Skywall: Senjata Man Portable Peringkus Drone Intai

Karena kerap digunakan untuk misi pengintaian oleh lawan, maka drone alias UAV (Unmanned Aerial Vehicle) lebih berharga jika bisa ditangkap atau dialihkendali, sehingga drone dengan muatan sensor dan database berteknologi tinggi dapat dipelajari isinya. Metode untuk meng-capture drone ada beberapa cara, mulai dari jamming seperti yang berhasil dilakukan Iran pada drone RQ-170 Sentinel milik AS, dimana kendali drone dapat diakuisisi sampai didaratkan. Atau ada langkah jamming frekuensi untuk melumpuhkan drone guna dijatuhkan.

Baca juga: Airbus Defence and Space Perkenalkan Teknologi Counter Drone (UAV)

Kesemua cara diatas punya keunggulan masing-masing disesuaikan konteks kondisi di lapangan. Namun kini ada opsi untuk nenangkap drone secara utuh tanpa melalui proses jamming yang rumit. Inilah yang ditawarkan Openworks Enginering, manufaktur teknologi persenjataan dan alat-alat keamanan dari Inggris, yang telah meluncurkan Skywall 100 Man Portable Drone Defence.

Disebut Man Portable lantaran pola penggunaan Skywall 100 mirip sebuah rudal panggul MANPADS atau bisa jadi mirip pasukan infanteri yang mengoperasikan senjata anti tank bazooka. Skywall 100 memungkinkan operator di permukaan untuk menangkap drone yang dianggap mencurigakan secara aman. Sistem ini menjamin drone yang ditangkap dapat mendarat di permukaan dengan aman, pasalnya drone setelah berhasil terkena jarring-jaring yang dilontarkan proyektil, maka drone yang tertangkap tadi diturunkan ke permukaan lewat parasut.

Baca juga: Bullray UAS – Drone Copter Amfibi dengan Kemampuan Tembak Sasaran

Skwall 100 dengan wujud senjata panggul punya bobot kosong 12 kg, dengan pola tembakkan compressed air power, lontaran proyektil dapat menjangkau jarak ketinggian maksimum 100 meter dan minimum 10 meter. Sistem Skywall didapauk dapat menangkap drone yang melaju dengan kepatan maksimum 15 meter per detik, atau drone dengan kecepatan jelajah 12,5 meter per detik. Karena mengusung compressed air power, maka efek suara yang dihasilkan dari tembakkan Skywall 100 tidak terlalu keras, bahlan cocok dalam menunjang silent operations.

Untuk membidik drone, gunner mengandalkan Smart Scope, versi standar Smart Scope menggunakan Reflex Scope yang terintegrasi dengan range dispay, ini digunakan khusus penembakkan pada siang hari. Jika mau lebih, pembidik Skywall 100 bisa ditambahkan laser with integrated gyroscope dan atmospheric sensor package. Ditangan seorang gunner, Skywall 100 dapat di-reload dengan relatif cepat (breach loading).

Baca juga: Meggit BTT-3 Banshee – Target Drone “Misterius” yang Hanyut ke Perairan Riau

Amunisi yang digunakan pada Skywall 100 mirip dengan proyektil pada mortir. Bobot proyektil sekitar 760 gram, bila proyektil telah pecah, maka akan mengembang jejaring yang dapat menangkap drone dalam bentang 8 sq meter. Sebagai ilustrasi, drone quadcopter jenis DJI Phantom 3 dapat diringkus dan dijatuhkan lewat parasut dengan drop speed 3,3 meter per detik.

Dalam paketnya Skywall dapat melontarkan proyektil latih (SP01), proyektil net deployment (SP10), proyektil net with parachute (SP40), dan proyektil net with ECM (Electronic Counter Measure) (SP80). Secara keseluruhan senjata penangkluk drone ini sudah memiliki standar IP54 dan dapat beroperasi pada suhu -5 sampai 50 derajat celcius.

Baca juga: PMRobotics JT-240 – Drone Penantang Kanon Oerlikon Skyshield Paskhas TNI AU

Meski terbilang senjata jenis baru, Skywall 100 sudah dipercaya oleh Secret Service dalam pengamanan kunjungan Presiden Barack Obama ke Berlin, pada bulan November 2016. Skywall 100 digunakan untuk menangkal potensi serangan teroris yang menggunakan drone. Lain dari itu, Skywall 100 dapar dimanfaatkan untuk memaksimalkan restricted airspace di suatu obyek vital. Selain Skywal 100, ada versi Skywall 200 dengan mounting, dan Skywall 300 dengan peluncur otomatis yang dapat dikendalikan secara remote. (Gilang Perdana)

7 Comments