Tanpa Basa Basi, Helikoper AW101 Utility TNI AU Telah Mengangkasa!
|Kegigihan TNI AU untuk mendatangkan helikopter AgustaWestland AW101 nampaknya akan terbayar, pasalnya tanpa banyak gembar gembor sudah terkuak sosok helikopter tersebut. Seperti diberitakan pada awal September lalu, TNI AU tengah mengajukan pengadaan AW101 versi ultility kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Pengajuan helikopter ini melanjutkan setelah sebelumnya Presiden menolak rencana pengadaan helikopter AW101 versi VVIP (Very Very Important Person) Kepresidenan.
Baca juga: AgustaWestland AW101 VVIP – Mengintip Calon Helikopter Kepresidenan RI Terbaru
Mengingat rentang pengajuan pengadaan yang relatif singkat, sementara sosok helikopter AW101 sudah mengangkasa dengan logo TNI AU, besar kemungkinan yang didapat bukan produk baru yang gress. Situs rotorblur.co.uk menyebut pesanan helikopter untuk TNI AU berasal dari konversi AW101 VVIP pesanan India yang pesanannya dibatalkan. Situs rotorblur.co.uk juga menjadi yang pertama kali mengunggah foto AW101 TNI saat melakukan uji terbang di fasilitas pabrik Leonardo Helicopters di Yeovil, Inggris.
Baca juga: TNI AU Ajukan (Lagi) Pengadaan Helikopter AgustaWestland AW101
Bila dilihat dari foto yang diunggah, AW101 TNI AU sudah berwarna loreng hijau, dengan corak yang sama dengan helikopter EC725 Super Cougar yang baru-baru ini diterima TNI AU dari PT Dirgantara Indionesia. Bila mengacu pada corak loreng, maka peran AW101 ini akan lebih sebagai helikopter angkut berat. Keberadaan pintu rampa (ramp door) di bagian belakang menjadi cirri khas dari AW101, TNI AU setelah memensiunkan Mil Mi-6 belum pernah mempunyai lagi helikopter yang dilengkapi pintu rampa. Sebagai helikopter angkut, AW101 Utility mampu membawa 30 pasukan bersenjata lengkap dengan posisi duduk, atau 45 prajurit bersenjata lengkap dalam posisi berdiri.
Baca juga: Mil Mi-6 – Legenda Heli Raksasa TNI-AU
Mengutip dari situs Angkasa.co.id (20/12/2016), disebutkan AW101 TNI AU nantinya akan dilengkapi FLIR 380HDc, trakka, defence aid system, window gun, 12 stretchers, trooper seats, pilot armor seat, double life raft kiri dan kanan, emergency water landing, dan semua infrastrukturnya sudah disiapkan dan akan dipasang di Indonesia sebagai bagian ToT (Transfer of Technology). TNI AU membeli heli AW101 lengkap dengan suku cadang, peralatan kerja, serta paket pelatihannya.
Helikopter AW101 Utility ditenagai tiga mesin Rolls-Royce Turbomeca RTM322-01 turboshaft 1.566 kw (2.100 shp) tiap mesin. Heli mampu terbang selama enam jam dan kecepatan maksimum 309 km per jam (167 knot). Sementara jarak jelajah mencapai 833 km. Bahkan dimungkinkan untuk melakukan pengisian bahan bakar di udara (air refuelling).
Bagaimana dengan sistem avioniknya? Untuk sistem avionic mengacu pada AW101 versi Combat SAR, kedua pilot dilengkapi fasilitas Night Vision Goggle (NVG) yang kompatibel dengan glass cockpit, fully integrated communications, dan mission management systems yang memberi gambaran situasional nyata kepada pilot tentang situasi yang dihadapi.
Secara khusus AgustaWestland menawarkan defensive aids, komponen yang disertakan terdiri dari Radar Warning Receiver (RWR), Laser Warning System (LWS), Missile Approach Warning System (MAWS), Countermeasures Dispensing System (CMDS), dan Directed Infra-Red Countermeasures (DIRCM). AW101 memiliki dimensi panjang 19,53 meter, diameter rotor 18,59 meter, dan tinggi 6,62 meter.
