AD AS Terima Black Hawk Varian Terbaru – UH-60V dengan Kokpit Serba Digital dan Sistem Arsitektur Terbuka
|Terbang perdana pada 17 Oktober 1974, hingga saat ini UH-60 Black Hawk terus dikembangkan dengan angka produksi mencapai 4.000 unit lebih. Dan pada 7 Oktober lalu, keluarga Black Hawk ketambahan anggota baru berupa varian anyar yang diberi nama UH-60V Black Hawk, label V menyiratkan arti “Victor.”
Baca juga: Korea Selatan Berencana Ganti Ratusan Helikopter Black Hawk dengan KUH-1 Surion
Dikutip dari nationalguard.mil, helikopter angkut serbaguna varian terbaru ini diluncurkan dalam sebuah seremoni di fasilitas National Guard’s Eastern Army National Guard Aviation Training di Pennsylvania. Operator pertama UH-60V adalah Eastern Army National Guard Aviation Training Site (EAATS) yang menerima enam unit UH-60V. EAATS dan Garda Nasional adalah unit aktif pertama di Angkatan Darat AS yang menerima varian baru Black Hawk ini.
UH-60V dikembangkan dengan fokus melakukan perbaikan pada kemampuan armada UH-60A dan L yang telah menua. Yang ditingkatkan dari kehadiran UH-60V mencakup upgraded digital glass cockpit, certified GPS RNAV database dan advanced flight planning and mission capability. Untuk tahap awal, ada 60 unit UH-60V yang rencananya akan digarap dari konversi varian UH-60L.
Kokpit digital UH-60V memberi penerbang peningkatan kesadaran situasional di berbagai situasi dan misi. Chief Warrant Officer 4 Frank Madeira, seorang pilot standardisasi dan evaluator instrumen di EAATS, mengatakan UH-60V menyediakan arsitektur avionik modern serba digital dengan biaya lebih rendah dibandingkan kokpit pada generasi UH-60L.
“PVI (pilot vehicle interface) yang dimodernisasi menjadi keunggukan tersendiri pada kekuatan Garda Nasional dalam kemampuannya untuk mendukung peperangan modern yang terintegrasi secara digital,” kata Madeira, yang memiliki pengalaman 18 tahun sebagai pilot Black Hawk.
Salah satu vendor yang terlibat dalam proyek UH-60V adalah Northrop Grumman, manufaktur dan penyedia solusi pertahanan kampiun ini menyediakan apa yang disebut integrated mission equipment package. Sistem ini menggantikan keberadaan semua elemen analog ke digital di Black Hawk. Dengan komputasi teritegrasi, UH-60V dikatakan telah mengadopsi sistem avionik paling canggih di Angkatan Darat AS.
Solusi yang ditawarkan Northrop Grumman adalah Modular Open Systems Architecture (MOSA). Dengan sistem arsitektur terbuka, operator bebas bekerja dengan banyak pengembang untuk meningkatkan kemampuan. Dengan memecahkan kunci vendor, sistem ini mendorong persaingan dan memungkinkan peningkatan yang lebih sering untuk melakukan adaptasi pada berbagai misi yang dinamis.
Baca juga: Jadi Drone, Helikopter UH-60 Black Hawk Sukses Terbang Perdana Tanpa Awak
Sebelum digunakan pada UH-60V, integrated mission equipment package dari Northrop Grumman sudah diaplikasikan pada helikopter serang AH-1Z dan UH-1Y milik Korps Marinir AS, pesawat AWACS E-2D Advanced Hawkeye, and pengembangan AH-1 Cobra milik AU Yordania. Northrop Grumman mendapatkan kontrak UH-60V pada tahun 2014, dan baru pada tahun 2017 dilakukan uji terbang perdana UH-60V, sementara penyerahan unit perdana ke satuan operasional di tahun 2021. (Gilang Perdana)
“SaMa TaLiBaN aJa KaLAh”
@Persija: Gak juga sih, Taliban itu ibarat singa yg udah dikerangkeng sama USA selama 20 tahun dan sekarang udah dilepas liarkan. Kalo USA cabut dari Afghanistan harusnya Rusia, Iran dan China gembira dong karena posisi Afghanistan itu sangatlah strategis layaknya Indonesia. Mereka bisa dijadikan pijakan dalam perang dingin jilid 2 abad 21 ini, nyatanya begitu USA cabut dari Afghanistan, Rusia langsung siaga di Tajikistan, Iran siaga di perbatasan begitu juga China yg khawatir Afghanistan bakal jadi tempat pelatihan bagi etnis Uighur mengingat disana terdapat surplus senjata yg bisa digunakan oleh organisasi teroris manapun di dunia.
