9M117M1 Arkan: Rudal Anti Tank Andalan Tank BMP-3F Marinir TNI AL
|Meski pengadaannya berjalan lambat, adopsi rudal anti tank dalam beberapa tahun belakangan mulai menjadi perhatian untuk unit tempur di darat. Sebut saja infanteri TNI AD kini telah mengoperasikan rudal anti tank Saab NLAW dan FGM-148 Javelin. Sementara Marinir TNI AL sejak kedatangan ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) BVP-2 mulai mengoperasikan rudal anti tank AT-5 Spandrel. Dan di era IFV terbaru BMP-3F, Kavaleri Marinir pun menggunakan 9M117M1 Arkan.
Baca juga: BMP-3F – Tank Amfibi “Kelas Berat” TNI-AL
Lantas apa yang jadi keunggulan 9M117M1 Arkan? Merujuk ke spesifikasinya, Arkan adalah rudal anti tank (Anti Tank Guided Missile) yang dipandu dengan laser. Rudal ini dirancang untuk dilepaskan dari laras kanon/meriam ranpur, namun pola loading rudal ke laras hanya dapat dilakukan secara manual di kaliber laras 100 mm. 9M117M1 Arkan sendiri masuk dalam keluarga besar rudal AT-10 Stabber/AT-12 Swinger. Rudal yang dikembangkan pada akhir tahun 1970 ini juga dikenal sebagai guided projectiles yang menggunakan pemandu laser, menggantikan teknologi sebelumnya yang menggunakan radio command links.
AT-10 Stabber terdiri dari tujuh versi, terdiri dari empat versi dasar dan tiga versi yang telah ditingkatkan. Empat versi dasar (basic version) mencakup 9M117 Bastion, rudal ini dilepaskan dari tank T-55/T-55 AM2. Kemudian ada 9M117 Kastet, dilepaskan dari MT-12 field gun yang menggunakan modul pemandu laser khusus. 9M117 Basnya , dilepaskan dari laras BMP-3, dan terakhir 9M116 Sheksna yang ditembakkan dari MBT T-62M. Sedangkan versi yang telah ditingkatkan (improved versions), terdiri dari 9M117M1 Kan ditembakkan dari MT-12 field gun, 9M117M1 Arkan dilepaskan dari laras kanon 2A70 BMP-3, dan 9M116M1 Sheksna untuk tank T-62M.
Perbedaan antara basic version dan improved version adalah hulu ledak tandem (tandem warhead) yang digunakan oleh improved version untuk memungkinkan hasil yang lebih baik terhadap explosive reactive armour (ERA). ERA yang dikembangkan oleh Israel pada 1980-an digadang sebagai lapisan yang mampu melindungi tank dari hulu ledak shaped-charge dengan daya ledak tinggi High-Explosive Anti-Tank (HEAT). Dengan tandem warhead maka 9M117M1 Arkan dipersiapkan untuk bisa menjebol ranpur dengan ERA. Antar versi rudal pada dasarnya identik, namun antara 9M117 dan 9M116 ada perbedaan kaliber, sehingga tidak dapat dipertukarkan. Seperti Kastet tidak bisa dipakai untuk BMP-3.
Baca juga: BREM-L Armoured Recovery Vehicle – Wahana Reparasi Ranpur BMP-3F Marinir TNI AL
Dirunut dari kemampuannya, 9M117M1 Arkan kaliber 100 mm punya kecepatan luncur 1.500 meter per detik. Dengan hulu ledak HEAT-T rudal Arkan Marinir TNI AL sanggup menghajar sasaran sejauh 5.500 meter, sementara jarak tembak minimal dipatok 100 meter. Menurut seorang awak BMP-3F, harga per unit 9M117M1 Arkan bisa ditaksir setara dengan Toyota Inova terbaru. Kabarnya lagi dari 10 unit 9M117M1 Arkan yang dimiliki Marinir, lima unit rudal telah ditembakkan untuk keperluan latihan tempur. (Bayu Pamungkas)
mantap kedepan harus ada uji coba yang lebih relistis jaya terus marinir tni al
hasil uji penembakan 5 rudal itu gmn hasilnya??…ada videonya gak?…dan sasaran yg ditembak itu apaan ya?..apakah brp tank/panser atau lainnya?..
sampe skrg saya jg msh penasaran dgn rudal2 tuk sukhoi yg sdh dimiliki TNI AU, kaya’ R77, R73, apakah sdh prnh mnjalani tes penembakan?..mungkin ada yg tau inponya atau punya videonya..
Militer emang kya ayam & telur, sekokoh apapun baja anti material pun tercipta.sebanyak apapi
@tukang ngibul kalo rudal mi 35 pasti lebih banyak karenah terdapat rudal di gudang dan seluruh heli ready to flight
Jangan ngaco terus pak, bikin muntah saja
tolong tunjukkan buktinya dalam bentuk apapun
kalau ngaco di JKGR silahkan saja, disitu memang tempatnya
@22 pilot
Hebat dong…kalo bgt berapa pencapaian jam terbang pillot MI-35?