Baca juga: NAS 332 L1/L2 Super Puma – Helikopter “Air Force One” Republik Indonesia
Soal kecanggihan rasanya tak ada yang meragukan, namun berapa unit yang dipesan TNI AU? Jika mengacu pada pengajuan pengadaan pada bulan September 2016, maka untuk saat ini yang akan datang hanya satu unit. (Bayu Pamungkas)
Klok gak salah ini seri AW 101 ZR343 ex India, prnh di pake UK Prime Minister David Cameron.. masih dipakek sekali sama UK sisaan old stock AW 101
Intinya beli second (titik)
Masih brand new mas, dipakek sekali bwat nganter PM UK di KTT nato klok gak salah..
titik adalah ibu guru sd ku mas jangan2 nama pacarmu yg second hihihi .. jangan pesimis gitu aahh .. hehehe
Mayan….bisa buat ngelancong ke maldives
@admin yg saya lihat di Wikipedia tni au memesan 3 unit itu apakah benar?
Belum bisa dikonfirmasi.
Nanggung banget..pdhl sdh ada EC 725 yg specnya beda tipis. Klo mau heli angkut berat, knp ngga MI-26 sekalian..
komisinya kalah besar
aw-101 lbh canggih. lebih jauh & lbh kuat. smooth trantition flight dari agusta westland sekelas dgn sikorsky & boeing serta lbh advance dibandingkan airbus & mil membuatnx lbh tangguh dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrim dibandingkan caracal & mi-17
– pengalaman langsung menikmati heli carter dari ketiga vendor tsb serta mendengar penuturan langsung bbrp pilot heli waktu brtugas di papua –
@ayam jago
Aw-101 hanya lebih unggul dalam hal kecepatan dan daya angkut (tapi tidak terlalu signifikan).
Dalam aspek lain, justru caracal yang lebih handal spt : jelajah yang lebih jauh, enduran yang lebih lama, konsumsi bahan bakar lebih irit, biaya perawatan lebih ekonomis dan kemampuan ceiling servicenya lebih tinggi dibanding aw-101.
Jadi yang dijadikan kriteria dalam pemilihan heli ini, faktornya apa saja?
Singapura saja yang ANGGARANNYA JAUH LEBIH BESAR memilih caracal…kenapa kita malah latah, niru2 nigeria?
Sekarang ini jaman sudah maju…kita2 yang orang awam bisa mengakses informasi ttg alutsista militer, cukup dg berselancar didunia maya. Tapi mendengar argumen pejabat AU ttg perfoman heli ini, yang disebut hanya soal daya angkutnya yang besar dan keunggulan 3 mesin yang katanya lebih irit….irit dari hongkong !!!!
@dul
harga heli mi-26 lbh mahal drpd aw-101. itu sdh jatah tni ad krn porsi anggaran pengadaan heli angkut buat tni ad lbh gede drpd tni au
Oooh my God ……………….
Kok rasanya presiden kita telah xxxxxxxxxx
yang dibatalkan kan yang vip, kalo ini kan angkut . ngakak gua xixixixi
Jadi semua hanya plesetan ya bung…………….
beli 1 unit dulu. sisanx 4 unit di tahun 2017. semuanx dari heli vvip milik india yg akhirnx batal dibeli krn terindikasi markup. asyiknx kita dapat harga lebih murah daripada harga pembelian 12 caracal & kondisinx masih gress sprt halnx pembelian korvet bung tomo class
tot yg kita dapat yaitu depohar tni au yg bakalan mengerjakan perubahan fungsi aw-101 dari heli vvip ke heli angkut
hehehe .. tanpa ada berita mou tanda tangan dll … semoga begitu juga dengan alutsista yg lain ( kunjungan , tertarik , mengevaluasi , negosiasi ) tiba tiba datang dengan camo TNI
Doanya kok jelek banget mas
Berarti tidak terpantau
Tidak terpantau berarti bisa dengan leluasa melakukan penyelewengan
waduh,…gmn reaksiny JK??….kan dulu die yg mmbatalkan…moso presiden dicuekin gitu…
Nah ini dia ………………………
TOTnya diajarin masang klakson telolet…
Gue ngebayangin TNI kedepan ragam alutsistanya makin ramping seperti negara2 tetangga yang sudah lebih mapan dalam manajemen alutsistanya (singapur dan australi)….ini kalo bener beritanya kok para pemimpin kita seperti lg menerapkan “aji mumpung”, resiko yang nanggung negara.
hahaha………….
