Setelah Terkatung Lama, Akhirnya TNI AU Terima 2 Unit Helikopter SAR Tempur EC-725 Super Cougar

helikopter-ec725-cougar_20151204_202527

Pangkal polemik antara TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) disebabkan karena keterlambatan pengriman produk yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Karena kekecewaan pihak TNI AU, sampai TNI AU mulai melirik pengadaan helikopter angkut utility dari pabrikan lain, seperti berita pengadaan helikopter AgustaWestland AW101 yang santer beberapa waktu lalu. Meski molor dari jadwal, pada hari Jumat (25/11/2016) akhirnya PT resmi menyerahkan dua unit helikopter SAR Tempur (Combat SAR) Airbus Helicopters EC-725 Super Cougar untuk memperkuat Skadron Udara 8.

Baca juga: TNI AU Ajukan (Lagi) Pengadaan Helikopter AgustaWestland AW101

Secara keseluruhan, Kemhan RI memesan 6 unit EC-725 Super Cougar. Dengan diserahterimakannya dua unit Super Cougar menjadi pertanda baik hubungan antara PT DI dan TNI AU, untuk selanjutnya sisa empat unit Super Cougar akan diserahkan pada tahun 2017.

ec725

Baca juga: Unit Perdana Helikopter SAR Tempur EC725 Cougar TNI AU Diserahkan Ke PT Dirgantara Indonesia

Untuk menunjang misi SAR Tempur , heli Cougar dilengkapi dengan personnel locator system (PLS), yang bekerja berdasarkan sistem encrypted communication homing, alat ini berkomunikasi dengan komputer navigasi Avionique Nadir MK2 dari Thales yang kemudian memilih moda navigasi. Dalam memudahkan observasi pada suatu sasaran, Super Cougar dilengkapi dengan kubah pemantau pada pintu kabin, lampu pencari, perangkat FLIR (Forward Looking Infrared) pada sisi bawah hidung, dan radar pendeteksi berjangkauan pandang luas dengan PLS. Awaknya dilengkapi perangkat NVG (Night Vision Goggles) generasi ketiga. Pendek kata, kokpit Cougar yang serba digital sudah kompatibel dengan NVS (Night Vision Systems).

Baca juga: Intip Lebih Dekat Helikopter SAR Tempur EC-725 Super Cougar TNI AU

Telang dilengkapi perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red) .
Telang dilengkapi perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red) .

Baca juga: Airbus Helicopters EC 725 Super Cougar – Andalan SAR Tempur Paskhas TNI AU

Dalam misi SAR yang melibatkan penyelamatan dari laut, dapat digunakan fitur auto pilot digital SFIMPA yang diatur pada operasional kelas berat. Pada mode operasi ini, manuver untuk transisi dan hovering berlangsung secara otomatis.

Menhan Ryamizard Ryacudu saat acara serah terima (25/11), berpose di door gun FN MAG 7,62 mm.
Menhan Ryamizard Ryacudu saat acara serah terima (25/11/2016), berpose di door gun FN MAG 7,62 mm.

Baca juga: FN MAG 7,62mm GPMG – Senjata Multi Platform, Andalan Infanteri Hingga Beragam Rantis TNI

Sebagai heli yang mampu mengembang misi tempur secara total, Cougar juga dilengkapi dengan sistem peringatan peluncur rudal (EWR), hal ini amat diperlukan mengingat heli banyak beroperasi di wilayah konflik, ketika harus terbang rendah, maka potensi serangan dari rudal panggul (SAM MANPADS) menjadi sangat berisiko. Tak hanya itu, heli ini juga dapat dilengkapi dengan sistem pengacau infra merah dan radar serta flare decoy, maklum ada beberapa rudal panggul yang mengandalkan pemandu infra red. Kelengkapan tambahan lain adalah centrisep multi purpose air intake yang memungkinkan helikopter dapat beroperasi dengan aman di wilayah gurun pasir maupun medan berdebu. Nah, bicara soal main ‘debu’ sudah dibuktikan dengan handal, tatkala heli ini dikerahkan secara maksimal dalam berbagai misi tempur di Afghanistan.

Dari segi daya angkut, Super Cougar layak disebut heli angkut sedang, meski di lingkungan TNI AU akan disebut sebagai heli angkut berat dengan kemampuan membawa 29 prajurit dengan senjata lengkap, atau dapat enam penumpang yang ditandu, ditambah sepuluh penumpang lain. (Haryo Adjie)

41 Comments