Untuk Misi VBSS, Kopaska TNI AL Dilengkapi Savox Integrated Tactical Headger System

Maraknya aksi penyelundupan narkotika dan barang terlarang lainnya ke wilayah perairan Indonesia telah diantisipasi oleh penegak hukum, seperti TNI AL sebagai garda terdepan yang memiliki kapasitas dalam urusan tersebut telah mempersiapkan tim VBSS (Visit, Board, Search and Seizure) untuk melakukan pemeriksaan langsung ke kapal yang diduga membawa barang terlarang.

Baca juga: Gagalkan Perompakan di Selat Berhala, KRI Teluk Bintuni 520 Laksanakan Misi VBSS

Melaju dengan RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat), pergerakan tim VBSS mendapat dukungan dan pantauan penuh dari kapal utama (KRI). Namun pada faktanya, VBSS termasuk aksi yang beresiko tinggi, bukan saja pada saat proses naik ke kapal sasaran, tapi bagaimana kesiapan personel saat berada di kapal sasaran juga menjadi perhatian penting. Segala sesuatu bisa saja terjadi pada unit VBSS, termasuk tiba-tiba menghadapi upaya perlawanan bersenjata dari awak kapal atau perompak.

TNI AL punya pengalaman kurang menyenangkan terkait aksi VBSS, lantaran empat awak KCR (Kapal Cepat Rudal) FPB-57 Nav V KRI Layang 635 yang melaksanakan misi VBSS belum ditemukan. Sejak Desember 2016, empat awak KRI Layang 635 yang melakukan inspeksi dan pengawalan Kapal Filipina Nurhana di Perairan Talaud, Sulawesi Utara belum ada kabar pastinya.

Karena dipandang penting, selain latihan VBSS terus dimaksimalkan, dari sisi perangkat penunjang pun dilakukan pemutakhiran. Komando Armada Barat (Koarmabar) misalnya telah mengadopsi IDE iDefender untuk memaksimalkan peran recognition/surveillance, command and control dengan basis digital intercommunication secara real time, sehingga informasi yang terjadi di lapangan setiap waktu dapat terpantau dan terkomunikasikan dengan level pengambil kebijakan di land-based command center. Jalur komunikasi iDefender mencakup koneksi antara unit penyisir dalam RHIB dan kapal utama.

Baca juga: IDE iDefender, Pasok Sistem Interdiksi Maritim di Koarmabar TNI AL

Selain iDefender, ada kabar bahwa pasukan elite Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim telah dilengkapi dengan teknologi integrated tactical headger system dari Savox Communications, Finlandia. Wujudnya berupa helm tempur dengan perlindungan balistik dengan kemampuan khusus.

Disebut helm khusus lantaran gadget ini sudah dibenamkan seabreg fitur canggih, sebut saja ada NVG goggles, sensor infra red, perangkat komunikasi seamless, sistem proteksi dan peningkatan  situational awareness. Sistem radio yang digunakan sebagai repeater yang dapat menjangkau jarak jauh, semakin banyak Radio yang tersebar atau di pakai banyak team semakin jauh juga jarak jangkauannya.

Sedikit lebih detail, basis helm yang digunakan dirancang dapat menahan laju proyetil 9 mm pada kecepatan 430 meter per detik. Resminya proteksi helm mengacu pada standar NIJ level IIIA. Berbagai aksesoris dengan standar MIL-STD-1913 dapat ditambahkan berkat adanya sistem rail. Untuk operasi di malam hari, NVG goggles punya sudut lebar 60 derajat, dan kalau perlu perangkat pengindraan malam hari bisa ditambahkan IR illuminator.

Selain helm tempur, integrated tactical headger langsung satu paket dengan rompi pelindung yang di bagian belakangnya disematkan perangkat transmisi radio. Jalur komunikasi antar personel dibangun dengan simultaneous multi-radio connectivity and control. Singkat kata, seamless connectivity bisa terjalin antara jalur radio taktis dan sistem interkom.

Dikutip dari koarmatim.tnial.mil.id (7/3/2018), Letkol Laut (E) Agus Himarwanto sebagai Kasubdisniskom menyebut rencananya perangkat ini akan digunakan Pasukan Khusus TNI AL yaitu Pasukan Katak dalam mendukung dan melaksanakan tugas operasi di lapangan ataupun di KRI. (Bayu Pamungkas)

6 Comments