Ini sama saja dengan ToT model Su-35, diajari Nyervis
Kelihatanya UU banyak yang dilangkahi, nakal sekali
jangan salahkan rakyat kalau melanggar UU
karena pemimpinnya nakal seperti itu
@uling
1. ramp door dibandingkan slidiing door mk ramp door punya kelebihan dari sisi kecepatan naik turun muatan & penumpang
2. sisi proteksi dimana aw-101 menurut tni au punya kapabilitas proteksi lbh mumpuni
3. flight trantition & auto hovering dari agusta westland jauh lbh mumpuni dibandingkan airbus apalagi mil. aw-101 akan sangat berguna di area pegunungan & cuaca ekstrim terutama sekali di papua
4. harga krn harga yg dibeli jelas lbh murah drpd caracal
5. tni au butuh heli angkut dan akan dipake secepat mungkin krn status heli angkut tni au bisa dikatakan darurat apalagi sebagian besar heli puma nyatanx kini dipinjam penerbad. menunggu order caracal dari pt. di akan butuh waktu disisi lain kebutuhan sdh sangat mendesak
6. input dari basarnas & bbrp bumn sprt pertamina yg menyebut kualitas afterservice dari aw via indopelita lbh baik drpd airbus via pt. di
@ayam jago
Nah…soal after sales service, PT. DI pernah menyatakan kalo AU gak punya kontrak servis dg PT. DI, jadi ya gak ada kewajiban utk menyetok sparepart utk AU.
Kalo soal sistim proteksi kan sifatnya opsional, caracal juga bisa dong dilengkapi yang sepadan
#oya bang…AU punya berapa test pilot lulusan sekolah test pilot ternama ?
@ayam jago
Heli dg ramp door sebenarnya tidak asing buat AU…dulu pernah mengoperasikan heli super frelon-3 mesin (mirip aw-101) hibah dr pelita tapi dipensiun dini gara2 biaya operasionalnya dianggap tidak efissien.
Ada preseden seperti ini ngaruh gak ya buat AU….
Super aneh ya………
Padahal KOMISARI UTAMA PT. DI adalah orang TNI-AU Aktif
Kok malah pesan merk lain ????
Karena PTDI kerjanya kurang profesional om,,
banyak ngulurin waktu kerja,,
SDMnya kurang,,
Sedangkan project yg ditangani kebanyakan,,
pengalaman pernah naik aw-139 milik ciltilink express sewaktu cuaca buruk benar-benar tanpa guncangan. tapi berbeda jauh dengan super puma pas ada tugas mengantar pasien malah terasa guncangan beberapa kali ketika terbang di cuaca buruk padahal super puma lebih gede daripada aw-139
@ariel bukan noah
Oom ariel ini kayaknya paramedis yang kerja di SOS, global medika atau sebangsanya…
Kalo butuh Pulse oxymetri, transport ventilator, emergency kit, dc-shock, tabung oxgen alumunium utk dipesawat dsb, bisa kami bantu oom…
kalo soal test pilot dari tni au saya jujur kurang tahu tp bicara persentase penerbang tni au sndiri menganut 50% penerbang karir sisanya 50% mengambil dari jalur ikatan penerbang dinas pendek, cmiw
justru dari penerbad mereka punya 12 test pilot yg sdh dapat pelatihan khusus
tp urk proyek kfx sdh disiapkan 10 test pilot dimana dari tni au 8 orang dari pt. di 2 orang.
