Tuntas Sea Trial, Tiga Kapal Patroli PC-40 Resmi Masuk Armada TNI AL
|Setelah melalui tahapan sea trial, akhirnya tiga unit kapal patroli kelas PC-40 untuk Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim resmi dikukuhkan oleh TNI AL pada 10 Januari lalu di Dermaga Batuampar, Batam. Ketiga kapal perang yang diresmikan oleh KSAL Laksamana TNI Ade Supandi adalah KRI Tatihu 853, KRI Layaran 854 dan KRI Madidihang 855. Sebelumnya ketiga kapal patroli ini telah diluncurkan galangan PT Palindo Marine pada 23 September 2016.
Baca juga: PT Palindo Marine Luncurkan Tiga Kapal Patroli PC-40 Untuk Satrol Koarmatim
Meski telah diserahterimakan, ketiga kapal patroli ini belum dilengkapi senjata utama pada anjungan. PC-40 sebagai kapal patroli memang tidak dilengkapi senjata berupa rudal anti kapal. Ketiga kapal ini menyandarkan dukungan senjata berupa kanon kaliber 20 mm pada haluan dan dua pucuk SMB (Senapan Mesin Berat) kaliber 12,7 mm pada buritan. Ketiga kapal yang masuk kelas PC-40 mempunyai panjang keseluruhan 45,5 meter, lebar 7,9 meter, dan kecepatan maksimal 24 knot, serta kecepatan jelajah 15 knot. Kapasitas bahan bakar dalam sekali jalan adalah 70.000 liter dan punya endurance berlayar selama 6 hari. Dapur pacunya disokong 2 buah mesin diesel MTU yang masing-masing berkekuatan 2480HP.
Baca juga: Palindo Marine PC-28 – Kapal Patroli Cepat Litoral dengan Teknologi RCWS
Meski bekal senjatanya terbilang standar, menyandang gelar sebagai ‘KRI,’ ketiga kapal patroli sudah dilengkapi mission management system. Bila suatu waktu diperlukan, maka kanon RCWS (Remote Control Weapon System) juga dengan mudah bisa dipasang.
Beberapa kemampuan ketiga kapal ini diantaranya mampu melaksanakan peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti udara, operasi patroli laut, dan operasi Search And Rescue (SAR). Nama Tatihu, Layaran dan Madidihang diambil dari nama-nama ikan yang ada di Indonesia. Ketiganya dikenal sebagai perenang cepat dan gesit di laut sehingga diharapkan mampu bermanuver dengan cepat dan gesit dalam mengemban tugas menjaga kedaulatan negara. (Gilang Perdana)
Koq maksimum kecepatan 24 knot, padahal Clurit Class yg berdimensi sama mencapai 30 knot dng endurance sama. Apakah ini suatu muslihat ??
Kenceng2 mo ngejar apa non?
Kapal patroli gt tangki bbmnya terbatas, jd klo digeber bbmnya cepet abis…
Itu kapal2 perang yang gede2 kalo berlayar jg pake kecepatan ekonomis biar jangkauannya jauh…digebernya cuma keadaan tertentu aja.
Kalo trimaran bisa ngebut lantaran faktor Desain hullnya, tapi kalo dimuati berlebihan kecepatannya juga bakal melorot
Destroyernya mana ??????….
Min..knp TNI AL..klu ordr kapal tanggung gtu sih dari sisi panjang kapal dan persenjataan
@Al: Ya itulah dilema di Satuan Kapal Patroli (Satrol). Artikel ini mungkin bisa jadi rujukan Anda http://www.indomiliter.com/kecepatan-kapal-jadi-dilema-di-satuan-kapal-cepat-tni-al/
Kapal kecil justru lebih mudah bersembunyi di pulau-pulau yang banyak bertebaran di lautan NKRI. nantinya kapal-kapal ini akan akan menyergap musuh sambil bersembunyi dengan cara menembakkan rudal dari perairan dangkal dekat bibir pantai sebuah pulau. Setelah kapal musuh kena hantam barulah kapal kita bergerak pindah tempat. Begitulah doktrin perang TNI-AL untuk saat ini.
Dengan luasnya wilayah laut Indonesia, Kapal2 Patroli TNI-AL pantasnya minim sekelas FPB-57/KCR-60 (panjang 60 m), yg kemampuan jelajah, kecepatan dan senjatanya lebih mumpuni.
bukannya kapal PC 40/PC 43 senjata utama rencananya mau dipasang marlin WS 30mm. kok turun lagi jadi 20mm? mesinnya harusnya diganti yang powernya gede, kalau nggak nggak bisa ngejar penyelundup dan bajak laut di ZEE
Standar bgt ya,… Buat ngehajar perompak juga susah
Yang dikejar TNI AL dalam pengadaan kapal itu kualitas atau kuantitas sebab di sini pengadaan kapalnya kecil2 dgn alutsistanya minimum.
Gimana kl berhadapan dgn Kapal Ikan asing yg besar atau Coast Guard China yg seukuran fregat (110 m) di Natuna ?
Ini mungkin yang disebut gedean nyalinya dari pada kapalnya wkwkwkk
Lumayanlah, buat nambah2 armada.
Lumayan lah makin banyak order, makin banyak rejekinya, apalagi ke swasta. Kalo ke PT PAL/BUMN, asin !
Tes