Tawarkan Network Centric Warfare, Gripen E Sukses Terbang Perdana

Mengambil lokasi di landas pacu fasilitas produksi Saab Aeronautics di kota Linköping, Swedia, Kamis 15 Juni lalu menjadi momen yang bersejarah dalam rangkaian kehadiran sosok pesawat tempur Gripen E. Sebelumnya pada 8 Mei 2016 Gripen E telah resmi diluncurkan (rollout) di hanggar fasilitas produksi di Linköping. Dengan tingkat ketelitian tinggi, dibutuhkan hampir setahun bagi Saab untuk melakukan berbagai testing dan penyempurnaan, hingga Gripen E dengan nomer 39-8 resmi melakukan penerbangan perdana pada 15 Juni 2017.

Baca juga: Gripen NG Resmi Rollout, Dihadiri Petinggi dari Kemhan RI

Bagi penulis, momen penerbangan perdana Gripen E punya arti penting dan kenangan mendalam, tatkala Indomiliter.com bersama empat media nasional pada tahun lalu ikut menyaksikan langsung rollout Gripen E, dan di landas pacu yang sama di Linköping, kami diperlihatkan langsung dari dekat manuver aerobatik STOL (Short Take Off and Landing) dari Gripen C. Uji penerbangan perdana Gripen E pada 15 Juni lalu, dilakukan oleh Marcus Wandt, Saab Experimental Test Pilot.

Penulis di kokpit Gripen E.

Baca juga: Network Centric Warfare – Kemampuan Yang Selayaknya Hadir di Jet Tempur Terbaru TNI AU

Dalam penerbangan di langit yang cerah, Marcus Wandt menerbangkan Gripen E selama 40 menit dengan melintasi bagian timur Östergötland. Di sesi uji terbang perdana ini belum dilakukan manuver ekstrim, dalam tahap penerbangan perdana, pilot uji melakukan serangkaian uji sistem avionik, termasuk pengecekan performa landing gear. Setelah melakukan pendaratan perdana dengan Gripen E, Marcus Wandt menyebutkan bahwa dirinya sangat puas atas kemampuan handling yang halus, akselerasi serba cepat, dan bisa disimpulkan semuanya sesuai dengan simulasi yang telah dipelajari di darat.

Baca juga: Mengintip Langsung Hanggar Test Flight Gripen NG

Baca juga: Menyambangi Basis Fasilitas Produksi Gripen di Linköping

Sebelum sesi penerbangan perdana, pada November 2016, Gripen E telah melakukan pengujian mesin (engine ground test) untuk GE F414G afterburning turbofan engine. Pada awalnya, jadwal penerbangan perdana akan dilakukan pada akhir tahun 2016, namun penerbangan Gripen E 39-8 ditunda hingga enam bulan kemudian untuk melakukan penyempurnaan sistem avionik.

Spesifikasi tentang Gripen E (dahulu sebelum diluncurkan diberi label Gripen NG) sudah cukup banyak dikupas oleh media. Merujuk ke sejarahnya, kampanye Gripen NG dimulai saat pesawat demo ini diluncurkan pada 23 April 2008, dan dilanjutkan dengan penerbangan perdana pada 27 Mei di tahun yang sama. Rancang bangun Gripen 39-7 berasal dari Gripen D, yaitu dengan melakukan banyak perombakan fisik yang lumayan radikal, diantaranya perubahan pada desain main landing gear, adopsi mesin General Electric F414G yang lebih kuat dari mesin Volvo RM12, plus pada bagian depan kokpit terdapat perangkat IRST (Infrared Search and Track). Sebelumnya di Gripen C/D tidak terdapat IRST.

Engine ground test Gripen E 39-8.

Baca juga: Gelar Satu Skadron Gripen Ke Pangkalan Aju, TNI AU Hanya Butuh Satu C-130 Hercules

Pada Oktober 2009, lewat proyek “Dash Seven,” Gripen 39-7 mulai dipasangkan beberapa perangkat avionik dan tactical system generasi terbaru, seperti radar AESA (Active Electronically Scanned Array), radar Selex ES-05 Raven, missile approach warning system (MAWS), IRST Skyward-G, yang dipasok oleh Selex Galileo. Konsep yang ditawarkan Saab pada Gripen E/F adalah mens machine interface, yakni dengan integrasi system status informatie, head up display, up front bedienpanel, HOTAS (Hands on Throttle and Stick) dengan wide area display.

Saat ini lini produksi Saab di Linköping tengah berpacu mengejar target, Gripen E/D telah dipesan 60 unit oleh AU Swedia dan 36 unit untuk AU Brasil. Pesanan perdana akan diserahkan mulai 2019, sementara Brasil dijadwalkan akan tuntas menerima paket Gripe E/F pada tahun 2024. (Haryo Adjie)

16 Comments