Meski saat didatangkan belum dilengkapi rudal anti kapal, namun potensi pengadaan dua OPV (Offshore Patrol Vessel) rasa frigat dari Italia, Paolo Thaon di Revel class dengan metode rapid acquisition, merupakan momen besar bagi sistem senjata kapal perang TNI AL. Pasalnya OPV Thaon di Revel class dalam paketnya dibekali meriam Otobreda 127/64 pada haluan. Bila pengadaan OPV ini terealisasi, maka predikat kapal perang TNI AL dengan kaliber terbesar bukan lagi berada di korvet Fatahillah class. (more…)
Ada kabar terbaru dari Negeri Ottoman, dimana Angkatan Laut Turki berhasil menuntaskan uji coba laut atas meriam kapal MKE 76 mm. Perusahaan milik negara Turki MKE (Makine Kimya Endüstrisi) telah menyelesaikan uji coba laut dari meriam Naval Gun 76 mm yang dikembangkan di dalam negeri di atas korvet Burak Class (D’Estienne d’Orves-class aviso) TCG Beykoz (F-503). (more…)
Alih-alih terus menjadi importir meriam kapal OTO Melara 76 mm, Turki diwartakan telah mengembangkan meriam kapal dengan desain mirip OTO Melara 76 mm SR (Super Rapid) Gun. Adalah Makine Kimya Endüstri (MKE), manufaktur persenjataan Turki yang pada 2 Desember 2021 lalu merayakan tuntasnya fase uji coba penembakan dengan peluru tajam dari meriam yang diberi label MKE 76 mm. (more…)
Bagi kapal-kapal perang berstandar NATO, keberadaan OTO Melara 76 mm ibarat ‘meriam sejuta umat,’ lantaran begitu banyak dipasang di beragam jenis kapal perang, mulai dari kapal patroli, korvet, frigat sampai destroyer. Namun lain halnya dengan Angkatan Laut Sang Naga, berusaha mandiri dalam adopsi alutsistanya, AL Cina punya kebanggaan tersendiri untuk meriam pada haluan kapal perangnya. (more…)
Oto Melara 76 mm bisa diibaratkan sebagai meriam ‘sejuta umat,’ lantaran populasinya begitu banyak digunakan pada beragam jenis kapal perang manca negara. Namun, dari sekian banyak Oto Melara 76 mm yang beredar, tak banyak yang dijadikan sebagai simulator sistem senjata. Rupanya di Asia Tenggara, baru Indonesia yang sukses mengintegrasikan Oto Melara dengan GFR (Gunnery Firing Range). (more…)
Pertama kali diperlihatkan ke publik pada Indo Defence 2008, meriam howitzer ME-105 yang dirilis PT Pindad langsung membetot perhatian publik. Betapa tidak, inilah sosok meriam tarik pertama yang wujudnya secara nyata berhasil dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Saat itu, Indonesia sudah berhasil memproduksi kapal patroli cepat, pesawat intai, panser sampai senapan serbu, namun ironisnya, lini persenjataan artileri seperti seolah terlupakan, terlepas dari upaya produksi munisi yang telah dilakukan oleh PT Pindad selama ini. (more…)
Setelah resmi dipensiunkan pada 16 Agustus 2019, arsenal persenjataan yang menjadi ‘kenang-kenangan’ dari KRI Slamet Riyadi 352, yakni meriam reaksi cepat Oto Melara 76 mm pada haluan frigat Van Speijk Class tersebut, kini telah tepasang pada simulator sistem senjata kapal perang yang berada di Paiton, Jawa Timur. Dan ada kabar bahwa untuk pertama kalinya, pada 21 November lalu telah dilakukan uji penembakan untuk pertama kalinya Oto Melara sebagai senjata pertahanan pantai. (more…)
Akhir Agustus lalu TNI AL diwartakan meluncurkan dua kapal perang (patroli) berikut shipnaming kelas PC-40, yaitu KRI Bubara 868 dan KRI Gulamah 869. Kedua kapal perang produksi PT Caputra Mitra Sejati diresmikan oleh KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji di fasilitas galangan di Banten pada 26 Agustus 2019. Yang menarik, kedua kapal yang diluncurkan tersebut menggunakan nomer lambung dari kapal perang lama yang kini sudah diturunkan perannya dari KRI ke KAL. (more…)
Sembari menunggu kesiapan tempur optimal dari frigat RE Martadinata Class, debut frigat Ahmad Yani Class (aka – Van Speijk Class) masih sebisa mungkin dipertahankan. Pihak TNI AL sendiri sebenarnya telah mencanangkan pada tahun 2017 untuk memensiunkan secara bertahap 6 unit Van Speijk Class. Bahkan ditargetkan keenam frigat yang pernah menjadi flagship Satuan Kapal Eskorta (Satkor) akan pensiun penuh pada tahun 2022. (more…)
Siapa yang tak kenal dengan Oto Melara 76 mm, digunakan setidaknya di 15 unit kapal perang TNI AL, menjadikan kanon reaksi cepat besutan Italia ini begitu mahsyur dalam jagad alutsista TNI. Kanon ini dalam beragam variannya terus didaptasi untuk kebutuhan kelas kapal perang. Nah, meski kondang sebagai senjata utama di kapal perang, namun siapa sangka Oto Melara 76 mm juga pernah didaptasi ke dalam platform kendaraan tempur lapis baja. (more…)