Sekilas pengunduran pasukan USA dari Afghanistan terlihat mirip seperti di Vietnam. Tapi bila dilihat lebih dalam itu adalah salah satu bagian strategi yg cukup bagus meskipun pelaksanaannya cukup memalukan tapi masih dalam kontrol. Kenapa bagus? Karena ketiga negara kekuatan regional seperti Rusia,China dan Iran itu punya musuh alami perjuangan Islam Sunni dan Afghanistan dg Taliban sekarang menjadi representasi kekuatan Sunni Fundamental yg sangatlah kuat sebanding pengaruhnya dg Arab Saudi ataupun Turki dan Mesir. So, Ketiga negara ini mungkin senang USA sudah hengkang tapi mereka akan selalu siaga di belakang pekarangan rumah mereka sedangkan USA bisa dengan mudah fokus di Asia Pasifik dan Eropa-Timur Tengah sambil mengawasi Afghanistan dari Diego Garcia dan Bahrain.
Persija+1928 : Bukan hanya dengan taliban (Afganistan), Amerika juga kabur dari Irak dan Suriah…
Padahal Amerika keroyokan…
Mana berani dia 1 by 1 dengan China, karena sekarang hampir di semua sektor China ngebut dalam bertransformasi teknologi dalam dunia militer.
Belum perang dengan China saja untuk bayar hutang luar negri ke China dia kesulitan bayar… 😂
Beijing memiliki surat utang atau obligasi senilai 1,07 triliun dollar AS atau setara Rp 15.256 triliun pada April 2020.
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/27/080257470/5-negara-pemberi-utang-terbesar-ke-as?page=all
@Bung Agato
Kalau Boleh Tahu karena Alasan apa Amerika dan Sekutunya (NATO) menginvasi Afganistan ?
Kalau militer Indonesia apa sih yang sudah diterima dalam modernisasi dan perkuatan alutsista pertahanan … yang ada adalah 1). heboh … 2). kunjungan2 ke pabrikan … 3). diskusi dan debat yang panas dan panjang diberbagai forum penyuka militer … 4). penandantangan LOI atau MOU … 5). anggaran yang kurang memadai … 6). penurunan target perencanaan … 7). rencana pembelian batal baik disebabkan karena ancaman sanksi/anggaran kurang/ada pilihan yang ramah anggaran … what next? … kembali ke nomor 1). diatas …
@WK : Kalo dibilang kabur…yah gk juga sih. Itu Amerika kalo mau bisa langsung ngebom pasukan Taliban lho. Belum lagi sudah banyak kota d Suriah dan Irak yg pernah di bombardir pasukan Amerika. Cmn gegara perjanjian USA ama Afganistan yah mau gmana lagi.
