AD Australia dan BAE Systems Garap Proyek M113 dengan Teknologi Otonom
|Bila Indonesia baru mengenal sosok ranpur APC M113 pada tahun 2014 dengan jumlah perkuatan sekitar 150 unit asal bekas pakai AD Belgia, maka tetangga di selatan Indonesia, adalah salah satu pengguna terbesar M113. AD Australia (Australian Army) total memiliki 700 unit M113, dimana 431 unit diantaranya lewat program LAND 106 telah di-upgrade menjadi M113 AS4, menjadikan ranpur legendaris roda rantai ini dapat digunakan hingga tahun 2020.
Baca juga: Ternyata! Sejak Dekade 70-an TNI Sudah Menimbang Pengadaan Ranpur M113
Meski program penggantian M113 Australia dengan Boxer IFV (Infantry Fighting Vehicle) tengah berjalan dalam program LAND 400 Phase 3, namun faktanya ‘akar rumpu’t tak rela ranpur yang masif digunakan oleh INTERFET (International Force East Timor) di Timor Leste (d/h Timor-Timur) ini langsung lengser begitu saja. Dikutip dari australiandefence.com.au (4/9/2019), disebutkan bahwa AD Australia justru tengah menggarap proyek kemampuan otonom pada M113.
Guna mewujudkan proyek inovatif ini, Kementerian Pertahanan menggandeng kontraktor pertahanan terbesar di Australia, BAE Systems Australia yang bekerja sama dengan pihak AD Australia. Untuk tahap awal, ada dua unit M113 AS4 yang akan mulai dikonversi di fasilitas Edinburgh Parks pada bulan Oktober 2019.
Proyek kerja sama ini nantinya akan melihat keandalan ranpur dalam bergerak di medan perang secara otonom menggunakan teknologi Robotics and Autonomous Systems Strategy yang dikembangkan oleh BAE Systems. Tidak hanya bergerak secara otonom, M113 AS4 juga diplot untuk mengumpulkan data intelijen, hingga dukungan logistik.
Menurut pihak pengembang, kendati kelak sudah menyandang predikat sebagai Autonomous Vehicle (AV), namun M113 AS4 masih dilengkapi dengan dua space untuk kru di dalam ranpur tersebut.
Pukul mundur ke tahun 2017 silam, Pemerintah Australia menunjuk Trusted Autonomous Systems Defence Cooperative Research Centre (CRC) – yang berada di bawah pengawasan Next Generation Technologies Fund untuk menghadirkan sebuah teknologi yang akan berperan sebagai game-changer, dimana ranpur otonom mampu menghadirkan moda yang andal dan efektif dalam urusan operasi militer.
Baca juga: Indocertes Perkenalkan Simulator Ranpur M113 A1 dengan Teknologi Virtual Reality
“Teknologi otonom akan membantu para prajurit untuk merespon ancaman yang tersaji di medan perang, mempercepat inisiatif, hingga melakukan manuver yang mampu melampaui setiap ancaman konvensional dan unkonvensional,” ujar Chief Technology Officer dari BAE Systems, Brad Yelland. Diharapkan, hadirnya teknologi semacam ini akan semakin meperkuat lini mobilitas tempur pasukan Australia di masa yang akan datang. (Nurhalim)
Keadaan ekonomi aussie berbanding terbalik dgn negara ratunya yg sedang kesulitan ekonomi.. Akhir2 ini aussie jor2an bgt beli alutsista kemana2. Disaat negara2 eropa mengurangi jumlah alutsistanya, aussie malah kebalik.. Gila.. Diharapkan tni bsa menyeimbangkan kekuatan alutsistanya dgn mereka
tunggu bentar lagi aussie juga resesi. para ekspatriat china udah mulai jual rumah mewah mereka di aussie
kayaknya udah kalah duluan ama cina,… cina udah ngembangin teknology otonom utk kendaraan militer dari APC hinggg truk militer. ini british malah baru mau. Disebelah malah udah ada militer USA ada yang nyeletuk kekawatiran mereka akan ketertinggalan jauh dalam hal AI dengan cina disegala bidang….. wakakaka kasihan.
ayo indonesia jangan mau kalah dengan teknology otonom otoom annya. Bukankah teknology otonom itu pertama kali yang berhasil menerapkan adalah seorang professor ITB di drone yang diciptakanya dan memenangnkan kontest di tahun 2008 di ajang kontest teknology di koresel dulu. lalu menjadikan drone (quadcore) tersebut menjadi populer seperti sekarang ini.
Lebih baik pengembangan anoa amphibi & roda rantai + canon 3.0
Buat apa d jadikan drone toh tetep barang lama uda gt proteksi paling kena 12.7mm maksimal. Mending buat baru aja teknologi baru pake APS
betul sekali.. dihantam laser gun langsung modar..
Laser gun br bisa buat drone g mungkin nembus baca APC kalo meriam 30mm A 10 pasti masuk