Saat sasaran melesat cepat dengan ketinggian rendah mendekati obyek vital (obvit), maka elemen pertahanan udara (hanud) titik sangat memerlukan keberadaan fire control system. Apalagi jika sasaran bermanuver dinamis, sontak paduan kerja kanon PSU (penangkis serangan udara) dan rudal SHORAD (Short Air Defence System) harus diintegrasikan agar mampu menghantam sasaran dengan akurasi tinggi, dan amunisi yang dilontarkan bisa efisien. (more…)
Jagad militer negara-negara berkembang mungkin layak bersyukur dengan kreativitas industri pertahanan Cina. Negeri Tirai Bambu ini tergolong sukses menerapkan ToT (transfer of technology), lewat upaya lisensi resmi, bahkan tak sedikit juga menjiplak tanpa ijin, Cina berhasil memproduksi alutsista sejenis buatan Negara Barat dan Rusia dengan harga miring. Cina seolah menjadi jawaban atas keterbatasan kocek negara berkembang yang butuh solusi persenjataan yang sifatnya taktis. (more…)
Angan-angan netizen yang mendambakan TNI agar punya rudal hanud (SAM/surface to air missile) jarak sedang – jauh, nampaknya masih ‘jauh’ dari kenyataan. Alih-alih melanjutkan penjajakan pengadaan rudal hanud S-300 dari Rusia, justru Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI masih berkutat pada PSU (Penangkis Serangan Udara) bergenre SHORAD (Short Range Air Defence), salah satu yang dilirik adalah rudal PL-9C buatan Luoyang Electro-Optics Technology, Cina.
(more…)