Kok kroyokan sih?🤔
Kalo kroyokan kan mestinya USA minta bantuan negara lain dong,ini kan mereka nyerang solo
By one ama China? Yg notabene alutista nya kebanyakan tiruan trus ngaku2 lebih hebat dari yg ori nya? 😔
Percuma ngebut transformasi senjata modern kalo barang nya KW 🤣
Yaah…kalau soal hutang perhutangan gw gk bisa coment apa apa sih.😁
Kepentingan nasional diatas segalanya, selama usa atau china mampu memberikan benefit dan memperlakukan Indonesia sebagai mitra yang setara, belajarlah dari sejarah, Amerika tekenal dengan standar gandanya, tidak akan pernah Amerika mengizinkan Indonesia memiliki kemampuan militer melebihi Australia, selama kita bergantung pada Amerika, maka akan ada selalu ada resiko kita diembargo dengan berbagai dalih kalau kita tidak mengikuti kemauan Amerika, satu satunya cara adalah dengan mandiri, walaupun semua akan sulit diawal namun kelak generasi kita dimasa depan akan menikmatinya. Pmerintah sekarang jelas menyadarinya sehingga setiap belanja militer adalah suatu bentuk investasi bagi industri pertahanan, nikmati prosesnya dan suatu saat kita akan menikmati hasilnya.
@Agato Sugimura : Pengunduran diri seperti di Vietnam?
Apakah Amerika menang di Vietnam?
Apakah Amerika menang di Afganistan?
Nyatanya Taliban masih tetap ada meskipun dalih Amerika Taliban dikelompokan ke dalam blck list mereka, kenyataannya Amerika sama seperti di Irak yang hanya menghancurkan Irak dan memburu pemimpin Irak dengan dalih memiliki senjta kiimia pemusnah masal, tapi kenyataannya?
@Dimas Kanjeng: Kalo ente tau 9/11, Al Qaeda dan Osama bin Laden berarti ente tau apa alasan USA nyerang Afghanistan.
@WK: USA tak pernah kalah di Vietnam. Yg membuat USA menarik diri dari Vietnam bukan Tentara Vietnam Utara dan bukan pula Vietcong. Ini sesuatu yg sangat kompleks Dhek. Banyak US Citizen yg menolak melanjutkan perang di Vietnam dan disisi lain, USA mendapatkan sekutu China agar bisa memecah kekuatan Soviet-China dan memblok Vietnam dikemudian hari walopun harganya adalah penggantian Taiwan sebagai anggota tetap DK PBB. Disisi lain USA juga memenangkan pengaruh di Indonesia sesaat setelah kudeta gagal PKI. So bagi USA, Vietnam Selatan jatuh pada Vietnam Utara tak akan masalah saat USA menguasai pengaruh hampir di sebagian besar Asia Tenggara, mendapatkan China sebagai sekutu, menahan laju Komunis di sebagian besar dunia.
Kalo USA niat buat perang pasti udah diserbu dari dulu itu Hanoi gak cuman di bom aja.
USA jelas menang di Afghanistan 20 tahun yg lalu. Yg membedakan adalah Taliban kenyataannya masih ada dan kepemimpinan Sipil yg terlalu berhati-hati membuat Taliban bertambah kuat. Sisanya tinggal sejarah. Presiden Trump melihat penempatan pasukan di Afghanistan itu percuma dan disisi lain itu juga menguntungkan bagi lawan regional USA seperti yg ane sampaikan diatas.
Yah mirip dengan Indonesia saat berhadapan dengan Fretilin cuman beda kondisi aja.
@Bung Agato
Jadi Alasannya Amerika dan Nato menginvasi Afganistan adalah untuk memburu dan menangkap Pemimpin Al Qaeda yang bertanggung jawab atas Serangan 11 September (it’s Valid) dan bersembunyi di Afganistan ?
Jadi Osama bin laden akhirnya ditemukan di Afganistan ?
agato : “USA tak pernah kalah di Vietnam. Yg membuat USA menarik diri dari Vietnam bukan Tentara Vietnam Utara dan bukan pula Vietcong. Ini sesuatu yg sangat kompleks Dhek. ”
misi Amerika di vietnam utk mengekang perkembangan komunis dan GAGAL…banyak nya korban dr pihak amerika dan bnyak nya pelanggaran HAM yg terjadi disana yg membuat penentangan dr rakyat amerika, hanya kamu dan rambo yg ga akan bilang amerika ga kalah di vietnam😂😂😂
@GWT32G : Apakah Amerika tidak membom di Afganistan?
