Mistral: Andalan Pertahahan Udara Frigat dan Korvet TNI AL

Tetral tampak di atas ruang navigasi KRI Diponegoro 365
Tetral tampak di atas ruang navigasi KRI Diponegoro 365

Bila Arhanud TNI AD punya rudal Grom, maka TNI AL untuk memperkuat pertahanan pada armada frigatnya juga mengandalkan rudal SAM jenis Mistral. Antara Grom dan Mistral pun sejatinya punya banyak kesamaan, kedua rudal SAM ini masuk kategori SHORAD, rudal ringan untuk sasara jarak pendek. Lebih dari itu, Grom dan Mistral juga mengusung basis platform MANPADS (Man Portable Air Defence System), alias rudal yang pengoperasiannya bisa dilakukan dengan dipanggul oleh seoeang prajurit.

Baca juga: Lama Tak Terdengar Kabar, Rudal Grom Kembali Diuji Tembak di Pantai Sekerat

Mistral dibuat oleh pabrikan MBDA missile systems yang berbasis di Perancis. Rudal ringan ini mulai dirancang sejak tahun 1974, dan baru benar-benar operasional pada tahun 1988 untuk versi pertamanya (S1), dan di tahun 1997 diluncurkan versi keduanya (M2). Meski masuk segmen Manpad yang mobile, Mistral dalam pengoperasiannya harus menggunakan penyangga, serupa dengan rudal RBS-70 TNI AD, ini lantaran bobot 1 unit Mistral yang mencapai 18,7 kg.

Tetral pada buritan KRI Diponegoro
Tetral pada buritan KRI Diponegoro

Mistral terbilang kaya modifikasi, selain bisa dioperasikan secara Manpad, Mistral juga amat pas dipadukan dengan teknologi sistem peluncur, artinya Mistral mampu dijalankan secara remote untuk mengejar target. Untuk sistem peluncurnya, TNI AL diketahui memiliki Mistral dengan dua platform, yakni Tetral dan Simbad.

Tetral merupakan platform peluncur yang terdiri dari 4 unit Mistral, sistemnya dapat bekerja otomatis, dikendalikan secara remote, dan tergolong low maintenance. Desain Tetral memang dirancang oleh MBDA untuk dipasang pada jenis kapal perang yang menganut konsep stealth. Dan bisa ditebak, Tetral memang menjadi andalan frigat TNI AL dari kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) yang dibeli dari galangan Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Frigat dengan desain stealth. Pada tiap frigat SIGMA dilengkapi dua sistem peluncur, masing-masing peluncur memuat empat rudal. Dalam pengoperasiannnya, Tetral dikendalikan dari PIT (pusat informasi tempur).

Sistem peluncur Simbad yang dioperasikan manual
Sistem peluncur Simbad yang dioperasikan manual

Platform peluncur kedua untuk Mistral yang digunakan TNI AL adalah Simbad. Simbad merupakan platform peluncur untuk dua rudal Mistral dan dioperasikan secara manual oleh operator (Manpad). Simbad saat ini dipasang pada frigat TNI-AL kelas Van Speijk. Hadirnya Mistral di frigat Van Speijk sebagai pengganti rudal SAM jenis Sea Cat yang usianya sudah lawas. Meski belum serempak digunakan oleh semua frigat Van Speijk TNI AL, paling tidak dipastikan KRI Karel Satsuitubun (356) sudah terlihat memasang Simbad pada bekas dudukan peluncur Sea Cat.

Meski tergolong rudal ringan jarak pendek, Mistral bisa melahap multi target, termasuk target yang bermanuver cepat, dalam hal ini seperti pesawat tempur dan helikopter, bahkan Mistral dengan kecepatan luncurnya yang 800 meter per detik bisa melahap target berupa rudal. Dalam rilis yang dikeluarkan MBDA, tingkat success rate Mistral Tetral mencapai 93 persen. Untuk menghajar target, rudal ini dilengkapi kendali berupa canard dan sistem sensor pengarah berupa passive IR (infra red) homing. Sensor passive IR akan bekerja 2 detik setelah peluncuran.

Sistem peluncur Sadral pada fregat AL Perancis
Siatem peluncur Sadral pada fregat AL Perancis

Mistral terbilang kaya ragam platform peluncur, selain di kapal perang dan Manpad, Mistral juga laris diupasang pada berbagai kendaraan militer di darat, bahkan Perancis menggunakan Mistral sebagai senjata pamungkas di helikopter Tiger dan Gazelle. Dengan bobot peledak 3 kg, dan jangkauan tembak hingga 5,3 km membuat rudal ini ideal dipasang pada beragam platform. Selain Indonesia, di kawasan Asia Tenggara rudal ini juga dimiliki oleh Singapura. Tercatat sejak 1989, Mistral sudah di ekspor ke 25 negara dengan produksi lebih dari 16.000 unit rudal.

Selain Simbad dan Tetral, sebenarnya masih ada platform peluncur lain, yakni Sadral. Sadral pada prinsipnya mirip dengan Tetral, dimana sistem rudal diluncurkan secara remote otomatis dari PIT. Bedanya Sadral mengusung enam peluncur rudal Mistral. Baik Simbad, Tetral dan Sadral, ketiganya dapat cepat untuk diisi ulang dan dapat ditebakkan secara salvo. TNI AL pada 20 April 2011 telah melakukan uji coba penembakkan Mistral denga target berupa rudal Sea Cat. Mistral dilepaskan dari KRI Hassanuddin (366) yang merupakan bagian dari armada frigat kelas SIGMA. Jadi bisa dipastikan Mistral dilepas dari platform peluncur Tetral. (Haryo Adjie Nogo Seno)


Spesifikasi Mistral – Simbad

Panjang : 1,86 meter
Diameter : 90 mm
Berat : 18,7 kg (termasuk 3 kg hulu ledak high explosive)
Kecepatan luncur : 800 m/detik atau 2,6 Mach
Jangkauan : efektif hingga 5,3 km
Sistem pemandu : infra red
Mekanisme peledakan : laser proximity atau impact triggered
Mesin : solid rocket motor

Spesifikasi Tetral
Berat Sistem Peluncur : 600 Kg (termasuk 4 rudal)
Bearing : 310 derajat
Sudut Elevasi : -16 sampai 75 derajat