9 Tahun Setelah Diluncurkan, LPD BRP Tarlac 601 Filipina Kembali ke Surabaya untuk Perbaikan dan Modernisasi
Setelah diluncurkan PT PAL Indonesia pada 18 Januari 2016, yang dilanjutkan dengan komisioning pada 1 Juni di tahun yang sama, ada kabar bahwa Landing Platform Dock (LPD) BRP Tarlac 601 milik Angkatan Laut Filipina, kini telah kembali sandar di Dermaga PT PAL di Surabaya.
Persisnya, PT PAL Indonesia telah dipercaya oleh Angkatan Laut Filipina dalam program modernisasi armada kapal perangnya, dalam hal ini pada BPR Tarlac 601, yang menjadi kapal dengan tonase terbesar di arsenal Angkatan Laut Filipina.
Ditengah pembangunan kapal jenis LPD milik Angkatan Laut Filipina yang ke 3 dan ke 4, PT PAL kini bersiap melakukan docking pemeliharaan dan perbaikan kapal Strategic Sealift Vessel (SSV) atau LPD BRP Tarlac 601.
Kapal ini resmi bersandar di Dermaga Semenanjung Barat, fasilitas Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL. Kedatangan kapal BRP Tarlac 601 disambut oleh Direktur Produksi Diana Rosa beserta jajaran. Ini menandai segera dimulainya docking program Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO), sekaligus sebagai proyek MRO kapal perang internasional pertama dalam sejarah PT PAL.
PT PAL berhasil memenangkan proses tender terbuka untuk proyek MRO ini, mengungguli galangan-galangan lokal asal Filipina. Kemenangan ini menegaskan bahwa layanan purnajual PT PAL, mulai dari pembangunan, pemeliharaan, hingga perbaikan kapal yang diakui secara regional dan global.
Sebagai kapal perang terbesar yang dioperasikan Angkatan Laut Filipina sejak 2016, BRP Tarlac 601 merupakan produk ekspor unggulan karya anak bangsa Indonesia. Pada proyek MRO kali ini, fokus utama pekerjaan mencakup sistem propulsi, perawatan Bawah Garis Air (BGA), serta sistem katup, dengan waktu pengerjaan ditargetkan selama empat bulan.
Kolaborasi ini menjadi simbol penguatan hubungan pertahanan antara Indonesia dan Filipina, serta potensi kelanjutan kerja sama pada kapal-kapal lain seperti sister ship-nya, BRP Davao Del Sur 602.
Komandan kapal BRP Tarlac 601 Capt. Fredie C Parpan menyampaikan rasa syukurnya karena tiba di Surabaya dengan selamat, setelah 8 hari perjalanan. “Kami tiba dengan selamat di galangan kapal PT PAL, ini adalah bukti dari dua hal, keahlian luar biasa dari kapal ini, yang dibangun oleh tangan-tangan Indonesia, dan dedikasi para awak kami yang terus menavigasikannya. Kapal ini mungkin sudah waktunya untuk dry docking, tetapi ia berhasil berlayar dengan sangat kuat dan andal. Karena ia dibangun dengan baik. Dan kami percaya bahwa sekali lagi, PT PAL akan mengembalikan kapal ini ke kondisi prima, siap untuk bertugas dalam membela kedaulatan kita dan melayani rakyat kita” terangnya.
Sebelum menutup sesi sambutannya, Capt Fredie juga menyampaikan akan adanya peluang pembelajaran bagi awak kapal Angkatan Laut Filipina di BRP Tarlac 601, “Kami disini dijadwalkan untuk dry docking dan perbaikan lainnya.
Lebih dari itu, kami melihat peluang lewat selain memulihkan kondisi material kapal, namun juga kesempatan yang berharga untuk pembelajaran. Personel kami akan memiliki kesempatan untuk mengamati dan terlibat dalam proses perbaikan, memperluas pengetahuan teknis mereka dan membiasakan diri dengan standar dan praktik galangan kapal internasional” tutup Fredie. (Gilang Perdana)
ni LPD sejatinya bisa dipersenjatai lengkap tak cuma kanon kecil methikil atawa senapan mesin supaya tak harus selalu dikawal mampu eliminir ancaman, mungkin mikirnya jika angkut MBT diletakkan disisi samping ada akses buat nembak dah jadi meriam penghancur jika bawa MLRS tinggal posisikan agak ke jaba bisa luncurkan roket massive jika bawa APC ber rudal tinggal geser keluar dikit dah bisa luncurkan rudal anti pertahanan udara…begitukah…cmiimw
Klo orang sana gak minta yo gak kasih dong,nah kalo mereka minta tentu saja syarat dan ketentuan harus ada setelah pembicaraan yang sangat fokus dulu!
“PT PAL berhasil memenangkan proses tender terbuka untuk proyek MRO ini, mengungguli galangan-galangan lokal asal Filipina.”
Bisakah PT PAL memberikan transfer knowledge kepada salah satu galangan lokal di sana agar untuk perawatan selanjutnya LPD mereka cukup di dalam negerinya saja tak perlu di bawa ke sini? 🤔