A-222E Bereg 130mm – Sistem Artileri Pertahanan Pantai Armada Laut Hitam Rusia
|Sebagai unsur kekuatan tempur yang terbilang lengkap, Armada Laut Hitam Rusia tak hanya dilengkapi dengan persenjataan berupa kapal perang permukaan, kapal selam dan kapal pendarat amfibi, lain dari itu yang jarang disebut, Armada Laut Hitam Rusia juga mengoperasikan sistem pertahanan pantai yang disebut A-222E Bereg 130 mm coastal mobile artillery system.
A-222E Bereg 130 mm sekilas pandang mirip dengan self propelled howitzer (SPH) yang kita kenal, lantaran A-222E Bereg dipasang pada platform heavy truck MAZ-543 8×8. Meski namanya jarang disebut, tetapi A-222E Bereg sejatinya bukan jenis persenjataan baru bagi militer Rusia.
Dirunut dari sejarahnya, A-222 Bereg dikembangkan oleh TsKB MKB Titan pada tahun 1980-an, dan kemudian diproduksi PO Barrikady untuk memulai pelayanan pada milliter Soviet di tahun 1988. Sementara debutnya diketahui kalangan internasional saat pertama kali diperlihatkan saat pameran militer di Dubai pada tahun 1993.
Sistem artileri A-222E Bereg terdiri dari satu unit command and control vehicle (CPU), satu unit combat support vehicle (MOBD) dan hingga enam weapon systems (SAU). Kesemua unit yang diseutkan tadi dipasang di truk berpenggerak 8×8. Meriam AK-130 paada Bareg dirancang untuk menyerang kapal permukaan dan kapal serang cepat, serta target darat. A-222 Bereg mampu menyerang target dalam tempo waktu 1-2 menit dan dapat menembakkan hingga 12 tembakan per menit.
Dari spesifikasi, meriam AK-130 kalier 130 mm punya jarak tembak maksimum hingga 22 km. Laras meriam dalam kubah punya sudut putaran 120 derajat, sementara sudut elevasi laras -5 sampai 50 derajat. Dalam satu unit kendaraan tembak/firing unit (SAU) terdapat 44 munisi yang siap untuk ditembakan. Satu unit firing unit diawaki delapan personel.
Sementara jarak antara firing unit dan CPU bisa diatur hingga 1.000 meter dan tinggi 300 meter. Untuk kendaraan yang digunakan, yakni MAZ-543 8×8, disokong mesin diesel D12A-525A Barnaultransmash. Dengan bobot 43,7 ton, A-222E Bereg dapat melaju di jalan mulus dengan kecepatan 60 km per jam dengan menempuh jarak 850 km.
Dirancang Menghancurkan Kapal Berkecepatan Tinggi
A-222E Bereg 130 mm coastal mobile artillery system dirancang dapat secara efektif menyerang target laut dan darat yang bergerak dengan berkecepatan tinggi (hingga 370 km per jam). Pada command and control vehicle terdapat dukungan radar, konsol TV/optik dengan pengintai laser, pengawasan dan deteksi target, komputer digital yang menyediakan perhitungan data penembakan untuk empat target serta eksekusi dua target secara simultan.
Dilengkapi sistem radar, Bereg mampu mendeteksi sasaran di jarak 35 km dan melakukan tembakan efektif di jarak 20 km dan tembakan maksimum di jarak 22 km. Senjata self-propelled ini dapat mengirimkan tembakan dengan perintah jarak jauh dari CPU, atau dalam mode mandiri menggunakan deteksi optik.
Baca juga: Zuzana 2000 8×8 – Self Propelled Howitzer 155mm dengan Cita Rasa Slovakia
Untuk tenaga listrik menghidupkan sistem artileri ini, dipasok oleh dua generator diesel dari kendaraan mobile support. Kapasitas tangki bahan bakar untuk dua generator cukup untuk mengoperasikan sistem dalam mode mandiri selama tujuh hari. (Gilang Perdana)
Objek laut apa y bergerak 370km per jam.. kapal cepat plg cm 50 knots aloas 96km per jam
Buat pertahanan pantai kita bisa gunakan yang murah macam meriam simbah s60 untuk tembakan horisontal, ground based hellfire missiles, saturated roket dari mlrs vampire, rpg dan untuk pertahanan udara stinger. Kalo ada duit ekstra lebih, mau lebih bagus pakai coastal defence system harpoon dan spaag biho.
kalau diliat dari kalibernya, meriam ini merupakan pengembangan dari meriam ak-130, jadi ya hal ini bisa meringankan anggaran, lagipula meriam yang tidak terlalu besar biasanya firing ratenya tinggi, begitu juga kecepatan pelurunya, jadi ya memang cocok sih untuk melawan kapal berkecepatan tinggi.
Sebagai senjata pertahanan pantai, senjata tersebut kurang efektif untuk menekan musuh dgn kemampuan Surveilance dan SEAD yg baik apalagi kaliber yg dimiliki masih lebih kecil dari SPH Barat yg rata-rata memiliki kaliber 155 mm. Tapi dg jumlah rudal pertahanan pantai yg juga dimiliki oleh Rusia, SPH tersebut bisa menjadi lini kedua untuk memberikan serangan dadakan saat musuh mulai mendekat ke pantai. Bisa saja Indonesia juga menerapkan hal serupa pada kepulauan atau pulau yg dinilai strategis baik di Batam, Rote,Biak, Sebatik maupun Natuna. Akan lebih baik jika Indonesia juga mengembangkan peluru kanon berpemandu seperti M982 Excalibur atau Hypervelocity Projectile (HVP) yg memiliki jangkauan lebih jauh.