 3000 ton disamping yg kelas 1300 ton guna menyaingi Singapura. Atau tank baru leopard seri A7 bukan Tank leopard bekas. Begitu cara berpikirnya bung.
Walau pembelian SU35 di cancle, tidak akan menurunkan kualitas persenjataan Rusia yg stroooong bingit sampe2 diiklankan gratis oleh AS yg ketakutan dan bertekat menghadang pembelian S-400 oleh Turkey. Bahkan China dan India saja keukeh utk membeli S-400, krn terbukti Strooonggg Bingiiiiitt di Suriah. Tidak spt Patriot yg loyo mlempem terhadap drone unyu2…..hehehehe
Begitu cara berpikirnya bung
Ralat bung, yang strooong bingit di suriah itu pansir & Buk, karena mereka berdua yg paling sibuk, ngladeni rudal, Drone & arteliri milisi, bahkan ada dua drone produk USA & Turki yg di libas, sementara S-400 sampai hari ini masih perawan, belum battle proven, aksi mereka selama ini cuma di sebatas latihan2 aja…peace broo..
Wkwkwk ngomongin orang lain fansboy padahal disini yang paling jelas situ yg fansboy
Bhahahahaaa
Betooll bangat itu bang…
Strooooonngg bingiiiitttt