Penyelam TNI AL Gelar Latihan Darurat Penyelamatan “K-2 Dolphin III” di Situbondo

Anda masih ingat dengan musibah AirAsia QZ8501 di Selat Karimata? Atau juga insiden kecelakaan saat latihan evakuasi kapal selam di KRI Cakra 401 tahun 2012 silam, kedua kecelakaan dalam aspek laut tersebut faktanya turut melibatkan peran para penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) TNI AL, pasalnya untuk misi evakuasi kecelakaan di bawah permukaan laut, memang para penyelam Dislambair yang paling siap, termasuk dengan peralatan pendukung aksi penyelaman di laut dalam.

Baca juga: Submarine Escape Immersion Equipment MK-10 Suite – Perlengkapan Evakuasi Darurat Untuk Awak Kapal Selam TNI AL

Dan mengutip dari tnial.mil.id, pada Rabu (6/9/2017) telah dilangsungkan latihan rutin triwulanan yang diberi sandi K-2 Dolphin III TW. III 2017 di perairan Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur. Latihan lapangan diikuti oleh seluruh prajurit Dislambair Koarmatim dalam melaksanakan beberapa rangkaian serial latihan diantaranya, Fins swimming, Emergency drill (Scuba), penyelaman di kedalaman 25 meter yang meliputi latihan kedaruratan di kedalaman 20 M, Latihan pengelasan bawah air dan latihan pengapungan objek tenggelam serta latihan Full Mission Profil (FMP) yang meliputi pencarian objek tenggelam, prosedur komunikasi, salvage dan evakuasi medis darurat.

Secara umum, penyelam Dislambair mempunyai tiga kemampuan utama, yakni ship diver, salvage diver, dan demolition diver. Ship diver adalah peran untuk melaksanakan perawatan anatomi kapal bawah air dan perbaikan maupun pertolongan kedaruratan bawah air bagi unsur–unsur armada. Sedangkan salvage diver menjalankan fungsi operasi penyelaman lebih dari 40 meter dan pelaksanaan rekayasa enginering pada pertolongan kecelakaan material tempur di laut. Sementara demolition diver menjalankan aksi untuk mencari, mengidentifikasi dan mengamankan senjata bawah air maupun rintangan buatan yang mengganggu lalu lintas kapal permukaan di perairan dan pantai pendaratan.

Baca juga: DSAR 6 MV Swift Rescue – Kapal Selam Penyelamat, Spesialis Laut Dalam

Nah, diantara peralatan selam yang diunggulkan Dislambair adalah Kirby Morgan Band (KMB), yakni peralatan selam yang mampu mendukung penyelaman sampai kedalaman 100 meter atau lebih.KMB merupakan alat selam jenis surface supply breathing apparatus (SSPA) yang udaranya disuplai dari permukaan. Udara yang disuplai disesuaikan dengan kedalaman. Melebihi 40 meter, oksigen harus dicampur dengan helium. Tiap meter, komposisi helium dan oksigen punya takaran tersendiri.

KMB merupakan rangkaian alat yang terdiri dari helm, kabel 4 warna sepanjang 150 meter, dan monitor di permukaan. Helm yang digunakan adalah helmet Kirby Morgan tipe 37 free flow yang tidak akan mengaburkan pandangan meski ada penguapan dari pernapasan.

Helmet Kirby Morgan tipe 37

Baca juga: Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402 Uji Free Escape dengan SEIE MK-10 Suite

Helm free flow tersebut terhubung ke monitor dengan kabel 4 warna yang tiap warnanya punya fungsi tersendiri. Kabel kuning mengalirkan udara, kabel merah untuk komunikasi, kabel oranye untuk cctv dan lighting, sedangkan kabel hitam digunakan untuk mengukur kedalaman. Semua data dari bawah laut akan ditransfer melalui kabel tersebut ke permukaan. Bila menyelam menggunakan peralatan ini, penyelam dapat menjelajah bawah laut, berkomunikasi, sekaligus merekam temuan.

Dengan datangnya alutsista bawah air terbaru, yakni kapal selam KRI Nagapasa 403, kesiapan Dislambair terus ditingkatkan, terutama untuk mendukung misi terkait kondisi darurat. (Sam)

One Comment