Yordania Rilis “Terminator,” Rudal Anti Tank Dengan Peluncur Disposable

Nun jauh di Timur Tengah, Yordania yang dikenal sebagai salah satu negara sabahat Indonesia, punya kisah sukses tersendiri dalam pengembangan alutsista produksi dalam negeri. Berangkat dari eskalasi yang terjadi di negara tetangganya, menjadikan sosok Negeri Raja Abdullah II ini harus kreatif untuk kemandirian industri alutsista, terutama dalam menghadapi peperangan lawan tank dan kendaraan lapis baja yang suatu waktu dapat meletus di perbatasan.

Baca juga: Skif ATGM – Tampil di Indo Defence 2016, Inilah Rudal Anti Tank Jarak Jauh dari Ukraina

Di lini SLT (Senjata Lawan Tank), ada basis yang mengerucut pada basis rudal (ATGM – Anti Tank Guided Missile) dan roket. Dan salah satu perusahaan asal Yordannia yang telah merintis pengembangan dan produksi senjata lawan tank adalah Jadara Equipment and Defence System. Seperti belum lama ini di ajang SoFex (Special Operations Forces Exhibition and Conference) 2018 yang berlangsung di Amman, Yordania (7 – 10 Mei 2018), Jadara memperkenalkan apa yang disebut sebagai “Terminator.”

Terminator adalah rudal anti tank yang telah masuk dalam fase produksi. Rudal anti tank ini bersifat disposable, lantaran sekali diluncurkan maka tabung peluncur tak bisa digunakan lagi. Sistem Terminator terdiri dari tripod dengan berat 6,3 kg, unit pemandu PUT-1 seberat 7,2 kg dan unit rudal Terminator.

Terminator disokong dari bahan bakar propelen padat, rudal ini ini punya diameter 107 mm dan dikedalikan menggunakan semi-automatic laser guidance system, yang memungkinkan operator untuk mengarahkannya dengan mempertahankan pandangan pada target. Menurut pihak manufaktur, Terminator punya jarak tembak minimum 100 meter dan jarak tembak maksimum 2.500 meter dengan waktu menuju hantaman pada sasaran maksimum 13 detik.

Dengan sifatnya yang disposable, Terminator ditawarkan dalam dua pilihan paket hulu ledak yang berbeda. Yang pertama adalah tandem hulu ledak anti-tank (HEAT) ledak tinggi, yang diklaim Jadara akan menembus 550 mm baja lapis baja konvensional yang dilindungi oleh Explosive Reactive Armour (ERA). Untuk jenis rudal yang satu ini, bobot rudal dan peluncurnya adalah 15,9 kg.

Sementara jenis Terminator kedua adalah yang menggunakan hulu ledak high-explosive fragmentation (HE-FRAG), yang diklaim mampu menembus 50 mm lapisan baja konvensional. Untuk jenis rudal kedua ini, bobot rudal dan peluncurnya adalah 15,4 kg.

Sebelumnya Juga Kembangkan Roket Anti Tank
Dengan dukungan ToT (Transfer of Technology) dari Rusia, Jadara sejak 2013 telah merintis roket anti tank disposable RPG-32 Hashim (dinamai seperti Dinasti Hashemite/ Hasyim yang berkuasa di Yordania) dan kemudian diubah menjadi Nash-Shab (busur silang). Sistem granat berpeluncur roket ini sejatinya merupakan lisensi dari RPG-32 Barkas buatan pabrikan Bazalt Rusia.

Baca juga: RB M57 – Mungkinkah Ini Jenis RPG Yang Digunakan Brimob Polri?

Karena Yordania ingin RPG-32 serbaguna, maka disiapkan empat macam hululedak, dua kaliber 105 mm dan dua lagi 72 mm. Kaliber yang lebih besar yaitu PGV-32V dengan hulu ledak ganda untuk melawan tank, sementara yang lebih kecil untuk menghancurkan perkubuan. PGV-32V sendiri memiliki efektivitas dan akurasi sampai jarak 200 meter, dengan daya penetrasi 650 mm RHA (Rolled Homogeneous Armor) dengan hululedak HEAT yang dimilikinya.

Yordania mengirimkan RPG-32 ke sejumlah milisi anti Houthi seperti grup Ansar al-Sharia yang berperang di Yaman untuk membantu mereka mengalahkan Houthi yang didukung Iran, serta ke pejuang Kurdi yang bertempur melawan ISIS di Irak. (Gilang Perdana)

26 Comments