Misteri MH-370: Sempat Menghindari Pantauan Radar Kohanudnas!

cover-1

Boeing 777-200ER (extended range) milik Malaysia Airlines MH-370 adalah pesawat bermesin dua Roll-Royce Tren 892 yang dinilai memiliki teknologi tercanggih dan mencatat rekor keselamatan nyaris sempurna. Hari itu, 8 Maret 2014 pukul 00:41 waktu KL (Kuala Lumpur), MH-370 mengangkut 239 penumpang, termasuk 12 kru. Sesuai jadwal, pesawat akan mendarat pukul 06:30 waktu Beijing.

Baca juga: Pangkohanudnas – ALKI III Jadi Wilayah ‘Favorit’ Pelanggaran Wilayah Udara Nasional

Tapi secara tiba-tiba, bak muncul petir di siang hari bolong, MH-370 dinaikkan ketinggian terbangnya hingga 45.000 kaki (13.716 km), dan kemudian dalam sekejab, pesawat diturunkan kembali ke ketinggian 23.000 kaki (7.104 km). Sesuai standar pabrik, service ceiling Boeing 777 adalah 43.100 kaki dan dibatasi dengan wing critical dan engine critical. Bila pesawat dipaksakan terbang lebih dari 43.100 kaki, bisa menyebabkan terjadinya high speed stall.

Bila high speed stall terjadi, maka ancaman G (gravitasi) negatif dapat menyebabkan para penumpang mengalami kondisi red out. Darah mengalir keras ke kepala dan kondisi tubuh akan menjadi sangat buruk karena pesawat stall sekitar 22.000 kaki (7 km). Akibatnya pembuluh darah di kepala bisa pecah, darah bisa keluar dari mata, telinga, hidung, dan mulut. Penumpang dan awak pesawat yang tidak siap akan kolaps, bahkan bisa tewas. Aksi ini diduga kuat sebagai upaya pilot untuk menguasai keadaan pesawat tanpa gangguan.

Boeing 777-200ER Malaysia Airlines (MAS)
Boeing 777-200ER Malaysia Airlines (MAS)

Keganjilan MH-370 tak itu saja, menara pengawas Malaysia kehilangan kontak sekitar pukul 01.30 waktu KL, ketika pesawat berada di atas Laut Cina Selatan – tepatnya di Semenanjung Cau Mau, Vietnam. Tak ada tanda-tanda (distress signal) bahwa pesawat sedang mengalami gangguan. Belakangan kemudian diketahui lewat analisis radar militer Malaysia, MH-370 berbalik arah hampir 360 derajat ketika hilang kontak di atas Laut Cina Selatan.

Empat hari setelah MH-370 dinyatakan hilang, Direktur CIA, John Brennan, mengatakan ada sejumlah anomali yang sangat ingin diketahui seputar hilangnya MH-370. Mantan penasihat kontra terorisme untuk Presiden Barack Obama itu menyatakan bahwa Ia tidak akan mengesampingkan kemungkinan adanya tindak bunuh diri dan juga tidak mengesampingkan kemungkinan terkait dengan terorisme.

Banyak tanda tanya besar dalam hilangnya MH-370, mulai dari keberadaan dua penumpang asal Iran yang menggunakan paspor palsu. Ditambah sosok Kapten Pilot Zaharie, yang ternyata memiliki sebuah simulator tipe X-Plane yang merupakan produk terbaru dengan OS Microsoft. Simulator ini mempunyai kemampuan melalukan beberapa simulasi darurat dan tempur. Beberapa memori simulator diketahui dihapus pada 3 Februari 2014.

Curiganya lagi, sekitar dua jam sebelum terbang, Kapten Zaharie telah menerima telepon dari seorang wanita selama dua menit (merupakan telepon terakhir). Setelah ditelusuri oleh pihak kepolisian, ternyata itu sebuah telepon prabayar yang dibeli dengan identitas palsu oleh seorang wanita. Sebagai catatan, peraturan Malaysia sangat ketat memberlakukan pembelian nomer prabayar sebagai tindak lanjut pengamanan terkait serangan teroris 911 yang meruntuhkan WTC.

Menghindari Pantauan Radar Militer Indonesia
Dalam aksi ini, pilot sangat paham sistem avionik dan navigasi serta telah mengubah isian waypoint dan tidak menimbulkan kecurigaan radar militer Malaysia. Setelah balik arah 360 derajat, rute yang dilewat rata-rata mengikuti garis batas FIR (flight information region), menjadikan pihak ATC (air traffic control) ragu siapa yang berhak mengontrol aktvitas pesawat tersebut.

Saat pertama transponder ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) dimatikan di waypoint IGARI (01:21), MH-370 dalam peralihan dari FIR Kuala Lumpur ke FIR Ho Chi Minh, kemudian terus terbang ke arah barat sampai waypoint VAMPI di FIR Malaysia dan Indonesia, lalu berbelok ke Timur Laut ke waypoint GIVAL (selatan Phuket). Manuver masih berlanjut, pesawat berbelok ke Barat Daya ke waypoint IGREX, berlanjut terus masuk jalur P628 yang merupakan jalur penerbangan ke Timur Tengah dan Eropa. Dari sinilah radar militer kehilangan jejak. Pilot nampak menyadari karena Ia bebas menerbangkan pesawat tanpa ada potensi terlacak radar militer negara mana pun. Yang pasti MH-370 menghindari ruang udara India, karena national guard-nya yang sangat ketat. Setelah transponder dimatikan, dan arah diubah, maka sejak itu pula MH-370 menjadi sebuah obyek yang disebut sebagai black flight. Saat itulah, berlangsung aksi pembajakan.