Apakah tidak ada yang namanya korban sipil ataupun kerugian material karena bombardir Amerika?
Sumber : https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58585231ransformasi Dalam dunia militer tidak dapat disebut copas, semua alusita bukan soal kecanggihannya.
Banyak alusita negara² maju seperti Amerika, Inggris, Rusia, Prancis dan lainnya yang belum termasuk battle proven dan ada juga alusitanya tingkat keberhasilannya tidak seheboh seperti yang dipromosikannya.
Intinya kemajuan teknologi militer berikut dengan produksinya dari negara China tidak terbantahkan oleh dunia, meskipun semuanya masih harus teruji dikedan pertempuran sesungguhnya.
Lalu mengenai perang di Afghanistan silahkan baca di banyak link atau minimalnya wikipedia, disana jelas tertulis negara mana saja yang ikut andil dalam peprangan di Afghanistan (07 Oktober 2001 – 15 Agustus 2021)
@Agato Sugimura : Saya berikan salah satu link bahwa Amerika kalah ketika perang Vietnam / Indocina II atau silahkan cati link lainnya : https://www.kompas.com/global/read/2020/09/15/190000370/kisah-perang-rahasia-taktik-dau-tranh-yang-bungkam-as-di-perang-vietnam?page=all
https://cekfakta.tempo.co/fakta/1493/keliru-vietnam-menang-perang-dari-amerika-serikat-berkat-buku-strategi-perang-gerilya
https://www.voaindonesia.com/a/a-32-a-2004-09-07-17-1-85239642/37816.html
Saya malas komentar lebih jauh karena fakta mengatakan Amerika kalah dalam perang Vietnam
@A S : Calon Presiden Partai Demokrat Senator John Kerry menyatakan diri sebagai pahlawan perang dengan mengelilingi dirinya dengan para veteran perang Vietnam. Beberapa pekan kemudian, sekelompok veteran Vietnam lain menyerang John Kerry, dengan mengatakan, Kerry berbohong mengenai kegagahberaniannya dalam perang. Pihak Partai Republik kemudian mengecam John Kerry karena memimpin protes menentang Perang Vietnam sekembalinya dari medan perang. Pekan lalu, Wakil Presiden Dick Cheney menyebutnya sebagai salah satu alasan mengapa John Kerry tidak layak menjadi presiden. Banyak tuduhan terhadap John Kerry disanggah oleh kelompok veteran Vietnam lain, yang membela John Kerry mati matian.
Terdengar aneh bahwa kampanye pemilihan presiden terfokus pada isu Perang Vietnam, sementara banyak isu lain seperti Perang Irak, perekonomian, lapangan kerja, layanan kesehatan dan defisit anggaran. Semua isu tersebut tersisih oleh Perang Vietnam yang telah berakhir 29 tahun yang lalu.
Keterlibatan Amerika dalam perang Vietnam adalah yang paling lama dan paling tidak populer dalam sejarah Amerika. Ketika Perang Vietnam berakhir pada tahun 1975, hampir 58 ribu orang tentara Amerika dan sekitar tiga juta orang warga Vietnam tewas.
Setelah perang berakhir, warga Amerika bertanya-tanya, mengapa mereka menemui kekalahan. Banyak yang merasa bahwa Amerika seharusnya tidak melancarkan perang itu. Mereka berpendapat, rakyat Vietnam menjadi korban putusan dan kebijakan Amerika yang keliru. Yang lain berpendapat, perang Vietnam tidak dilakukan dengan cukup kuat. Menurut mereka, Amerika akan menang kalau warganya mendukung tentara, atau kalau Pentagon tidak dikungkung berbagai pembatasan dalam menjalankan operasinya di Vietnam.
* Untuk lebih jelasnya silahkan lanjutkan baca secara keseluruhan di link ini https://www.voaindonesia.com/a/a-32-a-2004-09-07-17-1-85239642/37816.html