Saya teringat sebuah artikel ttg heli MI-24/35 dg ciri fisik yang khas yaitu cantelan senjata yang miring/tertekuk kebawah. Karater ini membawa dampak heli kurang stabil ketika dalam posisi hovering utk membidik, karena daya hempasan balik (keatas) dr baling2 utama…maka pada heli generasi selanjutnya MI-28, cantelan senjatanya didesain datar serupa dg cantelan senjata pd AH-64
Untuk operasi didaerah gurun pasir atau dataran tundra mungki tidak terlalu penting utk membidik berlama-lama krn sasaran terekspos dg jelas…tapi utk karakter Indonesia yang bergunung2 dan tutupan vegetasinya cukup rapat, kemampuan hovering utk membidik sambil menyembunyikan diri diantar kerimbunan pohon menjadi salah satu tantangan sekaligus keuntungan bg heli tempur.
Satu hal lagi, saya belum pernah melihat heli MI-35 Penerbad diperlengkapi dg night vision targeting pod…jadi seandainya benar yang anda katakan jika jumlah rudalnya berjibun, tapi heli ini tidak akan pernah mencapai kemampuan optimalnya
Gak ada artikel baru…Admine lagi mudik kali?
Mudiknya Senin mas 🙂 Lagi prepare buat artikel mas, ditunggu ya.
@admin
Mudiknya kemana oom?
Ini blog militer ..educated banget gak spt blog JoKoGeRe…
@Megakarti, terima kasih atas apresiasinya 🙂
Bung rudal nya yang di beli bukan sepuluh bung saat saya ke marinir rudal nya lebih dari 50 di setiap kompi
Kalau itu benar, tentu kabar baik mas 🙂
Ya benae karenah saya liat sendiri hehehe
Bener Ta ?? Sumpah Pocong ?? Bulan Puasa lo ini…….dilarang Hoax
Harganya 400 juta / rudal, Soalnya diluar kebiasaan TNI
AT-9 Spiral-2 milik Mi-35P saja hanya 16 unit
Karena kurang fungsional saat ini, Lagi pula buat apa banyak banyak
Jauh lebih fungsional JAVELIN atau NLAW, karena bisa dipakai di semua matra kecuali udara.
dan juga ada versi latihnya
@nakedangel
Eeee…gak percoyo?
Kalo MI-35 atgmnya cuma dikit lain persoalan bung…soale helinya yang bisa terbang makin dikit, mubazir toh dibeliin banyak2
Begini mas gak semua yang di militer di publish seperti kh 31 dulu di bilang gak beli rudal entu tiba tiba nongol sendirj dunia militer beda dengan dunia sipil semua serba rahasia seperti yang terjadi sama a4 skyhawk
@22 pilot
Ngaco kamu, kelihatan sekali anda itu orang JKGR
Kh-31 sudah dipublish di SIPRI jauh jauh hari sebelum muncul di surat kabar,
bahkan ARC sudah mempublish rencana pembelian itu jauh jauh hari.
Ya artinya, 5 dari 10 yang dimiliki sudah digunakan untuk latihan, setengah sudah digunakan bro, berita baiknya marinir latihannya rajin banget dan selalu siap tempur
@admin
Hihihihi…ketahuan disini banyak yang masih jomblo, masih bingung masukinnya kemana?
Tapi saya masih gagal paham…menginterupsi sistim autoloader utk memasukkan rudal itu gimana caranya kalo revolvernyanya lagi penuh terisi peluru semua?
Agar efektif tiap bmp-3f kita minimal bawa 2 rudal ini. First look, first kill
dengar-dengar pindad melisensi semua amunisi, dan missile dari alutsista yang dibeli dari rusia melalui BUMN rusia, apa benar?
harga rudal tank impor mahal, kl bisa diduplikat dan diproduksi lokal. bisa murah rp.50 juta per rudal lokal..
Iya, sepertinya yang dimaksud “secara manual” itu artinya rudal anti tank itu dimasukkan satu persatu, bukan menggunakan sistem autoloader seperti peluru meriamnya. Tentu saja dilakukan dari pangkal laras didalam turret nya.
Mungkin adim, loading rudal dari pangkal laras ( kamar peluru ), kalo marinir cuma punya 10 rudal ? Bmp3F nya punya 54 unit.
5 dr 10, artinya setengah, mau berapa pun itu kuantitasnya
@Admin, Artikel yang sangat menarik
yang jadi pertanyaan saya, kalau memasukkan dari ujung laras, berarti ada awak tank yang harus keluar dari tank dan memasukkan rudal ke ujung laras.
apa tidak bunuh diri itu, jika dilakukan di medan peperangan ?
Hehehe… Maksudnya secara manual berarti tidak pake sistem autoloader. Klo d masukan dari ujung laras itu mortar. Cmiiw..
bukan dari ujung luar laras, tapi dari pangkal laras di dalam kubah (turret). Sama seperti manual loading pada umumnya.
Nah…. kelihatannya artikelnya sudah di EDIT oleh bung @Admin
kelihatannya yang betul adalah manual loading, bukan dimasukkan melalui ujung laras