@ayam jago
Info yang saya punya justru yang diistilahkn test pilot dikita itu personel2 otodidak yang berlatar belakang instruktur…bukan lulusan sekolah test pilot. AU pernah mengirimkan 2 personelnya utk mengikuti kursus singkat pd salah satu sekolah test pilot tapi tujuannya utk kepentingan penerbangan sipil krn ybs ditugaskan dikemenhub/dsku
@uling
thnx atas inputnx. kalo tni au berarti merekut orang2 berkapabilitas instruktur
jujur kalo tni ad saya lbh paham. 12 pilot uji dari penerbad ini diperbantukan utk heli pasca maintenis serta ditugaskan ke pt. di untuk uji heli pesanan tni ad. prosedurnx mereka ditugaskan selama 12 tahun dgn adanx penggantian tes pilot setiap 6 tahun. menentukan sang pilot pantas sbg pilot uji tsb selalu lewat seleksi & ujian. yg dicari adalah yg mengerti mesin & mekanikalnx
@ayam jago
Yang itupun tampaknya menggunakan pola yang sama bang…jadi dituntun scr otodidak oleh bu esther (saat ini satu2nya test pilot tulen yang dimiliki pt.di)
@away
PT. DI dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 4 September 2007, namun dibatal pada tanggal 24 Oktober 2007. Jadi bisa dibayangkan, apa yang terjadi didalam PT. DI akibat peristiwa yang sangat merepotkan tersebut.
Suasana amburadul, carut marut, sampai PT.DI produksi panci hanya untuk menyambung hidup
JADI SUDAH JELAS, PESANAN JUGA AMBURADUL DITAHUN ITU
BPK tidak mau tahu peristiwa tersebut, hanya menuliskan keterlambatan pesanan TNI-AL dan TNI-AU
Seharusnya juga dipertanyakan apakah uang itu diterima PT. DI sepenuhnya ???? (sapi Perah)
Tahun 2012 merupakan moment kebangkitan Dirgantara Indonesia.
dan Dirut. PT. DI menyatakan dihadapan DPR tidak ada keterlambatan pengiriman setelah tahun tersebut, Semua sesuai kontrak
Jadi kalau ingin PT. DI Professional, maka harus dikelola secara penuh oleh para Ahli dari sipil sepenuhnya, tanpa ada lagi campur tangan lagi dari Pemerintah.
Faktanya tidak bukan ??? PT. DI selalu diganggu terus
Setuju,,,
Semoga PTDI dapat dikelola penuh oleh para ahli dan tentunya harus berkomitmen.
Tp ini pendapat saya,dgn dibelinya AW 101,mungkin ini dapat menjadi trigger untuk PTDI agar kedepannya dpt lebih baik lg dlm berkarya. Dimana helikopter AW saat ini di pegang (maintenance) oleh Perusahaan lain bukan PTDI.
Jadii kedepannya PTDI bakal ada saingan dgn perusahaan sblh.
@away
Perusahaan apa bung…? lha wong leonardo minta kerjasama dg pt.di kok…sampe2 ada ibu profesor yang meluncurkan tuduhan kalo petinggi pt.di “ada apa2” dg airbus gara2 gak merespon permintaan tsb.
Kalo heli aw ini jadi, yang ngerawat ya depohar AU
Kalau masalah harga, jelas ngak ada yang tahu persis berapa (rahasia)
namun kita bisa menggunakan referensi yang paling mudah saja yaitu Wikipedia.
AW101 = US$ 21 juta (tahun 2009)
EC725 = US$ 20 juta (Tahun 2013)
Kemungkinan harga diatas adalah harga basic / standart
Pertanyaanya AW101 harga tahun 2013 berapa ? tentunya tidak lebih murah bukan ?
Saya cuplik dari TEMPO.CO.ID :
AW 101 = US$ 45 – 50 juta
EC-225 = US$ 35 – 40 juta
biaya perawatan AW 101 sekitar US$ 2.029 per jam
biaya perawatan EC-225 hanya US$ 1.246 per jam (PT. DI – Airbus)
Biaya Operasional AW 101 adalah US$ 4.037 per jam
Biaya Operasional EC-225 adalah US$ 3.002 per jam
Pimpinan TNI AU beberapa waktu lalu mengumumkan untuk mengubah tipe helikopter VVIP menjadi Agusta Westland AW-101. Perubahan tipe helikopter VVIP TNI AU menjadi AW-101 juga didasari dengan persyaratan yang tidak jelas
Yang suka ganggu PT DI siapa ya ?
Anda sangat terlambat bung
Sangat banyak berita nya, silahkan dibuka arsip anda