Raytheon Anschütz Pasok Teknologi 3D Steering and Submarine Control Untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL

Meski kapal selam pesanan TNI AL, Nagapasa Class (Type 209/1400) dibangun di Korea Selatan, namun sentuhan Jerman tak bisa dilepaskan atas kehadiran kapal selam diesel listrik ini. Selain teknologi hardware berupa elektrik motor dan periskop yang mengacu ke pemasok dari Jerman, sistem aplikasi alias perangkat lunak pun masih mengacu pada negara asal Type 209. Merujuk ke siaran pers (13/7/2017) yang dikeluarkan Raytheon Anschütz, penyedia sistem navigasi dan kendali kapal yang berbasis di Kiel, Jerman ini mengumumkan telah berhasil melalui tahapan Sea Acceptance Test onboard pada Nagapasa Class (aka – Changbogo Class) TNI AL.

Baca juga: Cassidian Optronics – Periskop Canggih Untuk Kapal Selam Changbogo Class TNI AL

Raytheon Anschütz yang kampiun sebagai pemasok sistem kendali dan navigasi lebih dari 100 kapal selam di seluruh dunia, disebutkan telah mengirimkan type S55 submarine steering stand, termasuk sistem autopilot tiga dimensi terbaru, serta sistem pemantauan baterai kepada Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) sebagai galangan pembangun Nagapasa Class di Korea Selatan.

Sebagai kapal selam yang dibangun dengan sistem komputerisasi canggih, Raytheon Anschütz memasok Nagapasa Class dengan sistem terbaru yang memiliki kontroler kuat, menjamin kemudi dan manuver kapal selam aman dengan kecepatan, ketepatan dan kebisingan minimal. Solusi Raytheon Anschütz berbasis perangkat lunak dengan fitur autopilot dapat menawarkan rentang fungsional yang diperluas, termasuk integrasi cerdas dari sistem kemudi kemudi dengan grafik laut elektronik atau sistem kesadaran situasional untuk pengarahan waypoint dan perencanaan manuver taktis.

Baca juga: SLMM Changbogo Class – Sang Ranjau Pembunuh dari Kedalaman Laut

Secara umum, S55 submarine steering stand terdiri dari elemen Integrated Navigation, 3D Steering and Submarine Control, Data Management Systems, dan Monitoring Systems. Bila dibedah lebih dalam, Integrated Navigation menyatukan dari kemampuan tools gyro compass, INS (Inertial Navigation System), radar, echo sounder, EMLOG, DOLOG, WAIS, WECDIS/ECDIS, route planning, GPS (Global Positioning System), Galileo, dan Glonass. Sementara 3D Steering and Submarine Control mencakup kustomisasi sistem kemudi, ballast and trim control, dan hoistable mast control. Sedangkan bicara tentang Data Management System, Raytheon Anschütz menawarkan kombinasi network data management, data fusion and distribution, plausibility and integrity checks, dan free sensor selection. Dan elemem terakhir adalah Monitoring systems. Yang disebut terakhir ini terdiri dari sea water sensors, wireless battery and monitoring systems, dan sound velocity.

“Autopilot 3D terbaru kami menunjukkan ketepatan kemudi dan pelanggan kami telah menyatakan kepuasan mereka terhadap ketahanan dan kinerja solusi kemudi terpadu. Tes penerimaan untuk kapal selam Indonesia ini merupakan keberhasilan ketiga dari autopilot baru dalam program kapal selam internasional,” ujar Gerald Baden, pimpinan divisi bisnis kapal selam Raytheon Anschütz. Proyek Hull 7712 adalah yang pertama dari tiga kapal selam kelas 209 yang dibangun untuk Angkatan Laut Indonesia. Kapal selam ini menampilkan desain yang dimodifikasi dan sedang dibangun di galangan Okpo Daewoo di Korea Selatan.

Baca juga: Kongsberg MSI-90U Mk 2 – Canggihnya Combat Management System di Changbogo Class TNI AL

Raytheon Anschütz bisa dibilang masih terdengar asing di Indonesia. Perusahaan asal Jerman yang punya kantor cabang di Singapura ini bukan pemain baru dalam industri navigasi kapal. Anschütz telah berdiri sejak 1905, dedikasi perushaan ini sudah barang tentu sangat besar dalam mendukung U-Boat Jerman di Perang Dunia II. Di tahun 1995, Anschütz resmi diakuisisi oleh manufaktur alutsista asal Amerika Serikat, Raytheon Company. Namun basis bisnis dan identitas perusahaan tetap berada di Jerman sebagai Raytheon Anschütz GmbH. (Gilang Perdana)

6 Comments