24 Jam Diterjang Gelombang Setinggi 15 Meter, Inilah Sejumlah Kerusakan Pada Frigat Iver Huitfeldt
|Dengan bobot 6.600 ton, sudah barang tentu heavy frigate Iver Huitfeldt sangat siap untuk mengarungi lautan lepas, termasuk kapal perang dengan panjang 138,7 meter ini dapat menghadapi tingginya gelombang di samudera lepas. Namun, apa yang terjadi bila frigat yang bakal dibeli TNI AL ini dihajar gelombang setinggi 15 meter dan terus-menerus selama 24 jam?
Baca juga: [Polling] Iver Huitfeldt Class – Heavy Frigate Paling Ideal Untuk TNI AL
Tidak ada kerusakan yang fatal, tapi harus diakui, gelombang tinggi yang dikombinasi dengan badai di kawasan Azores, Atlantik Utara, rupanya berhasil menciptakan sejumlah kerusakan ‘kecil’ pada frigat besutan Denmark ini.
Seperti dikutip dari navalnews.net (27/1/2020), dalam pelayaran dari Denmark ke Norfolk, Amerika Serikat pada awal Januari ini, frigat dilaporkan terjebak badai dahsyat, bukan tanggung-tanggung, tingginya gelombang yang dihadapi frigat ini ada di level sea state 9 (di atas 14 meter). Misi pelayaran lintas Atlantik ini dilakukan dalam rangka latihan bersama dengan US Aircraft Carrier Group, sebelum pengerahan kekuatan tempur penuh pada akhir tahun ini.
Berdasarkan prakiraan cuaca, sebelumnya rute pelayaran yang dipilih telah disesuaikan agar kapal dapat menghindari dari ancaman badai. Namun, dalam perjalanan terjadi perubahan cuaca yang tiba-tiba, dimana frigat Iver Huitfeldt tak bisa mengelak dari terjangan badai dan gelombang tinggi. Dengan kondisi terjebak cuaca esktrem, kru kapal harus berlayar dengan kecepatan minimum selama 24 jam, lantaran ketinggian gelombang 15 meter amat riskan dilalui dengan kecepatan jelajah.
Lihat postingan ini di Instagram
Singkat cerita, tidak ada awak yang dilaporkan mengalami cidera akibat cuaca buruk tersebut. Namun sejumlah kerusakan telah terdapat, mulai dari sejumlah lemari yang terlepas, kerusakan pada tekanan lambung, kebocoran pada lubang palka dan yang membuat ‘berita’ adalah hilangnya kubah sonar (hull mounted sonar) yang terdapat di bagian bawah ujung depan haluan. Kubah sonar yang terbuat dari bahan fiberglass ini diketahui telah terlepas akibat hantaman gelombang.
Selapas dari 24 jam yang berat, akhirnya Iver Huitfeldt dapat terlepas dari badai dan berhasil merapat ke Norfolk, dan melanjutkan misi latihan bersama dengan elemen tempur AL AS. Dalam pelayaran, sejumlah kerusakan telah diperbaiki oleh awak kapal, kecuali untuk perbaikan kubah sonar akan dilakukan sekembalinya frigat ini ke Denmark. (Gilang Perdana)
Level sea state 9 biasa di perairan atlantik, kalau di perairan Indonesia tertinggi level nya paling 5 itupun di Segoro Kidul/ pantai selatan Jawa atau Samudera Hindia karena memang laut lepas, sedangkan diperairan utara biasanya level 3, jadi tak perlu khawatir kupola kubah radar Iver Huitfeld bakal tethel atau lepas, kalaupun terpaksa lepas di negeri ini banyak tukang solder keliling, mau yang bahannya aluminium, kuningan, mika, bahkan fibreglass dan mereka sangat mahir ngakali sampai kembali utuh
gelombang 14 meter kaya apa uda kaya sunami kalau di pinggir pantai,, liyat videonya saja serem banget, mantap semua articlenya mengenai militer saya suka dan bisa jadi ilmu pengetahuan, luar biasa jangan bosan bosan ya untuk berbagi pengetahuan salam dari saya pulau tidung
Hahaaahaaaa
Itu yang di bawah ada yang bikin hate speech ke saya.
Yang bilang Asia Timur itu bukan hanya saya tapi juga orang terkenal yang lain. Ini link-nya.
https://m.youtube.com/watch?v=sgFMR9oUbxQ
Yang saya lakukan hanyalah mencoba membuat road map berdasar kebutuhan ideal negeri ini. Dan untuk mencapai itu butuh waktu puluhan tahun, dalam seri tulisan mari berhitung saya, saya selalu bilang target tahun 2035, bukan target tahun 2020!!! Jadi kalo ada yang mikir harus ada di tahun sekarang berarti yang mikir itu yang otaknya harus diganti oli.
Kalopun harus mundur 5-10 tahun dari 2035 ke tahun 2045, its okay. Yang penting tulisan saya diperhatikan para petinggi negeri ini.
Dan buat kalian yang sirik dan iri hati sama saya, saya hanya akan bilang “haters will gonna hate”.
Dan saya bersyukur sebab semakin banyak haters berarti semakin terkenal saya.
Alah @tukang ngitung, ph.d diem ajalah ga usah banyak boong, halu, mimpi. Jangan kebanyakan ngelindur. Kalau berani jangan jawab disini, muncul lagi gih di defence.pk
Tukang @Wkwkwkwk kwwk…. Kalau begitu… Yg suka bikin halu berarti otak nya harus di kalibrasi ulang dong om
baguslah untuk permulaan…..kalau lebih bagus lagi, kapal yang mampu menerjang ombak setinggi level 9 ( 15 meter) dan mampu melaju dengan kecepatan tinggi serta dalam keadaan bermuatan penuh…. dan pasti harus tetap selamat sampai tujuan.
tapi kayaknya kapal iver hanya mampu melaju pada kecepatan rendah… dan mungkin dengan beban nggak maksimal.
Udah paling benar ambil Iver sih..tapi dioanjangin jadi 150cm lah..supaya VLSnya bisa tambah banyak jadi 48 jika memungkinkan..isi VLSnya ya SAM bukan rudal offensif macam tommahawk..cukup
VLS Iver Hutifeldt ada 2 macam.
4 Mk 41 VLS dengan 32 SM-2 IIIA
2 Mk 56 VLS dengan 24 RIM-162 ESSM
Totalnya 56 Rudal VL. Untuk VLS memang Fregat Iver Huitfeldt lebih untuk misi AAW Peperangan Anti Udara.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Mantab
Silahkan dilihat bagaimana iver menerjang ombak tinggi dengan kecepatan tinggi :
https://youtu.be/NPMkR1fvI4I