Rute MH-370 setelah lost contact.
Rute MH-370 setelah lost contact.

mh370

Dilihat dari hasil analisa di peta, terlihat bahwa manuver MH-370 dimaksudkan bila pesawat terpantau radar militer Indonesia yang tergabung dalam Kohanudnas (Komanda Pertahanan Udara Nasional), akan terlihat jika pesawat bukan merupakan ancaman untuk Indonesia, karena arahnya menjauh ke Timur Laut. Pilot MH-370 rasanya paham akan ketegasan Indonesia dalam menangani black flight (Lasa X). Dilihat dari manuver MH-370 yang menuju selatan Samudera Hindia, nampak pesawat tidak melewati ruang udara Indonesia, yang ada adalah pesawat mengitari ujung batas Sumatera Bagian Utara.

Sebagai catatan, Kohanudnas memang menempatkan beberapa satuan radar (Satrad) di kawasan Sumatera Bagian Utara. Merujuk dari situs Kohanudnas.mil.id, Kohanudnas menempatkan Satrad 231 di Lhokseumawe, Satrad 233 di Sabang, dan Satrad 234 di Sibolga. Beberapa Satrad menggunakan jenis radar Thomson TRS 2215/2230 buatan Perancis. Radar besutan tahun 80-an ini punya deteksi sasaran sejauh 510 km dengan tracking up sampai 32 derajat.

Menurut keterangan, pihak Kohanudnas saat itu tidak mendeteksi keberadaan MH-370 yang telah menjadi black flight. Seandainya terdeteksi dan ada potensi pesawat mengarah masuk ke ruang udara Indonesia, maka TNI AU pun bisa dengan segera meng-intercept black flight. Yang terdekat dengan TKP adalah Skadron Udara 12 yang menjadi tempat bersarangnya jet tempur taktis Hawk 100/200. Jet tempur yang bermarkas di Pekanbaru ini selalu siaga dalam tugas CAP (combat air patrol). Untuk meladeni black fight, jet tempur buatan Inggris ini dibekali rudal udara ke udara AIM-9P4 Sidewinder dan kanon ADEN 30 mm.

Petunjuk dari Inmarsat
Meski komunikasi dan transpoder dimatikan, tapi masih ada harapan untuk menelusuri jejak MH-370. Pasalnya pilot tidak bisa mematikan transmisi yang ada di electronic bays di bawah kokpit. Dengan demikian, sinyal berupa blips berhasil direkam satelit Inmarsat (International Maritime Satellite Organization) setiap sejam sekali. Dari sinilah diketahui pesawat masih terus terbang hingga 5 jam setelah hilang kontak, dan sinyal blip yang tak berisi pesan dan data ini menginformasikan blip terakhir pada pukul 08:11 yang diduga sebagai waktu jatuhnya pesawat di kawasan selatan Samudera Hindia.

MH360-flight-satellite-729px-620x349

Area yang diduga tempat berakhirnya penerbangan MH-370
Area yang diduga tempat berakhirnya penerbangan MH-370
Pencarian kotak hitam MH-370 menjadi tantangan terberat dalam sejarah penerbangan.
Pencarian kotak hitam MH-370 menjadi tantangan terberat dalam sejarah penerbangan.

Misteri MH-370 inilah yang menarik perhatian pengamat intelijen Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan. Dalam buku “Misteri MH-370, Menyangkal Anggapan Malaysia Tentang Kecelakaan dan Pengkaburan Motif Kejahatan di Samudera Hindia,” Ia menyebut hilangnya MH-370 adalah dibajak dan secara sengaja diarahkan ke kawasan terpencil dengan laut yang ganas dan dalam. Tujuannya untuk menghilangkan kotak hitam agar kasus ini tetap menjadi sebuah misteri. Ini membuktikan serangan dikakukan terencana dan terstruktur. Sebelum kotak hitam ditemukan, akan banyak negara Barat dan para pengguna Boeing 777 yang gundah dan resah.

Meninjau kasus dari kacamata intelijen, dari beberapa fakta-fakta yang ada, maka kemungkinan pembajakan sangat mungkin terjadi. Dalam mencari pesawat yang hilang, menurut Prayitno Ramelan, keputusan pemerintah Malaysia sangat lambat. Pada awalnya, disimpulkan pesawat kemungkinan jatuh di kawasan Laut Cina Selatan, yang kemudian disisir oleh armada udara dan laut dari 12 negara. Ternyata, setelah tujuh hari hilang, pencarian digeser ke kawasan Samudera Hindia.

Baca juga: Setelah Setahun Tak Beroperasi, Radar AR 325 Commander di Satrad 224 Kini Telah Berfungsi Normal

Dalam bukunya, Prayitno Ramelan juga mengungkap berbagai analisa intelijen tentang berbagai latar belakang dari aksi teror ini. Adanya dugaan keterlibatan jaringan Al-Qaeda dan kepentingan Australia juga disinggung secara gamblang dalam buku setebal 252 halaman ini. Tambah menarik, kata pengantar tentang kasus ini dari Budiarto Shambazy (wartawan Senior Kompas) dan mantan KSAU Marsekal TNI (Pur) Cheppy Hakim. (Haryo Adjie)

Informasi Buku
Judul : Misteri MH-370
Penulis : Marsda TNI (Pur) Praytno Ramelan
Penerbit : Phoenix Publishing Project
Jumlah Halaman : xxx + 252 Hal

5 Comments